11

3.6K 530 133
                                    

"JIMIN KENAPA?!"

Sepasang sosok yang sudah tidak muda lagi itu datang dan salah satunya langsung saja berteriak dengan wajah paniknya.

Menatap satu persatu orang disana yang hanya diam sambil menunduk tanpa menjawabnya.

"Kau! Ini pasti ulahmu kan?! Apa yang kau lakukan pada cucuku, Sialan?!"

Pandangannya tertuju ke arah salah satu dari mereka. Langsung menghampiri dan kembali meneriakkan suara nyaringnya.

"Bu...bukan...sa...salahku"

Terdengar dari suaranya saja sangat bergetar. Tidak hanya suaranya, juga tubuhnya pula.

"Kau apakan lagi cucuku?! Tidak puas membuatnya terpuruk selama ini, hah?!"

Bahkan tangan wanita itu sudah mencengkram kedua bahu si manis yang masih bergetar.

"Bu..bukan salahku!"

Meski masih tergagap, suara itu semakin terdengar daripada sebelumnya. Lebih lantang dengan kalimat yang sama.

"Sudah, Nyonya. Anda tidak lihat bagaimana kondisi Yoongi sekarang? Jangan menyalahkannya lagi"

Kali ini kepala keluarga Jung sendiri yang ikut turun tangan. Meski sebelumnya dirinya enggan sekali berurusan dengan Nyonya besar keluarga Kim yang sungguh merepotkan ini. Sejak dulu.

"Apa kau bilang?! Kau kira-"

Plak~

Semua mata langsung saja tertuju ke arah orang yang barusaja melayangkan tangannya itu. Menghentikan perdebatan dan bahkan menghentikan ucapan si Nyonya besar yang ikut terkejut bukan main.

Semuanya terkejut lebih tepatnya.

"Tidak bisakah kau tunjukkan rasa bersalahmu kali ini? Setidaknya jangan membela diri sendiri saat sudah jelas kau yang salah sekarang"

Yang paling terpukul tentu saja orang yang ditampar. Hanya bisa melihat nanar ke arah orang yang baru saja melayangkan tangannya ke pipi putihnya. Tak menyangka jika orang yang selama ini diam saja lah yang menegurnya kali ini.

"Jinseok, sudah"

"Aku sudah diam selama ini karena menghargai keputusan Jimin untuk ikut dalam permainan bodohmu ini. Dan sekarang apa yang kau berikan sebagai balasan? Cukup diam jika kau masih memiliki hati nurani, Min Yoongi"

Bahkan menyebutkan marga asli dari orang yang barusaja ditamparnya.

Suasana langsung hening saat itu juga. Bahkan si Nyonya besar yang awalnya ingin marah-marah juga ikut diam saja. Jarang sekali melihat sang menantu yang benar-benar marah. Atau mungkin tidak pernah? Hingga ia sendiri juga kaget.

"Seokjin. Aku tahu kalau Yoongi kali ini memang bersalah. Tapi tidakkah kau berlebihan?" bela kepala keluarga Jung sebagai perwakilan.

"Berlebihan kau bilang? Coba tanyakan pada anak kandungmu itu apa yang sebenarnya terjadi selama ini dan kau bisa putuskan apa tindakanku ini termasuk ke dalam kata 'berlebihan' yang kau maksud itu, Hoseok"

Tunjuk Seokjin pada pemuda tampan yang hanya berdiri dan bersandar pada dinding tanpa berniat ikut dalam perdebatan antar keluarga ini.

"Jaehyun?"

"Huh? Aku?"

Kaget saat dirinya tiba-tiba disebut namanya. Daritadi tidak menyimak perdebatan itu sebenarnya.

-*123*-

"Hei, kelinci. Dimana anakmu?"

Jungkook memang juga berada disana. Ikut menunggu kabar sang kakak bersama keluarganya dengan khawatir.

HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang