CHANGES - ADA APA DENGAN VARO?

22 4 0
                                    

Satu bulan lagi adalah hari kenaikan kelas. Semua murid di sibukkan dengan kegiatan masing masing. Sama seperti Audy dan Arian mereka terus menghabiskan waktu bersama untuk latihan.

Audy sudah hafal dengan semua lirik lagunya begitupun dengan Arian yang hafal kunci gitarnya.

Karena sibuk dengan latihan bernyanyi nya bersama Arian, Audy jadi jarang bertemu dengan Varo. Kadang Audy merindukan Alvaro tapi ya apa boleh buat dia harus latihan dengan baik terlebih dahulu.

Sekarang semua murid yang akan tampil di acara kenaikan kelas sedang gladi bersih. Anak anak yang akan tampil berlatih dengan sungguh sungguh begitu pun dengan anak eskul vocal.

"Kita paling cuma bisa latihan sekitar empat kali lagi, besok kita gak bakalan latihan lagi, besok kita harus siapin buat kostum nya" jelas Arian.

Audy hanya mengangguk paham apa yang dikatakan Arian kepadanya barusan.
Akhirnya mereka berlatih sekali lagi dan Arian sungguh sangat memuji suara indah milik Audy.

Sekarang jam menunjukkan pukul 13.30 siang, murid yang tidak ada kepentingan lagi disekolah dibolehkan untuk pulang lebih awal.

Audy pun begitu dia pamit pulang duluan kepada Arian dan akhirnya Audy pulang bersama Varo.

Audy memanggil nama Varo saat melihat anak itu sedang duduk santai didepan warung dekat sekolah.
Varo yang sedang bersama teman temannya langsung saja berpamitan bahwa dia harus pulang duluan dan mengantarkan Audy pulang.

Mereka tidak berani melarang Varo karena mereka semua tahu betapa penting nya Audy bagi seorang Alvaro Adhitama.

Bahkan tanpa Audy ketahui Alvaro selalu menyuruh teman temannya untuk menjaga Audy secara diam diam.

Sekarang Audy dan Varo sudah diperjalanan pulang. Audy memeluk Varo dari belakang, hal ini sudah sering Audy lakukan jika pulang atau pun pergi bersama Varo.

"Varo, kamu tau gak sih? Aku tuh selama sibuk latihan kangen banget kemana mana bareng kamu"
Audy membuka pembicaraan terlebih dahulu, dan memang benar apa yang Audy barusan katakan dia jujur.

"Oh ya? Tapi aku gak percaya tuh" ujar Varo sambil mengencangkan suaranya karena banyak nya kendaraan membuat suaranya menjadi terderngar kecil.

"Ih Varo aku tuh serius tau. Males ah udah jujur malah di gituin"
Audy jadi kesal kemudian dia mencubit punggung Varo tidak sakit sebenarnya tapi Varo sengaja meringis.

"Makanya kamu jangan sibuk sama temen baru mulu. Sampe sampe yang lama dilupain" sindir Varo.

Tidak ada jawaban dari Audy dia kesal lantas membuang mukanya, Varo melihat Audy dari kaca spion motornya membuat dia terkekeh pelan karena muka cemberut Audy.

Entah kenapa tiba tiba Alvaro merasakan sesak di bagian dadanya, nafasnya sedikit tercekat. Sulit sekali untuk mengambil nafas.

Alvaro memberhentikan motornya di pinggir jalan dia tidak kuat menahan sesak serta pusing dikepala nya. Kening Audy berkerut, tanda dia tidak mengerti kenapa Varo memberhentikan motornya.

Varo turun dari motor kemudian terduduk dipinggir jalan dengan tangan kanan memeganggi dada nya dan tangan kiri yang memegang kepalanya.

Audy panik melihat wajah kesakitan Varo akhirnya dia berniat untuk menelpon orang tua Varo. Akhirnya Audy mencari nama Tante Meta, Mama Varo.

Audy menelpon tante Meta dengan perasaan campur aduk, dia tidak bisa melihat wajah kesakitan Alvaro. Sekalipun dia laki laki jika sudah merasakan sakit sama saja dengan perempuan.

Dua kali panggilan tidak ada jawaban sama sekali, sampai panggilan ke empat tante Meta baru menjawab telpon dari Audy.

"Hallo tante, Tante tolong ini Varo kesakitan Audy gak tau kenapa tapi tante bisa gak kesini. Kita ada di deket toko kue sebelum komplek"
Audy langsung to the point, dia panik sangat panik malah.

"Audy tenang ya dulu ya, tuntun Varo nafas jangan panik. Audy jangan panik sayang tante segera kesana"
Ucap Mama Varo sambil berjalan tergesa gesa keluar kantor

Audy menggenggam tangan Varo seolah memberikan kekuatan, Audy terus memberikan arahan kepada Varo agar nafasnya bisa sedikit lancar. Audy menyerahkan air mineral yang tadi dia beli pada saat pulang sekolah.

"Minum dulu Var, pelan pelan"
Audy membantu Varo meminum air mineralnya.

Tak lama tante Meta datang bersama om Abi, Ayah Varo.
Orang tua Varo buru buru keluar mobil kemudian membawa anaknya masuk kedalam mobil.

"Audy kamu ikut sama kita kerumah sakit" ucap om Abi.
Audy tidak bisa menolak lagi pula dia memang ingin ikut membawa Varo kerumah sakit.

Varo duduk di kursi menumpang bersama Mama nya. Wajah Varo terlihat sangat pucat dan matanya yang terus saja tertutup. Sungguh Audy tidak tega melihatnya.

Mama nya terus saja memeluk anaknya dengan sayang sesekali beliau mengusap usap punggung anaknya.

Sampai dirumah sakit Varo langsung dibawa masuk ke dalam UGD. Semua menunggu dengan perasaan cemas diluar ruangan. Mereka sama sama memanjatkan doa untuk Varo agar Varo baik baik saja.

Audy ikut duduk disamping tante Meta. Dia tau ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya, tapi dia harus tau.

"Tante maaf, sebenarnya Varo sakit apa?" tanya sambil menatap tante Meta dengan tatapan lesu.

"Varo... Sebenarnya dia sudah lama sakit kaya gini... Tapi baru kali ini tante melihat Varo kembali kambuh dan kali ini cukup parah"
Tante Meta berkata sambil menangis, kemudian dia memeluk Audy.
"Audy tante minta sama kamu buat doain Varo ya sayang" pinta tante Meta sambil menghapus air matanya.

Tanpa sadar air mata Audy juga menetes, dia tidak sanggup melihat sabahatnya seperti ini. Dia terlalu sibuk dengan apa yang dia rasakan, Audy terlalu sering menceritakan semuanya kepada Varo. Sampai dia tidak pernah sadar bahwa Varo juga membutuhkan bahu untuk bersandar.

Setengah jam sudah mereka semua menunggu Varo. Akhirnya dokter keluar dari ruangan.
"Kita bicarakan disini atau diruangan saya?" tanya dokter.

"Kita keruangan aja dok, Audy om minta kamu tetap disini jagain Varo ya" pinta om Abi, dan Audy hanya mengangguk setuju.

Setelah selesai urusan orang tua Varo dengan sang dokter Audy memutuskan untuk menelpon abangnya. Meminta nya untuk menjemputnya dirumah sakit.

Bang Elvan sudah diperjalanan menuju rumah sakit, Audy berpamitan kepada orang tua Varo dan berkata bahwa dia akan kembali lagi.

Sekarang Audy ada di depan halte rumah sakit menunggu abangnya datang. 6 menit menunggu akhirnya bang Elvan datang. Audy buru buru saja masuk kedalam mobil.

Sampai rumah dia langsung masuk kedalam kamarnya, mengurung diri sendirian.

Audy berdiri di depan balkon, dia menatap menerawang keatas langit cerah seolah mencari jawaban atas apa yang telah terjadi sekarang.

Dia menangis, kali ini benar benar menangis. Audy merasa tidak berguna sekarang, harusnya dia tahu apa yang dialami Varo saat ini. Sudah banyak yang Varo korbankan untuk dirinya tapi lihat dirinya bahkan tidak bisa berbuat apa apa sekarang.

Dia hanya bisa berdoa berharap Varo kembali sehat seperti semula.

◼◼◼

Ada yang kasihan sama Varo? Kira kira Varo sakit apa ya?

Jangan lupa vote, please satu suara berguna banget buat aku.

- MAUDY SIFABELLA
- ELVAN SYAHREZA
- ALVARO ADHITAMA
- ZELINE ZAKEISHA
- DANIAL ARSALAN PUTRA
- AMELIA ZAHRA
- ALDI SAPUTRA
- ARIAN
- LARA AUREL
- KEVIN GIANTAR

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang