NR- 13 Menjengkelkan

9 2 0
                                    


Dari kericuhan yang di buat Nada, Rafi, Ryan dan bundanya bahkan ayahnya Nada ikut ikut membela sang anak bungsu membuat Nada lebih baik pergi ngampus. Karna akan banyak kerengekan dari si kecil. Membuat dia yang terus di salahkan. Dasar anak kecil. Bisa nya nangis doang. Umpat Nada dalam hati. Nada kini bersama Rafi dalam mobil di sejukan oleh AC. Dengan muka nada yang masih kusut karna tadi sangat menjengkelkan. Membuatnya jengkel benar benar. jengkel.

"Aduuhhh ini anak anak bukan berangkat. Kamu juga Nada kuliah sana. Dan kamu juga Rafi bukannya ke kantor beresin makalah yang ada di meja ayah malah asyik asyikan main di sini"  seketika semuanya diam saat kedatangan Heru masuk ke dapur. Dengan raut emosi.

"Ayah ini apaan sih!! Masih pagi juga. Anak udah di kasih kerjaan!!" Umpat Mita tak mau kalah.

"Di bilangin. Harus nurut. Tepat waktu. Gimana sih. Gak di siplin banget." Geram nya kesal. "Ehh tapi ayah mau roti dong bun. Udah abis. Kerjaan nya siapa ini. Hayooo" Ucap nya penuh tawa sambil mengelitikan Ryan yang membuat Ryan tertawa dan meminta pertolongan dengan bunda.

"Dihh. Ayah mah suka gitu. Marah tiba tiba. Baik tiba tiba. Aneh emang!!"  Gerutu Nada geli.

"Suka suka ayah dong"  serunya tersenyum bangga sambil menggendong Ryan. Anak bungsu kesayangannya.

"Itu lah mood ayah mu. Bunda juga suka bingung!!" Jujur Mita.

Saat Ryan dalam gendongan Heru dengan membawa mobil mobilan yg di lemparkannya tadi. Seketika Heru kembali menggelitik dan seketika Ryan menjerit dan membanting kan mobil mobilannya keras ke arah kepala Nada yang berada di meja makan tengah memakan roti berisi cokelatnya. Membuat kini dia kesakitan tak terima.

"Argh. Sakit.." Ucapnya meringis dengan mata yang berbinar. Seperti ingin menangis kencang.

Rafi di samping nya hanya tersenyum mesem melihat adik nya kesakitan dengan sedikit meringis.

"Ahaha Kak Nad. Kena. Takin yaa. Ahaha. lasain huu udah ambil unda Iyan huu" Ejek Ryan yang membuat Nada emosi tinggi.

"Iyaaaaannn..... Gw bales Lo!!" Emosi Nada. Nada beranjak dari kursinya dan hendak menyalami bundanya dan ayahnya yang kini tengah asyik bermain di lantai.

Nada kemudian sedikit mencubit Iyan sampai kesakitan dan kembali menangis kencang. Setelahnya nada langsung kabur di susul Rafi dengan segera masuk ke dalam mobil.

"Dasar anak Nakal. Sini kamu Nadaaa." Teriak Heru yang mungkin tak terdengar oleh Nada karna nada sudah menghilang dari balik pintu.

"Ayaaahh.. huaaa.. bales kak Nad. Baku Tantan ayaahh.. huaaa.." rengekan Ryan yang semakin berisik.

Mengingat kejadian itu Nada semakin kesal di tambah lagi Rafi yang membujuk nya untuk ngomong. Tapi Nada hanya bisa diam dengan emosinya. Menatap lurus jalanan.

"Dek.. udah dong. Gitu doang ngembek.. malu sama Iyan" Ucap nya sambil mencoel coel pundak Nada. Yang di balas tepisan okeh Nada.

"Biariinn.. dari pada Iyan.. dikit dikit nangis.. unda.. unda..!" ucapnya sambil menirukan gaya Ryan ketika merengek pada bundanya.

"Dihh Iyan pantes masih kecil. Lah kamu dek. Gada pantes pantesnya.. haha" tawa nya seketika meledak menertawakan adik perempuan nya yang sedikit ambekan ini.

"Jangan ketawaaaaa.. Sama aja Iyan sama Nada. titik."  Ucapnya sambil mengeraskan suaranya.

"Idih.. gak pake koma kan titik nyaaa.. haha..!" Tawa nya semakin menjadi jadi. Senang tengah mengejek adik nya dengan puas. Biasanya kan dia hanya harus bersama teman teman anehnya di Eropa. Tak bisa di jailin. Sekarang bisa.dengan puas malahan. Ck.

NadaRadhitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang