MG15 Khawatir.

47 1 0
                                    

Aslan berjalan melewati lorong kelas. Tidak sengaja matanya melihat foto wajah Ara di mading sekolah. Matanya membulat ketika dia tau jika Ara dituliskan hilang sejak kemarin pulang sekolah. Aslan mencabut kertas yang tertempel di papan mading, ia membawanya dan langsung berjalan menuju kelas Bahasa satu.

Brukk

Aslan menggebrak meja milik Gian lalu ia melempar kertas yang ia bawa dari mading tadi.

"Ini maksudnya apa Gi?"

Aslan adalah tipe orang yang tidak pernah percaya jika ia tidak mendengar langsung dari orang yang ia tuju. Siapa sangka jika itu hanya berita Hoax yang ditempelkan di mading sekolah.

"Ya lo lihat itu apaan?"

Aslan mengernyitkan dahinya, matanya memicing.

"Ara hilang?"

"Iya Slan, Lo gak liat di grup kelas apa Gian kan udah bilang." Sahut Aisyah.

"Gue gak buka WhatsApp semalem."

Aslan berlari pergi keluar kelas menuju parkiran sekolah lalu ia berniat pergi mencari keberadaan Ara. Ia tau jika Ara waktu itu sedang tidak baik. Aslan mengendarai motor sport nya dengan kecepatan diatas seratus kilometer perjam.

Mungkin Aslan tidak tau apa yang terjadi kepada Ara. Tapi ia merasa bersalah apa yang sudah ia lakukan minggu lalu kepadanya.

Ra, Lo kemana? Batin Aslan khawatir.

Tidak tau ia harus pergi kemana. Namun, Aslan masih saja berjalan mengendarai motornya.

Siapa tau ia akan bertemu dengan Ara di jalan. Eits! Aslan tidak suka dengan Ara ya. Ia hanya merasa bersalah kepada gadis itu.

Apa yang sudah ia lakukan kepadanya sangat fatal bukan?

Ia berhenti di setiap jalan yang menurutnya ada orang yang bisa ia tanyai dengan menunjukkan foto milik Ara yang ia ambil dari akun Instagram Ara.

Namun hasilnya nihil. Ia sudah mengelilingi Jakarta. Tapi tidak ada petunjuk apapun dari keberadaan Ara.

Karena langit semakin sore, ia berhenti sejenak mencari makanan dipinggiran jalan.

"Bang, Bakso satu. Sama es teh aja." Ucap Aslan kepada Abang tukang bakso langganannya.

"Oke Slan. Tunggu ya!" Balas abang bakso seraya membuatkan bakso Aslan.

Aslan duduk melamunkan keberadaan Ara. Dimana sebenarnya Ara. Apa mungkin benar apa yang dikatakan Gian jika Ara telah diculik? Ahh! Pikiran Aslan kali ini tidak ada yang positif. Ia khawatir jika Ara akan terluka.

"Ini Slan." Celetuk abang bakso yang membuyarkan lamunan Aslan.

"Ohiya bang." Kaget Aslan.

Drett.. dret.. dret..

Ketika Aslan ingin melahap bakso. Tiba-tiba ponsel miliknya berdering. Ia langsung menerogoh ponselnya yang berada di saku celananya. Dilihatnya panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Aslan mengangkat panggilan tersebut.

Dan.






"Halo?" Ucap Aslan.

"Lo mau tau dimana temen Lo yang hilang?" Aslan membelalak ketika mendengar suara serak-serak sepertinya itu suara laki-laki.

Namun siapa?

Yang dimaksud dia apakah Ara?

Apa hubungannya Aslan dengan Ara?

Bukannya Aslan hanya berteman biasa?

"Lo siapa?" Ketus Aslan.

"Lo gak perlu tau gue siapa. Gue dapet nomer lo dari hp nya Ara."

"Lo ngapain dia! Apa hubungannya sama gue?"

"Slan.. Lo lupa sama Abang lo sendiri?"

Deg

Deg

Deg

"Bang Dava?! Brengsekk!!!" Aslan membuang mangkok berisi bakso yang berada ditangannya. Rahangnya mengeras.

Jika dijelaskan Aslan dan Dava tidak pernah akur meskipun mereka adalah saudara kandung. Entah kenapa, Aslan sangat membenci Dava. Dan itu masih menjadi misteri diantara mereka berdua mengapa mereka saling membenci?

Mengapa Dava harus melakukan ini kepada gadis yang tidak berdosa dan tak tau apa-apa.

Atau memang Dava mengenal Ara. Atau ada hubungan diantara mereka berdua.

"Hahaha. Lo gak perlu khawatir. Gue gak bakalan ngapa-ngapain dia. Sekarang Lo kesini ke apartemen gue." Seringai Dava di seberang sana.

"Bang! Kenapa Lo harus lakuin sama temen gue. Dia gak tau apa-apa!!" Ketus Aslan memaki Kakak lelakinya itu.

Abang tukang bakso melihat Aslan ketakutan. Apa sebenarnya yang terjadi dengan pelanggannya itu.

Ini Aslan kenapa marahnya banting-banting mangkok saya. Kan itu masih nyicil atuh. Batinnya.

Dava menyeringai kemenangan. Ternyata adik laki-lakinya masih belum tau siapa Ara sebenarnya.

"Dasar Bodoh!"Umpat Dava.






















______

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY GUANTANAMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang