Part 13

86 3 0
                                    

Hari ini adalah peringatan 5 tahun kematian adik Adyra. Tak terasa sudah 5 tahun berlalu.

Banyak yang tidak mengetahui tentang kepergian adiknya ini, hanya keluarga besar saja yang mengetahuinya.

Adik Adyra, Daffandra Askala meninggal pada Senin, 26 Januari 2015 karena kecelakaan bus. Saat itu adiknya yang masih kelas 4 SD mengikuti studi wisata ke Bogor. Kecelakaan yang tak diterduga terjadi, bus studi wisata itu tertabrak oleh truk barang dan terjatuh ke jurang. Tidak ada yang selamat dikejadian itu, termasuk adiknya.

Semenjak kejadian tersebut, trauma dan penyesalan terus menghantui kedua orang tuanya. Adyra berubah menjadi orang yang tertutup. Butuh sekitar 2 sampai 3 tahun bagi keluarga mereka untuk merelakan kepergian anak tunggal sekaligus adik bagi Adi dan Adyra.

-----
"Adyra, hari ini kamu izin sekolah ya. Kita ke makam adikmu." Ujar Vina saat berada di kamar Adyra.

Adyra yang masih mengumpulkan nyawanya hanya mengangguk. Entah Ia mencerna kalimat itu dengan baik atau tidak.

Ia membuka layar ponselnya dan melihat notifikasi tersebut. Senyuman terukir dibibirnya. Ia kembali melihat foto-foto adiknya.

"Daf, kakak kangen." Ujarnya.

...

Pukul 10 pagi mereka sudah berada di depan makam anak sekaligus adik tercinta mereka. Keluarga itu berkumpul dan mendoakan adiknya yang telah pergi 5 tahun lalu.

Seusainya, mereka pergi meninggalkan sebuket bunga diatas makam.

"Semoga bahagia Daffa diatas sana." Ucap Adyra dengan haru.

...

/gedubrak/

Buku pianonya terjatuh ketika Ia tak sengaja menyenggolnya. Ya, dia sedang berada di kursi piano merenungkan beberapa hal secara random.

"Pengen deh bisa main gitar. Tapi tangan gw metik senar gitar aja perih." Keluhnya. "Ya Tuhan pengen punya cowok anak band," Lanjut wanita yang sedari tadi masih merenung di meja piano.

Sudah 4 hari berlalu, tandanya hari ini adalah hari Minggu. Iya. Taukan?

Hari ini Adyra datang sendirian karena kedua orang tuanya ada event di luar kota, sementara Adi berada di gereja lain bersama pacarnya.

Ia memilih kursi yang berada di barisan belakang karena menurutnya lebih nyaman. Kali ini Ia tak berharap adanya kehadiran Juan. Ia sedang muak dengannya.

Sial, bukannya permintannya terkabul Juan malah justru datang bersama pacarnya. Jujur, rasanya Ia ingin menghilang dari situ. Hatinya sudah tak hancur lagi melihat mereka, sudah kebal mungkin. Namun karena hari ini adalah hari Minggu, Ia ingin memfokuskan diri sejenak untuk beribadah. Bukan waktunya untuk sakit hati atau semacamnya.

Ah namun sepertinya hal ini cukup mengganggu. Juan yang jelas-jelas berada dua kursi darinya sangat memancing dirinya untuk tidak tetap bersikap tenang. "Pengen tak,,ihhh" Batinnya.

....

10.45

Seusai Ibadah Adyra langsung buru-buru keluar ruangan itu. Syukurlah Ia masih bisa mendengarkan kotbah dengan baik. Walaupun Ia sadar selama ibadah Juan selalu meliriknya.

Saat Ia memesan kendaraan online, perutnya tiba-tiba berbunyi. Ya, lapar. Tepat saat itu, Juan menghampirinya.

"Dyr."

Adyra menengok dengan gugup.

"Makan yuk. Sekalian kenalan lah sama Agatha." Ajaknya.

Jujur, hatinya kini sudah tak tahan. Adyra ingin tidak menghiraukan, namun Ia takut Juan malah curiga. Jadi Adyra menjawab.

Dengan tolakan.

"Gw ada acara lain Ju," Tolaknya.

....

Tadinya jika Adyra ingin ikut bergabung, Juan akan mengajaknya ke pasar Minggu yang jaraknya dekat dengan gereja. Ngapain Juan ngajak Adyra ke pasar? Dahulu mereka sering sarapan bubur setiap hari Minggu di pasar tersebut. Namun semenjak penjual bubur tersebut naik haji, mereka tidak pernah mengunjungi tempat tersebut lagi.

Kini Juan dan Agatha memutuskan untuk makan di kantin depan gereja saja.

"Tadi itu temen kamu yang namanya Adyra?" Tanya Agatha ketika sedang menunggu pesanan.

"Iya,"

"Cantikkan aku ya, Ju?"

Tatapan Juan padanya langsung berubah. Ia terkejut, tak mengira pacarnya akan menanyakan hal semacam itu.

"Ju, jawab."

"Iya, Ta." Jawab Juan. Bukan karena Agatha memang lebih cantik dari Adyra, Ia hanya tidak mau Agatha malah salah paham.

...

Adyra yang kini sudah berada dirumahnya masih sibuk memilih go-food.

"Makan apa gw ya? Ah ini aja de—" Ucapnya terpotong ketika ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya.

"Iya, sebentar."

Dan ketika Ia membuka pintu rumahnya, "Ta-tante Ris-a?" Ujarnya terkejut.

AdyrAntariksa || IndonesiaWhere stories live. Discover now