20

4.7K 584 83
                                    

"Perutmu masih sakit?"

Yoongi menggeleng. Masih dengan wajah basahnya. Masih dengan wajah blank nan bingungnya. Masih berpikir jika apa yang ia lihat sekarang hanyalah-

"Mimpiku indah sekali"

Sebuah mimpi.

"Memangnya mimpi apa?"

Dan mimpi itu bertanya padanya.

"Jimin. Jimin memelukku dan mengucapkan selamat pagi untukku. Aku tidak mau bangun kalau begini"

Matanya berairnya tak bisa lepas dari sosok yang nampak nyata di depannya. Bahkan hingga bau badannya juga terasa sama. Hidung Yoongi sudah sangat mengenalinya.

"Tapi kau sudah bangun sekarang"

"Tidak, Jimin. Aku sedang bermimpi sekarang. Jangan memaksaku untuk bangun. Aku tidak mau"

Hingga sebuah tangan yang tak terlalu besar itu menyentuh wajahnya. Mengusap lelehan cairan yang menumpuk di wajahnya. Bersarang di kelopak mata kucingnya.

"Jangan membangunkanku" cicit Yoongi pelan.

Tangan putihnya ikut terulur menyentuh tangan si tampan yang masih berada di wajahnya.

"Kenapa menganggap ini sebagai mimpi?"

"Karena Jimin ada disini"

Jawaban cukup menohok dan menyakiti keduanya.

"Apa yang bisa kulakukan agar kau bangun dari mimpi ini?"

"Kubilang jangan bangunkan aku, Jimin"

"Untuk apa?"

"Agar Jimin tetap disini"

Usapan lembut itu kini berubah.

"Akh! Kenapa Jimin mencubitku?!"

Menjadi sebuah cubitan kecil di pipi tembam si manis. Menimbulkan pekikan kecil dari bibir ranum itu.

"Agar kau bangun"

"Apa maksud Jimin?"

"Ini bukan mimpi, Yoongi. Kau sudah bangun sejak tadi"

Si manispun diam. Mencerna penjelasan dari pemuda yang tersenyum ke arahnya sekarang.

"Akh"

Hingga tangannya ikut terulur untuk mencubit pemuda itu. Dengan tangan putihnya sendiri. Memastikan apa yang pemuda itu ucapkan bukanlah bualan semata.

"Jimin...kenapa....disini?"

"Karena disini tempatku. Peranku disini untuk menjagamu dan bayi kita kan?"

"Bayi...kita?"

Turun dari pipi tembam si manis, tangan kecil itu kini sudah berada di atas perut besar yang mulai bergerak-gerak dari dalam sana.

"Sepertinya baby juga sudah bangun, padahal Papa belum membangunkan Baby"

"Pa...pa?"

"Mamamu sangat sulit dibangunkan, tapi Baby sudah bangun sendiri. Baby mochi nomor duanya Papa memang pintar"

"Mo...chi....hiks...Jimin"

Yoongipun langsung menerjang tubuh di depannya. Memeluk tubuh itu dengan erat seperti sosok itu akan pergi lagi jika ia tidak menahannya.

"Tidur nyenyak? Sekarang waktunya sarapan"

Yoongi menggeleng cepat.

"Aku tidak mau sarapan! Hiks... Aku mau Jimin!"

HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang