Dosen Wali
Assalaimu'alaikum, maaf mengganggu pak.. ini saya Embun Yejinan Mubarak, semester 1 fakultas sastra, prodi sastra inggris. Tujuan saya menghubungi bapak, saya ingin minta tanda tangan bapak di krs saya, karena berhubung bapak adalah dosen wali saya. Jadi, saya bisa ketemu sama bapak, kapan dan di mana? Karena yang saya dengar dari dosen-dosen lain kalau sekarang keadaan bapak kurang sehat. Terima kasih sebelumnya pak. 5:12 PM ✅✅
Wlkmsllm, sbntr mlm krmh sy jm 8 6:13 PM
location 6:13 PM
"Dosen wali mah bebas." Celetuk Embun menatap malas ponselnya.
"Hahaha, sabar aja beb, ini cobaan." Timpal Amel.
Embun mendengus, "kenapa sial banget sih gue, kebagian dosen wali yang jarang di kampus, hiks.. sedih."
"Sabar aja, Mbun. Nanti kita temenin." Sahut Ale. Embun mengangguk lemas.
⑉⑉⑉
Dosen Wali
Assalamu'alaikum, pak saya sudah di depan rumah bapak. 8:01 PM ✅✅
Sbntr 8:01 PM
"Nih bapak hemat banget ngetiknya." Gumam Embun yang masih bisa terdengar oleh orang disekelilingnya.
"Hahaha, pake esia hidayah kali." Timpal Ale.
"Atau huruf vokal keyboardnya rusak." Sambung Amel.
"Hahaha, bacot lo pada." Ucap Eumbun.
Pintu gerbang terbuka menampakan seorang cowok yang hanya memakai boxer dan kaus hitam polos.
"Assalamu'alaikum, pak maaf mengganggu saㅡ"
"Walaikumsallam, gue bukan bapak-bapak!" Potong cowok itu, "Masuk dulu!" seruhnya.
Embun mendengus dan misuh-misuh dalam hati memasuki rumah dosen walinya itu.
"Demi apa dia dosen wali lo? Ganteng banget, masih mudah njirㅡtapi jutek, typingnya irit banget." Bisik Amel sambil menyamakan langkahnya dengan Embun dan mengekori pria tadi.
"Gue denger ya lo pada bisik-bisik." Sahut pria tadi.
Amel masem-masem, "M-maaf, pak."
"Gue bukan bapak-bapak!" Timpal pria tadi dengan suara yang ketus.
"Yaudah, jangan ngegas lo!" Sahut Embun yang tidak tahan melihat pria nyebelin itu.
"Duh, maafin teman saya, lagi pms jadi kaya gini." Ujar Ale.
kerjain ahh. Batin cowok itu.
"Ga, gue gak mau maafin, gue gak mau tanda tangan krs lo!" Ancam cowok tadi sambil menunjuk Amel.
"B-bukan saya anak wali bapak, tapi ini temen saya." Timpal Amel sambil menunjuk Embun.
"Oh jadi lo, ck, lo sebut lo mahasiswa? Tampang kaya ginㅡ"
"Assalamu'alaikum.. "
Embun, Amel dan Ale membulatkan matanya, kedua alis mereka bertautan bingung kemudian menatap kedua orang yang baru datang dan cowok yang menyebalkan tadi secara bergantian.
"E-eh, papa, mama.. " Ucap cowok tadi sambil menggaruk tengkuknya.
"Ck, kamu ya kebiasaan kalo orang ngucap salam, salamnya itu wajib di jawab!" Omel wanita paruh baya.
"Walaikumsallam." Serentak cowok tadi, Embun, Amel dan Ale menjawab salam.
Wanita paruh baya tadi masuk ke dalam rumah sambil geleng-geleng kepala.
"Nah gitu dong, ini teman kamu?" Tanya pria paruh baya.
"B-bukan Pa.. " Jawab pria tadi agak gugup.
Embun, Amel dan Ale yang menyimak jadi kebingungan sendiri. Sambil bertanya-tanya dosen wali Embun sebenarnya yang mana?
"Oh, jadi ini anak wali saya di kampus? Yang mana anak wali saya? Namanya siapa tadi? Bulan?" Tanya pria paruh baya tadi.
Embun, Amel dan Ale langsung ngeh kalo tadi lagi dikerjain dan dosen wali Embun pria paruh baya ini.
"Embun Pak, bukan Bulan. Nama saya Embun Yejinan Mubarak." Jawab Embun sambil menyalim tangan yang disusul sama Ale dan Amel.
"Pa, Abian ke atas ya." Pamit cowok tadi.
Sialan, gue dikerjain, jadi dia anak pak Khadafi, liat aja nanti kalo ketemu lagi, gue kerjain balik. Batin Embun.
⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] FOOLISH DEAL, catherizm ✓
FanfictionFoolish one; stop making a deal with random people __________________________ ©2020, tataroom