CHANGES - LATIHAN PERTAMA?

21 6 2
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Sebelum jam pulang Varo sudah berkata kepada Audy bahwa dia akan menunggunya di warung dekat sekolah bersama teman temannya nanti.

Sekarang Audy berada di dalam perpustakaan, kenapa bukan aula? Karena Audy tau waktu latihan dia dengan Manusia Robot itu masih lama.

Audy duduk dikursi ujung perpustakaan. Dia membuka tasnya kemudian menaruh buku dairy nya diatas meja.

Audy kembali membuka buku dairy nya. Hampir saja dia lupa kalau sekarang adalah hari kamis jadwal dia untuk menuliskan kembali tentang apa yang dia rasakan.

Dia membuka buku diary nya. Kemudian memulai menulis hal sederhana.

Hari ini, Kamis 7 Juni 2018

God, sampai kapan aku akan menjadi seperti ini? Menunggu sosok yang sampai sekarang masih belum aku ketahui keberadaannya? Sampai kapan kau akan membuat aku menunggu?. Menunggu dengan rasa yang tidak pasti seperti ini? Akan kah penantianku selama ini membuahkan hasil yang memuaskan?

Tuhan. Maaf jika aku egois. I know dan aku bisa merasakan banyak orang disekitarku ini, jika boleh jujur sebanyak apapun orang yang engkau kirim tetap saja aku masih menunggu sosok yang lebih dahulu engkau kirim.

Terkadang memang benar kata orang, kita harus kehilangan terlebih dahulu agar mengetahui apa yang sebenarnya diri kita rasakan. Jika memang ini jalannya, aku sudah mengetahui perasaanku. Aku menyukainya. Dia sosok lelaki yang selalu mengganggu justru sekarang dia orang yang selalu aku rindukan.

Dia adalah sosok anak lelaki yang selalu membuatku menangis karena kenakalannya. Sekarang aku menangis karena rasa rindu dan kepedihan bergabung menjadi satu.

Apakah jika kita dipertemukan semua hal gila yang pernah dia lakukan kepadaku akan terulang lagi? Aku akan menunggu jawabannya bersama dengan waktu yang terus berjalan.

Audy menyelesaikan diary nya di dalam perpustakaan sekolah. Kemudian dia membaca apa saja yang baru dia tulis, dan itu berhasil membuatnya tersenyum dengan penuh makna.

Di depan pintu perpustakaan sudah ada sosok Arian. Dia menyaksikan semua, bagaimana Audy menulis dengan penuh perasaan dan membaca tulisannya dengan senyum penuh makna dan juga mata yang berkaca kaca.

Arian menghampiri Audy. Kemudian berkata
"Bego banget sih lo, gue cariin kemana mana juga"

Audy tersadar dan buru buru bersikap kembali normal. Dia langsung berdiri tapi lupa merapihkan alat tulisnya terlebih dahulu.

"Eh iya sorry" kata nya sambil nyengir.

Arian melirik buku terbuka yang ada di atas meja itu, kemudian mengambilnya dan membacanya dalam hati.

Audy terus berusaha merebut buku itu agar Arian tidak membaca semua isi diary yang dia tulis hari ini. Namun gagal karena Arian lebih tinggi darinya.

Akhirnya Audy pasrah dengan apa yang akan terjadi kepadanya setelah ini.

Arian selesai membacanya kemudian tersenyum tipis yang hampir tidak terlihat oleh siapapun.

"Jadi?" tanya Arian

"Maksudnya?" tanya balik Audy

"Ah lola banget sih lo. Jadi, lo lagi galau gitu?"

Oh tuhan, apakah dia beruntung karena Arian hanya bertanya seperti itu?

"So tau bangt sih lo, gue emang rutin nulis setiap hari kamis" kata Audy sambil berubah merebut buku Diary nya.

"Gue bakal balikin ini buku, kalau gue udah selesai baca semua yang ada di dalam buku ini"

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang