CHANGES - ARIAN

18 7 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak, dengan cara vote dan comment.

Arian baru saja sampai di depan gerbang rumahnya. Dia menekan klakson agar pak satpam membuka gerbang rumahnya itu.

Arian menaruh motornya didalam garasi kemudian masuk kedalam rumah dan melihat pemandangan kedua orang tuanya yang sedang beradu argumen. Entah apa yang mereka perdebatkan.

Arian sudah biasa dengan keadaan seperti ini, menurutnya keluarganya aneh karena setelah perdebatan hebat ini akan ada hal yang begitu manis setelahnya.

Arian hanya mengucapkan salam saat masuk kedalam rumah tanpa mencium kedua tangan orang tuanya.

Dia langsung saja masuk kedalam kamar dan menguncinya. Arian langsung membantingkan badannya di atas kasur king size miliknya itu.

Arian memejamkan matanya kemudian bayangan tentang Audy yang memeluknya melewati pikirannya. Bayangan tentang gadis yang mudah menangis itu membuatnya tersenyum sendiri.

"Dasar cewek aneh"

"Tapi gue seneng setidaknya gue bisa berteman sama dia, gue gak bakalan panas lagi kalau liat si Varo lagi berduaan sama dia"

Ternyata secara diam diam Arian memiliki sedikit rasa tertarik kepada Audy. Masih ingat waktu awal pertama kali MOS? Audy pikir Arian tidak melihatnya. Padahal Arian terus memerhatikan nya tanpa dia sadari.

Sungguh drama yang bagus Arian, bersikap dingin di depannya, berusaha acuh, dan tidak perduli di depan sosok gadis lemah itu.

Seingat Arian ini pertama kalinya dia menyukai seseorang. Mungkin masa puber nya baru muncul sekarang. Pada saat dia masuk SMP.

Arian adalah siswa SMP Merdeka, dia termasuk golongan keluarga kaya raya, sikapnya yang dingin, dan sedikit angkuh itu ternyata membuatnya banyak disukai kaum hawa baik kakak kelasnya ataupun teman satu angkatannya.

Arian juga sebenernya pintar. Hanya saja dia lebih masa bodo dengan nilainya, jangan lupakan dia sudah pandai bermain gitar sejak masih kelas 5 SD, Daddy nya lah yang mengajarkan.

Memiliki tubuh tinggi yang sama dengan Varo membuat Arian ditawarkan sebagai kapten Basket, Putsal, Volly, dan juga ketua Eskul karate. Karena Arian juga sedikit paham tentang bela diri. Tapi Arian tidak menginginkan semua itu, dia tidak mau di buat sibuk dengan berbagai kegiatan disekolah.

Tapi berbeda dengan bermain gitar bersama Audy. Justru itu sangat membuat dirinya tertarik dan bisa mendekati Audy secara perlahan juga.

***

Sekarang adalah hari jum'at dimana sekolah hanya setengah hari. Bu Nita bertanya kepada Audy apa mereka sudah latihan bersama Arian? Audy hanya menjawab bahwa kemarin mereka hanya menentukan lagunya saja. Dan hari ini mereka harus latihan setelah sholat jum'at.

Audy tidak pulang kerumahnya dulu, dia menunggu disekolah katanya tanggung kalau pulang dulu lagi pula dia sudah memberi tahu bunda nya. Dan bunda pula mengizinkan.

Varo? Dia pulang karena harus sholat jum'at katanya dia adalah laki laki sejati jadi mau ikut sholat. Audy pun tidak melarang karena itu memang kewajibannya sebagai muslim laki laki. Paling nanti Audy akan meminta Varo menjemputnya atau Bang Elvan juga tak apa.

Audy tak sendiri, dia menunggu dengan anak eskul yang lain dan ada juga yang masih menunggu untuk di jemput pribadi atau angkutan umum.

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang