8

3.2K 516 50
                                    

"Aku ini Ibunya Seokjin! Kau ini siapa, berani-beraninya menghamili anakku?!"

Meski sudah berpindah tempat, perdebatan itu masih terus berlanjut. Dengan posisi Byul Yi yang memeluk Seokjin sambil duduk di sofa.

"Kau ini yang siapa?! Aku ini suaminya, sialan. Terserah mau membuatnya hamil atau tidak. Lepaskan istriku!"

"Tidak mau! Aku mau membawa Seokjin pulang! Disini tidak aman!"

"Enak saja! Jinseok itu milikku!"

Yang diperebutkan hanya memejamkan kedua matanya sambil menghirup dan menghembuskan nafas perlahan. Tak habis pikir dua orang yang sudah tidak muda lagi ini masih saja suka bertengkar tak jelas begini. Begitu kekanakan pikirnya.

"Maaf ya, mereka selalu begini" ujarnya pada dua anak yang ikut terdiam.

Selama beberapa waktu ke depan, hanya terdengar perdebatan dua orang yang masih sama. Dengan tambahan nama binatang yang muncul dari mulut mereka.

"Sudah? Byul Yi, pulanglah. Kasihan Yoongi" ujar Seokjin saat dua orang itu sudah tenang.

"Aku akan pulang denganmu, Seokjin"

"Enak saja! Kau-"

Mulai lagi.

"Ini sudah malam, Byul Yi. Pulanglah"

"Tapi Seokjin-"

"Kalian sudah makan?" tanya Seokjin pada dua anak yang masih belum mengeluarkan suaranya itu.

"Belum, Paman. Saat kami akan makan, Bunda mengajak kami kemari"

Seokjin mengangguk-angguk.

"Kalau begitu makan dulu disini ya?"

"Masakanmu, Seokjin?" potong Byul Yi.

Kembali sebuah anggukkan Seokjin berikan sebagai jawaban.

-*123*-

"Pantas saja tidak keluar" desis Seokjin saat masuk ke dalam kamar anak sulungnya.

Beranjak masuk dan melepas earphone yang terpasang di telinga sang anak.

"Mamih?! Astaga, mengagetkan saja"

Bahkan tak sadar saat Ibunya sudah masuk ke kamarnya.

"Ada Yoongi, tidak ingin menemuinya?"

"Huh? Bagaimana-"

"Cepat keluar"

Seokjinpun berbalik, mengabaikan wajah terkejut si sulung yang nampak blank dan tidak percaya.

Tak berapa lama, si sulung akhirnya sadar dan segera berlari menyusul sang Ibu. Memastikan jika ucapan Ibunya memang benar adanya.

Dan disinilah mereka sekarang. Di ruang makan yang suasananya cukup dingin. Duduk melingkar dengan sebuah meja bulat besar di tengahnya.

"Kenapa ada buaya berbisa disini?!" desis si Nyonya rumah yang juga baru keluar dari kandangnya.

"Mereka masih keluarga, Nana" sahut Seokjin sebagai penengah.

Sementara Jimin yang melihat sosok yang selalu ia pikirkan tiap harinya berada dalam jangkauan matanya itu, tersenyum lebar. Buru-buru mengambil tempat di sebelah pemuda manis yang nampak tak nyaman berada disana.

"Hei, siapa yang menyuruhmu duduk disitu, pendek?!"

Byul Yi yang memutus kontak mata dengan si Nyonya rumah itu melayangkan protesnya.

"Ini rumahku, Bunda mertua. Terserahku mau duduk dimana"

Jawaban yang membuat Byul Yi menggertakkan giginya kesal. Bahkan hampir saja memukul meja makan di depannya kalau saja Seokjin tidak segera menahannya.

HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang