NR- 29 Gila

8 2 0
                                    


Setelah wanita yang di ketahui namanya Keyra itu pergi. Nada berdecak sebal.

Orang lagi asyik asyik ngobrol bareng Radhit. Ehh.. Dateng nyamuk lagi. Minta di geprak kali ah.

Semenjak wanita itu pergi Nada hanya diam. Dan sedikit mengaduk minumannya tanpa minat. Padahal kan awalnya enak banget. Sekarang malah jadi darah.

"Nada, kamu marah?" Tanya Radhit.

"Enggak" jelas Nada singkat padat. Tanpa melihat ke arah si penanya.

"Teruss kenapa gak di minum? malah di aduk aduk gitu,"

"Minumannya udah jadi darah"

"Ha? Bisa aja. Yaudah kamu mau pesen lagi?" Ucap Radhit. Berusaha mengembalikan mood perempuan di hadapannya ini.

"Aku enggak mood lagi. Gegara cewek tu siapa? Rese banget!"

"Keyra?"

"Iya tuh key.. Keyra siapalah itu namanya"

"Tadi itu namanya Keyra! Dia temen sepakultas aku! Dia dari Kairo! Kebetulan waktu itu kita sekelompok! Jadi ya... Kenal gitu"

"Oh" piks Nada hanya cuek. "Kayanya aku mau pulang aja deh" lanjut Nada.

"Kenapa?"

"Mau pulang" rengeknya lagi.

"Yaudah yuk!" Ajaknya dan hendak pergi.

"Eh tunggu! Kata kamu sepakultas?"

"Iyaa"

"Manajemen kan?"

"Iyaa"

"Yaudah yuk" ucap Nada dan langsung pergi mendahului ke parkiran.

Radhit hanya mengangguk dan melihat wanita itu pergi menjauh. Dan ia menaruh selembaran uang kertas di meja. Dan kembali melangkahkan kakinya keluar.

"Langsung pulang?" Tanya Radhit sambil memakai helm nya.

"Iya" jawab Nada.

Radhit langsung melajukan motornya dengan kecepatan rendah. Rasanya malam ini sangat dingin. Sampai merasuk ke dalam tulang tulang nya.

Setelah sampai Nada langsung memasuki rumahnya dan Radhit meninggalkan pekarangan rumah Nada dengan seulas senyum di bibirnya.

Ia sampai di rumah bernuansa hijau telor itu dengan di tumbuhi tanaman bunga dan tanaman hijau segar di pekarangan rumahnya.

Radhit mengetuk pintu nya dan keluarlah Risma istri dari kak Gibran.

"Assalamualaikum" ucapnya sambil memasuki rumahnya dan menduduki di sofa depan TV.

"Waalaikumsalam! Kamu abis dari mana Bang dhit?" Tanya Mbak Risma.

"Abis main sama Reno sama Jidan juga mbak" bohongnya

"Oh, bunda udah tidur. Mbak masuk kamar dulu yah?"

"Iya mbak"

Radhit menghembuskan nafas kasar. Mengingat kedatangan Keyra yang tiba tiba. Mana sok merasa kenal lagi.

Padahal kan mereka hanya teman kelompok saja. Radhit merasa risi. Dia juga selalu mengajaknya makan siang lah mengantarnya belanja lah. Tapi Radhit selalu menolaknya dengan alasan alasan yang di milikinya.

Tapi dia juga merasa senang. Karena Nada tidak marah dengan kebodohannya ini. Yang berani membohonginya. Nada sepertinya terlihat senang di seperitukan.

Rasanya cinta itu kembali tumbuh lagi. Dan sebenarnya setelah perjodohan tahun lalu itu. Ia sangat senang. Apalagi dengan Nada. Yang mengenalnya pun cukup lama.

Jadi merasa aman dan mulai suka dari situ. Dua tahun tak bertemu. Dan pada pertemuan pertama di koperasi itu. Radhit merasa gugup dan.. Jantungnya berdegup tidak normal.

Dari itu.. Radhit selalu bertanya apakah hatinya itu baik baik saja? Dan bertanya pada Febri, adik ya. Karena dia yang suka main cinta. Dia suka curhat pada bunda dan pada Radhit. Walaupun hanya sedikit yang di dengar Radhit.

Dan waktu itu Radhit merasa itu tidak penting. Sekarang malah memohon padanya tentang masalah cinta. Ahh.. dirinya memang sudah gila. Tergila gila dengan wanita reseh itu wanita yang selalu membuatnya salah tingkah. Dan wanita yang selalu membuatnya rindu setiap saat.

Ohh.. Nada..' lirihnya.

***

TBC
Jangan lupa votment gaes. Ku butuh dukungan dari klean.


Paypay

NadaRadhitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang