MG10 Ditindas bukan Menindas

35 1 0
                                    

Aslan berlarian mencari keberadaan Ara. Sampai dia harus masuk kedalam toilet cewek periksa satu persatu ruangan. Namun keberadaan Ara nihil.

Aslan mencoba mengingat tempat apa yang biasa Kinan gunakan untuk membully siswi di sekolah ini. Gudang? Iya gudang. Jika benar Kinan membully Ara digudang berarti pesan WhatsApp Kinan memang benar.

Aslan berlari menuju gudang. Sampai disana Aslan melihat pertengkaran antara Kinan dan Ara yang saling Jambak.

Kinan yang tidak sengaja melihat keberadaan Aslan langsung melepas jambakannya kepada Ara dan mendorong tubuhnya sendiri dengan kasar kelantai agar Aslan merasa jika Aralah yang sudah mendorongnya.

"Aww!" Teriak Kinan kesakitan.

Aslan menganga melihat perilaku Ara yang sangat bar-bar. Tidak disangka jika gadis yang wajahnya biasa saja bisa segila ini. Bisa dibilang Aslan sangat membenci gadis yang berperilaku tidak mencerminkan seorang gadis seperti ini.

Dan Ara masih melanjutkan menjambak rambut Kinan keras meskipun posisi Kinan sekarang sedang duduk. Tapi Kinan tidak membalas jambakan Ara.

Ara pun  bingung. Kenapa Kinan menjatuhkan tubuhnya sendiri. Dan melepaskan jambakannya darinya. Tidak membalas jambakannya.  Apa Kinan sudah menyerah dan mengaku salah. Tapi seperti ada yang mencurigakan. Pikir Ara.

"ARA!" teriak Aslan.

Kinan menyeringai penuh kemenangan. Sandiwaranya di depan Aslan berjalan dengan lancar. Ersya dan Tiara membantu Kinan untuk berdiri. Dan Ara? Menganga melihat kedatangan Aslan. Apa yang Ara perbuat sehingga Aslan meneriakinya.

"APA YANG LO LAKUIN ARA?" bentak Aslan.

"Gu-gue" balas Ara mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Tapi Aslan tidak memberinya waktu untuk menjelaskan.

"UDAH! GAK ADA YANG PERLU LO JELASIN. GUE UDAH NGELIHAT DENGAN MATA GUE SENDIRI RA! CEWEK BAR-BAR! GAK PERNAH DIAJARIN SAMA ORANG TUA LO?! HAH!?"

Kinan Cs pun kaget melihat reaksi Aslan, Tidak disangka Aslan bisa semarah ini.

Setetes air mata jatuh dipipi Ara. Kenapa Aslan setega ini meneriakinya, memarahinya. Bukankah dia belum mendengar penjelasan darinya. Tapi tidak bisakah dia tidak menerikinya dengan omongan cewek bar-bar. Tidak Ara tidak seperti itu. Dia hanya ingin membela dirinya dari Kinan. Tidak untuk menyakiti Kinan. Ara hanya ingin membalas perbuatan Kinan Aslan!

Gak pernah diajarin sama orang tua Lo!

Omongan itu selalu memutar dipikiran Ara. Tangis Ara semakin menjadi ketika mendengar omongan Aslan. Sakit. Sangat sakit. Disini Ara yang ditindas bukan Ara yang menindas.

Gue tau gue emang gak dipeduliin sama keluarga gue. Mereka sibuk sendiri sama urusan mereka. Tapi bisa gak sih orang lain gak usah ngatain gue dan menarik mereka. Ini lebih sakit daripada tamparan Kinan tadi. Gue lebih baik ditampar dan digebukin sama Lo slan... daripada gue  harus ngedenger omongan Lo yang nyakitin hati guee... Batin Ara.

Hening. Sepi . Semuanya saling pandang. Emosi Aslan di ujung tanduk. Rahangnya mengeras menatap Ara tajam.

Ara tidak bisa harus diam dan menangisi dirinya sendiri. Disini dia sendiri, tidak ada yang berada di sisinya. Ara pun angkat bicara. Tidak terima dengan omongan Aslan.

"Gue tau kok.... Disini Lo pasti gak bakalan percaya sama gue... Tapi intinya disini gue gak salah Slan... Gue cuma ngebela diri gue... Hiks... Gue bukan cewek bar-bar Slan.... Gue juga diajarin kok sama orang tua gue... Disini gue tetep bilang. Gue gak Salah ASLAN GUANTANAMO" ucap Ara pelan namun penuh penekanan.

Ara melirik kearah Kinan Cs ingin rasanya menjambak wajahnya saja tidak rambutnya. Jika tau seperti ini Ara ingin dari tadi menjambak wajahnya. Biar sekalian disalahkan.

Aslan sedikitpun tidak merasa iba melihat Ara. Malah dia merasa sudah muak melihat wajah Ara.

"PERGI LO!!" teriak Aslan seraya menunjuk pintu keluar.

Ara menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Aslan yang berada diluar nalar.

Sudah ingin muntah melihat drama yang menjijikkan ini. Ara berjalan pergi meninggalkan mereka dengan mengusap-usap tangisan yang membasahi pipinya.

Aslan menghampiri Kinan melihat keadaannya. Namun dipikiran Aslan apa kelakuan yang ia berikan kepada Ara salah? Atau sudah benar.

"Lo gakpapa Kinan?" Tanya Aslan.

Kinan langsung memeluk Aslan dan membuat dirinya seakan-akan terpukul dak sakit hati atas kelakuan Ara tadi terhadapnya.

"Slan... Gue takut..." Lirih Kinan.

Aslan membalas memeluk Kinan, mengusap-usap pundaknya mencoba menenangkannya. Mungkin Kinan syok atas perilaku Ara tadi yang menurutnya sangat seperti gadis yang tidak berpendidikan.

____

Bersambung...

MY GUANTANAMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang