Dream

728 72 14
                                    

"Kak Eunbi dicariin Mark."

Tangan Eunbi yang sebelumnya tengah mengacak-acak mejanya mencari sesuatu diantara tumpukan buku yang ia keluarkan dari dalam tas langsung terhenti. Eunbi menolehkan wajahnya pada Jaeminㅡadik kelasnya.

"Oh oke, makasi Jejeku~" kata Eunbi menampilkan senyum manisnya dan lengkungan mata yang tertutup.

Setelahnya Jaemin beranjak pergi meninggalkan kelas Eunbi.

Eunbi menghela nafas, pikirannya berkeliaran memikirkan barang yang hilang dan Mark yang memanggilnya.

Setelah menetapkan hatinya Eunbi beranjak bangun, melirik sekilas pada teman sebangkunya yang tertidur kemudian mulai mengambil langkah besar keluar kelas.

ㅡDreamㅡ

"Mark," panggil Eunbi yang masih berdiri diambang pintu Rooftop.

Mark yang sebelumnya tengah menyetel asal senar gitar menoleh dengan senyuman yang tak dapat diartikan.

"Sini Kak," kata Mark menggerakan tangannya mrnyuruh Eunbi untuk mendekat dan Eunbi menurutinya.

"Kenapa manggil gue?" tanya Eunbi begitu mendudukan dirinya disamping Mark yang masih memeluk gitarnya.

Bukannya menjawab, Mark malah bertanya balik. "Kakak bawa yang kemarin aku titipin ke kakak kan?"

Eunbi mengangguk ragu, "emangnya buat apa?"

"Aku mau nembak Mina sekarang," jawab Mark membuat Eunbi tertegun.

"Oㅡoh."

"Dibawa ke sini ga kak?"

Eunbi gelgapan. "Ada ditas gue, bentar gue ambil dulu," jawabnya sembari beranjak berdiri, kemudian mulai melangkah menjauhi Mark dengan berlari kecil.

Saat digenggamnya kenop pintu Rooftop, air mata yang sedari tadi Eunbi tahan akhirnya keluar tanpa persetujuan. Isakannya mulai terdengar ketika ditangga menuju Rooftop. Eunbi terdiam sebentar kemudian mendudukan dirinya ditangga ke 5 dan menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya yang bertumpu pada kakinya dengan isakan yang semakin terdengar jelas.

Eunbi menggigit bibir bawahnya mencoba menahan agar isakannya tak keluarㅡlebih tepatnya agar Mark tak mendengar isakannya.

"Jadi selama ini perasaan lo ga ada buat gue," lirih Eunbi dengan isakan yang terus keluar dari bibir kecilnya.

"HAHHHH.." Mata Eunbi terbuka dengan paksa, membuat retinanya dengan cepat menerima cahaya matahari siang yang menyilaukan.

Dada Eunbi naik turun, dengan helaan nafas yang berbalapan keluar dari bibir mungilnya. Air mata yang entah sejak kapan sudah membanjiri pipinya. Hidungnya terasa perih, dan jangan lupakan dadanya yang kian menyesak.

Mimpi buruk.

Eunbi terbangun dari tidur siangnya karena mimpi yang tampak seperti nyata.

Tangannya mulai bergerak memukul dadany yang semakin sesak, isakan kecil lolos begitu saja. Itu hanya mimpi, namun mengapa rasanya terasa nyata?

Eunbi memejamkan matanya, mencoba menetralkan emosinya dengan tangan yang tak berhenti bergerak memukuli dadanya.

Tok tok tok

Sebuah ketukan membuat Eunbi menghentikan aksinya, ia membuka matanya perlahan.

"Nak Eunbi, di luar ada Nak Mark," ucap seorang pelayan dibalik pintu kamar Eunbi.

Sinb Wereld || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang