9

3.5K 545 58
                                    

"Jungkook kapan pulang?"

"Rumah Kookie disana, Namjoon"

Namjoon langsung saja melirik tajam ke arah sang istri. Tak percaya akan apa yang diucapkan pria manis itu.

"Kau bilang hanya seminggu, Jinseok"

Ya, mereka sudah bernegosiasi mengenai si bungsu sebelumnya. Dan Seokjin menawarkan waktu seminggu itu pada sang suami. Sebagai negosiasi akhirnya.

"Aduh, aku lapar"

"Jangan membuat-buat alasan dan bawa anakmu pulang, Jinseok"

Seokjin mencebik kecil dan segera merangkul lengan sang suami.

"Dulu kau juga pernah terpisah dengan Jimin kan? Saat kau baru tahu jika Jimin anakmu. Kau pasti yang paling tahu bagaimana rasanya dipisahkan dari anakmu sendiri, daripada aku atapun siapapun disini" ujarnya.

Mencoba kembali bernegosiasi dengan sang suami yang nampak kembali mengeraskan dinding pertahanannya.

"Lalu? Bawa Jungkook pulang, Jin- akh! Jangan menggigitku!"

Langsung menggigit lengan besar sang suami begitu mendengar balasan dari kata-kata mutiaranya. Bagaimana bisa suaminya ini tidak tersentuh sama sekali?!

"Kenapa kau jadi jahat sekali sih?! Jangan meniru Nana!" dengusnya.

"Kalau kau lupa, Nana itu Ibuku Jinseok"

"Ya sudah! Aku saja yang pergi kalau kau memaksa Jungkook pulang kesini!"

"Pergi kemana memangnya?"

"Ke tempat yang tidak ada pria bernama Kim Namjoon"

Seokjinpun melepaskan rangkulan singkatnya. Beranjak dari sisi sang suami dengan raut wajah kesalnya.

Menghentak-hentakkan kakinya dengan keras dan keluar dari kamar itu.

Brak~

Bahkan masih sempat-sempatnya menutup pintu dengan sangat kerasnya. Membanting pintu tidak bersalah itu.

-*123*-

Tok~ Tok~ Tok~

Cklek~

"Kenapa kau disini?"

Jimin hanya menyunggingkan senyuman tanpa malunya saat seorang pria paruh baya yang membukakan pintu untuknya. Bukan sesosok wanita dengan hujatan mematikannya.

"Aku membawakan ini untuk Yoongi, Ayah mertua"

Jung Hoseok.

"Siapa yang kau panggil ayah mertua?"

Jaehyun memang sudah memberitahukan jika pria ini sudah pulang. Jika ayah mertua Jimin itu sudah ada di rumahnya setelah perjalanan beberapa hari ke luar kota.

Tapi dengan keberanian tebalnya, Jimin tetap datang dan membawakan makanan seperti apa yang biasa ia lakukan seminggu ini.

"Sudah lupa umur ya? Tidak ingat kalau sudah mau punya cucu?"

Bahkan Jimin berani sekali membalas dengan untaian kata 'manis'nya pula.

"Sialan kau"

Saat pintu itu akan kembali tertutup, Jimin menahannya dengan ujung sepatu yang ia gerakkan sangat cepat. Untuk mencegah agar pintu itu tetap terbuka untuknya.

"Aku harus memberikan ini dulu untuk Yoongi, Ayah mertua pelupa"

"Jaga ucapan pada orang yang lebih tua darimu, sialan"

HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang