19. bertengkar

523 93 1
                                    

Abian menepihkan mobilnya dibibir jalan, "Lo apa-apaan sih Mbun, ngelarang gua buat nganterin Ila pulang?"

"Lo yang apa-apaan kak, ga ngehargain gua didepan teman-teman lo? Lo sendiri yang bilang kan, kalo kita harus bersikap selayaknya orang pacaran pada umumnyaㅡdan yang gua lakuin tadi apa yang akan cewek lakuin saat liat pacarnya gatel ke cewek lain." Timpal Embun.

"Lo bilang gua gatel?"

Embun membuang nafasnya, "Iya, kenapa? Kan kenyataannya gitu."

"Coba lo jangan egois kak, gua tau kita cuman pura-pura tapi lo jangan seenaknya kaya gitu dong kak." Protesnya.

"Udah lah, gua malas liat lo lagi kak, mending gua naik taxi aja pulangnya." Sambungya sambil melepas seatbelt, namun ditahan oleh Abian, "Enggak, gua nter lo pulang." Tolak Abian kemudian menancap gasnya.

"Lo jangan seenaknya ya kak, gua ini bukan boneka lo dan simpanan lo yang lo cari disaat butuh doang, lo seharusnya hargain gua, kalo lo ga bisa hargain gua sebagai pacar lo setidaknya lo hargain gua sebagai cewekㅡlo bayangin kalo kak Sherina diperlakukan kaya gini sama cowok brengsek kaya lo? Pasti lo marah kan? Apalagi abang gua, untung aja abang gua ga tau apa-apa soal lo." Oceh Embun sedangkan Abian tidak menimpalinya dan fokus menyetir sambil menyimak.

Embun terus mengoceh mengeluarkan unek-uneknya sampai Abian sadar jika Embun sebenarnya cemburu, tapi Abian masih gengsi untuk minta maaf.

"Lo itu ya kak seharusnya bersyukur gua udah mau jadi pacar boongan lo, siapa sih yang mau jadi lacar boongan cowok brengsek dan ngeselin kaya lo ini?" Oceh Embun lagi.

"Udah sampe Mbun." Ucap Abian, mereka sudah sampai didepan rumah Embun.

"Kak, dari tadi lo ga dengar apa yang gua bilang? Kenapa lo ga nyautin dan balas apa yang gua omongㅡhmmpp

Bibir Abian mendarat tepat dibibir Embun, membuat Embun berhenti berbicara dan matanya membulat sempurnah. Ciuman Abian tidak berlangsung lama, hanya kecupan sekilas.

Plak!

Tamparan mendarat mulus dipipi Abian, "Brengsek!" Umpat Embun kemudian keluar dari mobil.

⑉⑉⑉

Embun menatap sinis Abian yang sedang duduk didepannya, "Lo ngapain kesini?" Tanyanya tanpa menggunakan embel-embel 'kak'.

"Nyamperin cewek gua yang lagi marah." Jawab Abian santai sambil menatap Embun.

"Mending lo pergi, ini masih pagi gua lagi ga mau tubir dan tugas gua banyak." Ujar Embun mengusir Abian.

"Sayang.."

"Diam! Mending lo perㅡhiks hiks.."

Abian panik tiba-tiba Embun menangis, "Eh, k-kamu kenapa?"

Embun menutup mukanya sambil menangis, "Gua benci sama lo kak."

"Eh, jangan nangis Mbun, mending aku dengerin kamu ngomel dari pada nangis gini." Kata Abian kemudian menarik Embun kedalam pelukannya.

Embun mendorong tubuh Abian, "Lo brengsek kak, lo lancang banget nyium gua setelah lo ga ngehargai gua didepan temen-temen lo." Ocehnya dengan airmata yang membanjiri pipinya.

Abian memegang kedua bahu Embun, "Mbun, jangan nangis, pukul aku aja deh, tapi jangan nangis kaya gini, aku ga bisa liat kamu nangis."

Embun memukul-mukul dada Abian, "Gua benci sama lo kak, lo brengsek!"

Abian pasrah dan matanya sesekali melihat ke pintu kelas, takutnya ada yang masuk dan salah paham dengan apa yang terjadi sekarang ini.

Abian melihat jam dinding dan bersyukur karena sekarang masih jam stengah tujuh pagi, itu tandanya mereka aman karena kemungkinan besar mahasiswa belum ada yang datang.

"Lo apain Embun bangsat!" Pekik seseorang diambang pintu, Abian dan Embun terkejut dan menoleh ke sumber suara.

⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉

[i] FOOLISH DEAL, catherizm ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang