Part 5

170 9 0
                                    

Antariksa.

"Liat Adi gak?" tanya Adyra dengan nada judes.

"Gw yang jemput lo." jawab Antariksa.

"Dyr! Lo mau kemana?" sambar Juan tiba-tiba

"Ngapain ngikutin gw lo?" tanya Adyra sinis.

"Di jemput siapa?" tanya Juan tenang.

Adyra terhenti. Ia tidak tahu harus jawab apa. Karena Adyra tidak mau urusan semakin panjang,

"Temen abang gw, nih." ucapnya sambil merangkul Antariksa.

Juan hanya tersenyum dan mengucapkan, "Yaudah, hati-hati."

-

Saat di perjalanan tidak ada percakapan yang muncul di antara mereka. Akhirnya karena Adyra merasa canggung ia mencoba membuka percakapan.

"Lo kenapa mau di suruh jemput gw?"

"Gw diancem." jawab Antariksa tanpa basa-basi

Adyra kembali diam saat itu, karena ia sudah tau jawaban yang ingin ia tanyakan. Ya, Antariksa tak jarang terkena ancaman dari Adinara. 'Kalo gamau, nanti gw upload video aib lo." Aib? jangan berfikir sampai kemana-mana, hanya sebuah video memalukan Antariksa yang sedang memakai berbagai alat make-up. 

Setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara mereka sampai akhirnya sampai di rumah Adyra.

"Makasih." ucap Adyra tetap dengan nada judes.

Adyra hari ini memang sedang tidak beruntung, ayahnya keluar dan melihat ada Antariksa di sana. Apalagi kalau bukan mengajak Antariksa ke rumah.

"Eh ada nak Daniel, mampir dulu yuk? Kebetulan itu Ibu baru goreng singkong." ajak Danny pada Antariksa.

"Iya Om," jawab Antariksa dengan senyuman, walaupun sebenarnya sedikit terpaksa.

Adyra pun memasang ekspresi bodo amat di wajahnya dan bergegas ke kamar. Sesampainya di kamar ia menutup pintu keras-keras. Daritadi seperti ada yang menusuk-nusuk dirinya. Ingin menangis rasanya, namun ia tak bisa memaksakannya. Sampai pada akhirnya air mata itu jatuh sendiri ketika melihat sebuah notifikasi yang baru saja muncul di hp nya. Tangisnya makin menjadi.

Juan's Birthday! <3

Notifikasi itu juga menunjukan beberapa foto Adyra bersama Juan saat itu.

Kondisi Adyra saat itu masih sangat lelah. Ia pun memutuskan untuk berbaring di kasur. Menatap pemandangan senja di luar sana. Senja merupakan hal yang paling Adyra senangi. Senja bagi Adyra seorang penenang. Senja memang tidak mengatakan apa-apa, kadang senja terlihat sangat indah dan kadang ia terlihat menyeramkan. Tapi di situ ada langit yang mau selalu menerima senja apa adanya. Maka dari itu senja sangat menenangkan bagi Adyra,  tak selalu indah, namun masih ada yang bisa menerima dia apa adanya.

Adyra langsung bangkit dan membuka notifikasi tersebut. Kenangannya memanglah indah, tapi sekarang ia bisa apa? Adyra sudah terlalu lelah hingga pada akhirnya ia memasrahkan semuanya.

Ia mengambil sebuah kertas dan menuliskan,

GOALS:

MOVE ON!


AdyrAntariksa || IndonesiaWhere stories live. Discover now