O6. latihan

759 132 7
                                    

Eumbun dan Abian memasuki cafe dengan tangan yang bertautan, tentu saja sebelum itu mereka tubir dulu didalam mobil. Dengan tersenyum ramah mereka menghampiri meja sepasang kekasih yang sekarang membalas senyuman mereka.

Embun membatin, "ini mah bukan latihan, tapi langsung praktek."

"Hai.. " Sapah IlaㅡSyakila Chaeyoung Malik dengan senyum ramahnya.

"Hai.. " balas Embun dan Abian bersamaan.

"Lo pada udah lama?" Tanya Abian

"Belom, baru lima menitan." Jawab ElㅡEl Mark Hadid.

Abian mengangguk kemudian duduk dan memesan makanan. Setelah memesan mereka berempat mengobrol sambil menunggu pesanan datang.

"Btw, kayanya gue pernah liat lo deh." Ujar Ila sambil menatap Embun.

"Iya La, dia maba yang nyamperin gue waktu hari rabu di sekret." Timpal Abian.

"Ohiya, kalian pacaran?" Tanya Ila.

"Iya dong." Jawab Abian sambil tersenyum dan memegang telapak tangan Embun yang menganggur diatas meja.

Embun tersenyum dengan terpaksa sambil membatin, "Katanya latihan, nih orang gue sleding lama-lama."

"Oh, jadi ini pacar lo yang lo ceritain itu?" Tanya El.

"Yoi, ohiya, gue lupa ngenalin ke kalian.. kenalin, pacar gue namanya Embun maba sasing tahun ini." Ujar Abian.

"Hai kak, gue Abian." Kata Embun sambil tersenyum ramah dan bersalaman dengan Ila dan juga El.

Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang dan mereka mengobrol sambil makan dan minum. Embun yang kepribaiannya friendly, mudah akrab dan tidak canggung dengan teman-teman Abian. Karena terlalu asik berbicara sambil makan Embun sampai keselek.

"Uhuk.. uhuk.. "

"Makanya kalo makan itu ditelen dulu baru bicara." Omel Abian sambil memberi segelas air minum kepada Embun, tak lupa juga Abian menepuk-nepuk pelan punggung Embun.

Embun tersenyum sedikit canggung, "Jangan baper Embun, ingat ini cuman pura-pura." Batinnya.

"Hehe.. iya, makasih kak." Ucap Embun setelah selesai minum sambil menyengir.

"Lucu banget sih." Celetuk Abian sambil menyubit gemes pipi Embun, Abian yang menyubit pipi Embun bukan sedang pura-pura melainkan memang gemes sama tingkah Embun.

"Kayanya kita berdua disini jadi nyamuk doang." Sindir El.

"Iya yang, kita balik deluan aja yuk." Ajak Ila.

"Elah baperan lo berdua, biasa juga kalian gitu didepan gue." Protes Abian.

"Oh, jadi ceritanya lo balas dendam nih?" Tanya Ila.

"Hahaha.. kaga sih, tapi kalo lo berdua mikirnya gitu serah lo pada." Jawab Abian, "Ehiya, kita deluan ya.. soalnya kita ada urusan." Pamitnya.

"Urusan apaan? Sok sibuk lo!" Tanya El.

"Urusan memperbanyak populasi." Jawab Abian asal yang langsung dapat cubitan dari Embun.

"Awww.. ampun, ampun sayang.. " Ringis Abian.

Ila dan El yang meliat kelakuan pasangan ini cuman tertawa. Embun yang sadar lagi ditertawakan ikutan ketawa kemudian melepaskan cubitannya.

"Bagus Mbun, kalo Abian macem-macem sleding aja kepalanya hahaha.. " Celetuk Ila sambil tertawa.

⑉⑉⑉

Abian dan Embun sekarang berada dibasement mall, entahlah kenapa mereka sampai kesini, mungkin karena kegabutan mereka. Setelah keluar dari dalam mobil tanpa Abian sadari dia menggenggam tangan Embun, Embun yang sadar diperlakuan Abian seperti itu terkejut dan jantungnya berdetak tidak karuan.

Abian menggenggam tangan Embun berjalan memasuki mall, entah sadar atau tidak sadar. Abian menggenggam tangan Embun dengan santai, layaknya seperti seorang pacar.

"Kita makan, shopping atau main?" Tanya Abian sambil menatap Embun yang berada disampingnya.

"Terserah lo aja kak." Jawab Embun yang sekarang agak salting diperlakukan Abian seperti iniㅡseperti orang spesial(?)

"Pipi lo kenapa? Kok merah?" Tanya Abian yang bingung sambil menyentuh dan memperhatikan pipi Embun, sekarang jarak wajah mereka sangat dekat bahkan Embun dapat meresakan hembusan nafas Abian.

Embun mendorong tubuh Abian, "G-gapapa, gue kalo kepanasan pipi gue pasti merah kaya gini."

Embun mengipas wajahnya dengan telapak tangan kirinya dan tangan kanannya masih digenggam sama Abian, "Astaga, gue kenapa? Embun ingat ini cuman pura-pura." Batinnya.

"Lo kenapa?" Tanya Abian yang masih bingung dengan tingkah Embun.

"Bisa ga, ga usah megang-megang? Sekarang kan, ga ada kak Ila sama kak El." Kata Embun ketus, dia tidak tahan diperlakukan seperti ini.

⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉

[i] FOOLISH DEAL, catherizm ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang