Pagi yang sangat cerah tapi tidak secerah kehidupan Ara yang sebenarnya. Ara sudah siap untuk pergi berangkat sekolah.
Ara keluar kamarnya menuruni tangga.
"Ara gak sarapan?" Teriak Mevi yang melihat Ara berlarian.
"Enggaakkk." Teriak Ara kembali.
Ara pergi keluar rumah menuju pinggiran jalan yang biasanya dilewati oleh angkutan umum.
***
Sudah jam 06.45 Waktu Indonesia bagian Barat. Aslan masih belum bangun dari mimpinya. Meskipun sinar matahari sudah menembus balkon kamarnya. Tapi itu tidak menganggu tidurnya.
Didapur ada Eva (Mama Aslan) dan bik Imah yang sudah selesai menyiapkan sarapan.
Eva melihat jam dinding yang ada didapur. Sudah mau jam tujuh pagi tapi Aslan masih belum turun dari kamar."Aslaaann." Teriak Eva dari bawah dapur. Tapi tidak ada sahutan dari putra sulungnya itu.
"Bik aku mau lihat Aslan dulu yaa. Ini nanti bik Imah taruh di meja makan langsung aja." Pinta Eva.
"Iya nak Eva." Balas Bik Imah.
Eva menaiki tangga menuju kamar Aslan. Dibuka pintu kamar Aslan ternyata dia masih tidur merangkul guling, selimut sudah dibawah berantakan dan masih memakai kaos semalam berwarna hitam.
"Astaghfirullah. Ini anak gak sekolah apa." Gumam Eva.
Ia membangunkan putranya. Menyeret tangan Aslan agar beranjak dari pulau kapuknya.
"Aslaaaann banguuuunn.... Udah jam tujuh ini."
Aslan yang mendengar samar-samar langsung beranjak duduk ketika mendengar kata jam tujuh.
"Ha! Serius ma?" Celetuk Aslan.
"Iyaa tuh liat jam dikamar kamu."
Aslan mendongak keatas melihat jam dinding yang ada dikamarnya.
"Kenapa mama gak bilang?" Ketus Aslan seraya terbirit-birit masuk kedalam kamar mandi.
Eva menghela nafas geleng-geleng melihat putranya. Eva pergi dari kamar Aslan menuju ke bawah dapur kembali.
***
Peraturan di SMA Guantanamo terlambat satu menit harus mengambil sampah yang ada di halaman sekolah. Terlambat dua menit membersihkan toilet cewek atau cowok. Terlambat lebih dari tiga menit harus membersihkan toilet cewek dan cowok serta merapikan buku di perpustakaan.
Ara berlari berusaha agar tidak terlambat datang ke sekolah. Ia melihat jam yang melingkar ditangannya sudah pukul jam tujuh pagi lebih 3 menit. Ara berhenti berlari menepuk jidatnya.
"Gilak. Ini mah udah telat gue. Siap-siap deh. Buat dihukum." Gerutu Ara.
Sampai di depan gerbang SMA Guantanamo. Ternyata gerbang itu sudah ditutup rapat. Ara mencoba memanggil satpam yang berjaga. Namun tidak ada sautan sama sekali.
Aslan memberhentikan motornya melihat Ara yang celingukan dan menggedor-gedor gerbang sekolah.
"Gimana nih gue. Mana lupa juga lagi belum ngerjain PR." Gerutu Ara.
"Terus Pr gue?" Sahut Aslan yang mendengar omongan Ara. Jika Ara saja belum mengerjakan PR nya. Apalagi PR Aslan.
"Ngagetin gue aja deh Lo." Decik Ara.
"Pr gue udah? Mana?" Tagih Aslan.
"Lupa." Polos Ara.
"Lo tuh ya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GUANTANAMO
Teen Fiction"Rata-rata manusia di bumi egois Ra. Gue salah satunya. Gue pengen menang sendiri buat dapetin hati Lo." - Aslan Guantanamo "Kalo Lo sayang sama gue. Gue harap Lo bisa nerima dia buat jadi pengganti gue. Gue rela kok lo harus sama dia." - Ara Mevi...