Semenjak hari itu saat Dahyun datang ke apartemennya, Eunbi menjadi gadis yang pendiam dan dingin. Ia melupakan sesuatu, satu hal yang sebelumnya selalu ia kerjakan secara teratur, memberi semangat untuk Dowoon.
Dowoon yang mulai merasakan ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya hanya mendesah kesal, masa iya ia menyukai gadis tersebut?
"Ngapa lo?" tanya Brian yang kini menududukan dirinya disebelah Dowoon yang tengah asik memainkan ponselnya sambil menyandar pada bahu sofa.
"Gatau bang, gue kek ngerasa ada yang ilang."
"Apaan tuh? Duit? Utang? Nilai?" Jae yang sedari tadi hanya memetik gitarnya kini mengalihkan pandangannya pada Dowoon.
"Eunbi," celetuk Wonpil ketika memasuki kembali ruang club.
"Sotoy lo nyet," balas Dowoon.
"Lah bener dong sat, lo udah sekitar 1 bulan gapernah dikasih sticky note lagi sama Eunbi, ga dikasih semangat dan ga dikasih susu beruang."
"Iyain ae," balas Dowoon.
"Eiy bro, kita bakal rapat BEM sore ini jam 4 buat festival musik."
"Iya bang lu udah 20 kali ngingetin buset," kata Wonpil yang kini mulai memencet asal keyboardnya.
"Wkwk dah ah, gue mau ke sekre dulu nemuin Nayeon, takut duit dibawa kabur sama tu orang."
"Halah bilang ae mau modus lu Bob," teriak Jae membuat semuanya tertawa kencang dengan Sungjin yang kini mulai meninggalkan ruang club.
"Eh gue mau ke rumah sakit dulu kayaknya, mau nemenin Eunbi check up." Dan semua pandang mata kini menatap Wonpil tajam.
"Bareng dubu elah, yakali gue nikung temen. Lagian Eunbi bukan tipe gue, dia bringas serem aslinya."
Brian kini menoleh menatap Dowoon yang masih acuh tak acuh dengan ucapan Wonpil. "Woon," panggilnya.
"Coba lo gas Woon," lanjutnya menbuat Dowoon mengerutkan keningnya.
"Gas apaan dah bang? Gue kan kaga lagi bawa motor."
Jae yang sedari tadi mendengarkan malah ngakak sekarang.
"Makanya jangan motor doang yang dikasih bensin Woon, tapi otak lo kagak."
"Apaansi kaga ngerti gue bang?"
"Gas'in Eunbi Woon, gue yakin dia juga pasti lagi kangen kangennya sama lu."
"Bener tu," seru Dahyun yang kini sudah berdiri didepan ruang club.
"Bang Wonpil jadi anterin ga? Kalo kaga gue sama Eunbi mau naik OC (read : Ojek Car)."
"Iye tunggu." Wonpil segera meraih jaket bomber miliknya yang bertengker disandaran kursi, kemudian berlari kecil menyusul Dahyun yang berada beberapa meter didepannya.
Jae, Brian dan Dowoon yang ditinggalkan begitu saja hanya mendengus kasar, kebiasaan Wonpil tuh kalo pergi suka ga pamit.
"Gue balik duluan deh bang, capek." Dowoon bangkit sembari menggantungkan tasnya dibahu kanannya, kemudian berjalan meninggalkan club tanpa mendengarkan jawaban Brian dan Jae terlebih dahulu.
Jae mencebik, "Tu anak udah suka sama Eunbi." Dan Brian mengangguk setuju.
___
Waktu sudah menunjukan pukul 00.12 malam, namun hal tersebut tak menghentikan aktivitas Dowoon yang kini asik menatap langit atap kamarnya. Insomnya kembali, dan ia kepikiran ucapan Wonpil saat siang tadi.
Ting!
Sebuah pesan masuk pada ponselnya yang ia taruh diatas nakas membuatnya berdecak malas, sudah malam masih saja ada yang menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinb Wereld || HIATUS
Fanfiction(n) Wereld is Dutch leangue, in English is the world; Sinbi [신비] in Korean leangue is mystery; Sinbi + Wereld = The world mystery; Sinb + Wereld = Sinb World.