Jakarta masih sama seperti hari-hari kemarin. Jalannya selalu dipenuhi mobil-mobil dan motor yang membuat jalan menjadi macet. Ditambah cuaca yang begitu panas, membuat manusia yang berada di situasi ini akan naik darah.
Eva sedang bersantay menonton TV merebahkan tubuhnya di sofa.
Dilihat jam dinding sudah pukul satu siang tapi Aslan putranya belum pulang juga.Tidak biasanya Aslan akan pulang hingga terlambat lebih dari setengah jam.
Jika Aslan ingin pergi berkumpul dengan temannya pasti dia akan memberitahukan Ibunya sendiri dan pulang sebentar. Jika tidak sempat pulang kadang menelfon rumah terlebih dahulu.
Tapi ini tidak ada kabar sama sekali. Eva jadi khawatir takut putranya akan kenapa-napa.
Eva berdiri mondar mandir cemas dengan keadaan putranya.
"Kemana sih Aslan udah jam segini juga belum pulang."
Bik Imah yang tidak sengaja lewat dan melihat Eva mondar-mandir tidak jelas langsung menghampiri Eva.
"Kenapa nak Eva, kok kaya cemas gitu?" Tanya Bik Imah.
"Ini Bik... Aslan belum pulang. Gak biasanya dia terlambat sampai setengah jam gini..."
"Mungkin nak Aslan sedang berkumpul sama temannya."
"Kalo kumpul temen dia pasti ngabarin dulu kan bik...."
Bik Imah jadi ikut cemas. Tidak lama suara motor milik Aslan terdengar dari luar rumah . Eva dan Bik Imah jadi bernafas lega atas kedatangan Aslan.
Langsung Eva berjalan keluar menghampiri Aslan dan diikuti oleh Bik imah mengekor dibelakang Eva.
"Aslan.... Kamu tuh kemana aja mama khawatir sama kamu..." Ucap Eva.
Aslan melepas helm dan menuruni motor menghampiri Eva menyalaminya dan juga menyalami Bik Imah.
"Oh.. tadi Aslan habis ngater temen ma."
"Nganter siapa sampek gak ngabarin mama dulu."
"Temen ma...."
"Temen apa pacar kamu?"
"Temen maaa.... Massa mama gak percaya sama Aslan."
"Iya-iya yaudah sana masuk dulu ganti baju." Tutur Eva.
"Yaudah Aslan kedalam ya ma, Bik."
Aslan masuk kedalam rumah menaiki tangga menuju kamarnya. Melepas sepatu, berganti baju.
Memakai kaos Adidas berwarna hitam untuk nyantai buat hari ini dilengkapi dengan celana jeans berwarna biru benhur.
Drettt drettt
Ponsel Aslan berdering. Aslan yang baru saja selesai berganti pakaian langsung mengambil ponselnya yang berada di nakas. Terdapat pesan WhatsApp dari Ari.
Aslan membuka pesan WhatsApp dari Ari yang bertulis.
Slan.... Markas kita dibantai sama Anak Garuda.
Raut wajah Aslan berubah menjadi tajam. Matanya memincing menatap layar ponselnya.
"Sialan!" Umpat Aslan.
Aslan langsung bergegas mengambil jaket kulit berwarna hitamnya. Beranjak pergi keluar kamar menuruni tangga seraya memakai jaketnya berjalan tergesa-gesa.
Eva yang melihat putranya nenuruni tangga dengan tergesa-gesa mengernyitkan dahinya bingung.
"Aslan.... Mau kemana?" Tanya Eva.
"Mau kumpul sama temen ma... Aslan keluar dulu yaa.... Assalamualaikum." Teriak Aslan berlari keluar mencari motor yang berada di garasi rumahnya.
Aslan pergi menaiki motor keluar dari pekarangan rumahnya menuju markas besarnya.
Di markas sudah ada Ari dan teman lainnya yang sedang kebingungan mondar-mandir menunggu kedatangan Aslan.
"Ri Aslan kemana sih lama amat." Gumam Febri teman satu geng-nya.
"Dia lagi otw kali, kaya gak tau Aslan aja lo."
Sampai markas Aslan berlari menaiki tangga karena markasnya berada di gedung atas.
Aslan terengah-engah sampai dimarkas. Dilihat Ari dan lainnya saling menghampiri Aslan.
"Gimana?"
"Mereka udah pergi Slan, gue aja baru kesini tiba-tiba udah berantakan gitu. Terus kata Febri tadi Anak Garuda kesini marah-marah gajelas." Jelas Ari.
"Terus Lo nanya gak kenapa mereka marah sama kita?"
"Gimana mau nanya. Kita aja gak dikasih jeda buat ngomong."
"BEGO LO SEMUA! BEGO!!" Teriak Aslan.
"BESOK KITA KE MARKAS MEREKA!!!" Lanjutnya. Prasaan minggu lalu Anak Garuda baik-baik saja dengan Anak Taro tidak ada masalah apapun. Jika seperti ini pasti ada masalah yang tidak diketahui oleh Anak Taro. Tapi apa?
Anak Taro semua menunduk ketika melihat Aslan marah. Tidak ingin menenangkan Aslan. Karena jika mereka menenangkan Aslan pasti ia akan membantai orang yang ada di depannya. Memilih jalan aman yaitu diam memang cara yang terbaik.
____
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GUANTANAMO
Teen Fiction"Rata-rata manusia di bumi egois Ra. Gue salah satunya. Gue pengen menang sendiri buat dapetin hati Lo." - Aslan Guantanamo "Kalo Lo sayang sama gue. Gue harap Lo bisa nerima dia buat jadi pengganti gue. Gue rela kok lo harus sama dia." - Ara Mevi...