Paris in the rain

752 81 6
                                    

"Tak semua tempat indah menyimpan kenangan indah, begitu pula sebaliknya. Tak semua tempat yang buruk menyimpan kenangan buruk."

ㅡParis In The Rainㅡ

Katanya, kota romantis itu Parisㅡterlebih saat hujan rintik menyirami kota tersebut, menambah kesan suasana romantis.

Nyatanya bagi seorang Hwang Eunbi semua itu hanya bualan omong kosong, tak ada kota romantis dengan kenangan indah selamanya. Ia benci kota Paris terlebih ketika hujan turun.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, ia kembali mengerjakan pekerjaannya sambil menggerutu, membuat sang kakak yang selalu berada disebelahnya hanya mendengus mendengar gerutuan kesal sang adik.

"Yyak Hwang Eunbi, kapan kau akan move on eoh!?"

Eunbi yang mendengar seruan bernada ejekan dari kakaknya itu mendengus sembari menendang angin.

"Kenapa kau memilih kota ini sih kak!?" adunya menatap kesal kakaknya yang hanya mengangkat bahunya.

"Kau tau bukan tema baju kita yang dipromosikan itu suasana romantis saat hujan," balas sang kakak.

"Kan kota lain masih ada."

"Sepertinya kota ini lebih terkenal dari pada yang lain."

Eunbi mendengus, ingin sekali ia memukul kakaknya itu.

"Aish.. sudahlah, lebih baik kau jemput Kryssi dibandara."

Eunbi membulatkan matanya, "Aku?"

Sang kakak mengangguk mantap, "Siapa lagi?"

Eunbi merengut, bibirnya mencebik kesal. "AKU MEMBENCIMU KAK JESS!" teriaknya setelah meninggalkan kakaknya itu sambil menghentakan kakinya, sedangkan Jessicaㅡsang kakakㅡyang diumpatinya hanya terkekeh. Ia harus bisa membuat adiknya itu segera move on dari mantannya yang bajingan itu, pikirnya.

Paris In The Rainㅡ

Eunbi kini berjalan terburu-buru memasuki bandara, tadi saja dijalan ia mengebut seperti orang kesetanan. Ia tau seluk beluk kakak sepupunya itu yang tak mau lama menunggu, si model menyebalkan. Sekalinya Eunbi terlambat, maka kakaknya akan balik lagi ke California.

"Kak Kryssi!" seru Eunbi memanggil wanita yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Lama sekali Eunbi," kata Kryssi melepas kaca mata hitamnya.

Eunbi berdecak, "kau pikir aku pembantu mu! Tadi saja aku berkendara seperti orang kesetanan sampai dimarahi orang asing yang menyebrang."

"Yayaya baiklah." Kryssi berjalan duluan sembari menggaret koper, dengan Eunbi yang kini berjalan disebelahnya.

"Tumben kau mau kesini Eun."

Eunbi mendengus, "Kalau boleh memilih lebih baik aku tiduran dikasur empuk ku."

Krystal terkekeh mendengar jawaban Eunbi, ia tau bahwa kakaknya itu sudah pasti memaksa Eunbi dengan alasan diadukan pada sang kakek. Sebenarnya Eunbi pun dalam pekerjaan ini tak terlalu dibutuhkan, sebab pemilik nama baju adalah Jessica dan modelnya adalah Krystal, lalu Eunbi hanya penyokong sponsor saja karena ia yang menjalankan bisnis keluarga.

"Oh iya Eun, bagaimana kerja sama mu dengan perusahaan Jeongin?" tanya Krystal mencoba mengalihkan topik.

"Seperti biasa, berjalan baik. Dan kau tau tidak kak? Sepupunya si item itu terus saja membuatku pening. Setiap hari selalu datang ke kantorku," adu Sinb dengan bibir yang bergerak lucu. Tangannya menekan pada tombol kunci mobilㅡbermaksud membuka kunci mobil.

Sinb Wereld || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang