18

4.3K 581 43
                                    

"Mamih!"

Jungkook langsung menghambur ke pelukan sang Ibu begitu sosok itu keluar dan menghampirinya.

"Darimana Kookie tahu kalau Mamih disini?"

Seingat Seokjin memang hanya si sulung yang tahu mengenai keberadaan dirinya dan alasan kenapa dirinya di tempat ini sekarang.

"Papih yang memberitahu"

"Hah?"

"Pulang ya, Mih? Papih berjanji tidak akan mengganggu rumah tangga Kookie lagi dan memberikan rumah untuk Kookie kalau Mamih pulang"

Seokjin diam sebentar sebelum melepas pelukan si bungsu. Menatapnya tidak percaya.

"Dan Kookie percaya begitu saja?" tanyanya.

"Kalau belum dicoba kan belum tahu, Mih" balas si bungsu.

Seokjin memijit pelan keningnya yang mulai berdenyut. Padahal dirinya kan ingin menenangkan diri disini. Agar tidak bertemu dengan orang yang akhir-akhir ini membuatnya emosi terus.

"Coba Mamih bertemu Papih dulu, nanti Mamih baru tahu kalau Papih memang sangat membutuhkan Mamih" bujuk si bungsu lagi.

"Kookie pulang saja sekarang, tinggalkan Mamih"

Jungkook tentu saja menggeleng secepat kilat. Ia tak akan pergi sebelum keinginannya dituruti oleh Ibunya ini.

"Mamih yang pulang, bukan Kookie!"

"Kim Jungkook, jangan berteriak di rumah orang"

Meletakkan telunjuknya di bibir si bungsu. Menandakan jika ia menyuruh si bungsu untuk diam.

"Kookie kan ingin mendapat restu dari Papih. Terus-terusan merasa jika ada orang yang tidak tahu kapan akan datang dan menghancurkan rumah tangga Kookie benar-benar membuat Kookie tidak tenang, Mih"

Kini dengan suara yang normal kembali, plus wajah yang ingin dikasihani.

Karena ia tahu kalau Ibunya itu-

"Baiklah, Mamih mau bertemu Papih dulu untuk Kookie"

Tidak tegaan padanya.

"Sayang Mamih"

Kembali memeluk pria manis itu dengan manja, seperti saat dirinya masih belum menikah. Masih menjadi bayi di keluarganya.

"Ceri lucu sekali ya, Taehyung"

Sementara itu, karena Jungkook hanya ingin berbicara empat mata dengan sang Ibu. Maka orang yang mengantarnya kini hanya menunggu di halaman belakang. Ditemani oleh si sulung keluarga ini.

Yoongi yang tengah memangku anaknya.

"Eum"

"Lihat, dia tidak menangis meski digendong orang yang tidak dikenalnya"

"Dia masih terlalu kecil, Hyung. Jadi masih bisa tenang-tenang saja meski digendong siapapun"

"Kalau bayiku sudah lahir, apa bisa selucu Ceri ya?"

Taehyung mengelus tengkuknya perlahan. Bingung juga mau membalas bagaimana.

"Pasti lebih lucu" jawabnya akhirnya.

"Benarkah? Bagaimana Taehyung tahu?"

Nah kan, sepertinya ia salah menjawab kalau begini.

"Eum...karena orang tuanya... Lucu?"

"Ahahaha aneh-aneh saja"

Sepertinya jawabannya memang tidak rasional. Hanya asal bicara saja.

"Loh? Taehyung? Sejak kapan disini?"

HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang