Part 14

154 5 1
                                    

"T-tante Risa?"

Risa merupakan ibu kandung Antariksa. Semenjak perceraiannya dengan Toni, Ia memutuskan untuk pindah ke Jerman. Dari kecil, Adyra selalu dititipkan ke keluarga Antariksa jika kedua orang tuanya ada acara di luar kota. Walaupun saat itu Risa masih berumur 20 tahun, Ia memiliki jiwa keibuan yang sangat disukai oleh anak kecil. Tak heran jika kini hubungan mereka sangat akrab.

...

Adyra menyiapkan secangkir teh hangat untuk Risa yang sedang duduk santai di sofa.

"Makasih ya nak. Kamu belum makan siang kan? Ini tadi tante mampir ke warung gado-gado. Keliatannya rame, makanya tante beli,"

"H-ah? Oh iya makasih tante. Tau aja aku belom makan hehe."

Adyra pun menyantap makan siangnya, sementara Risa sedang memerhatikan anak yang dulu Ia jaga kini sudah tumbuh dewasa.

"Kamu cepet banget dewasanya, Dyr. Mau Tante jodohin sama anak tante ga? Masih inget sama Antarik-" Ucapnya terpotong begitu melihat Adyra yang mendadak tersedak.

Risa segera mengambilkan segelas air putih untuk Adyra.

"Hahaha nak nak. tante cuma bercanda padahal," Candanya.

"Lagian aku sampe sekarang masih musuhan sama Antariksa ya Tan,"

Mereka pun melanjutkan obrolannya sambil Adyra menyantap makan siangnya.

...

"Dyra, Tante pulang dulu ya," Pamit Risa pada sore itu.

"Iya Tante, makasih banyak ya. Besok main lagi aja hihi," Ujar Adyra.

"Siap! Liat besok ya nak,"

"Oke Tante." Jawabnya sambil tersenyum.

Belum sempat keluar dari komplek, Risa yang saat itu sedang berjalan kaki tak sengaja berpapasan dengan anak kandungnya. "Antariksa." Ucap Risa dalam hati begitu melihat anaknya yang sedang mengendarai motor.

Air matanya tak sengaja menetes.

Throwback
Desember 2009

"Pah, ulang tahun Antariksa kita mau makan dimana?" Tanya Risa dengan semangat saat berada di dalam mobil.

Toni yang saat itu habis mabuk tak bisa mengontrol emosinya.

"Kamu gak tau aku habis ditipu? Pengertian dikit dong! Jangan maunya foya-foya terus! Kamu kira aku gak cape nyari uang hah?!" Ucap Toni dengan nada yang cukup tinggi.

Risa yang saat itu disampingnya terdiam. Ia memaklumi kondisi suaminya dan meminta maaf.

Tak selesai sampai disitu.

"Risa! Kamu ngapain aja sih di rumah? Antariksa kenapa jadi bodoh gini? Hah? Gak kamu urus ini anak? Ngapain? Ketemu sama temen-temen? Gatau diri banget doyannya buang-buang duit."

Risa dengan hati yang telah hancur hanya menunduk tak berani membalas.

"Jawab!" Teriak Toni.

Ia pun mengumpulkan nyalinya untuk menjawab.

"Yang ngerawat Antariksa selama ini aku mas. Aku juga udah gak pake kartu kredit buat kepentingan pribadi lagi semenjak kamu bangkrut. Kamu pikir selama ini kamu ngapain? Kerja? Gaji kecil aja bangga. Yang seharusnya disebut gatau diri tuh kamu."

Risa tiba-tiba langsung jatuh berlutut meminta maaf kepada suaminya karena sudah berbicara dengan lancang. Toni yang mempunyai karakter sangat sensitif dan kasar,saat itu juga ingin menampar istrinya, namun seketika Antariksa menangis.

"Jaga itu anakmu!" Ucap Toni.

...

Setelah 5 bulan Risa bertahan dengan semua kekerasan verbal maupun fisik, akhirnya dia memilih untuk bercerai karena keadaan tak kunjung membaik. Dan pada saat itu juga, Toni akhirnya memohon pada Risa untuk tidak meninggalkannya.

Risa yang saat itu masih berumur 24 tahun memutuskan untuk menjadi single parent. Awalnya. Namun ditolak keras oleh pihak keluarga Toni.

Pada akhirnya pun Antariksa diserahkan pada Toni.

End of throwback

Begitu Antariksa memarkirkan motornya di garasi, Ia merenung sejenak.

"Tadi itu Mama?" Gumamnya.

Ia berusaha tidak menghiraukan pikirannya, namun sepertinya firasatnya berkata benar.

Ia meneteskan air matanya begitu sampai di kamar. Antariksa bisa dibilang hampir tidak pernah menangis semenjak beranjak remaja, baru kali ini Ia meneteskan air matanya. Namun Ia segera menghapus air mata tersebut.

Ia sangat merindukan sosok Ibu disampingnya. Ia merindukan Ibunya yang meninggalkannya 10 tahun lalu.

"Mama udah lupa sama Antariksa ya?" Ucapnya seperti anak kecil.

"Anak mama udah gede sekarang. Pinter lagi. Selama ini Papa bohong dikira aku gak tau ya kalo dari dulu emang Papa yang kasar sama Mama, tapi Papa gak pernah mau ngaku. Untung Mama tinggalin Papa, kayaknya hidup Mama sekarang juga udah lebih baik,"

AdyrAntariksa || IndonesiaWhere stories live. Discover now