Kagura; Conspiracy

212 26 1
                                    

Sore ini, Shinpachi kembali ke Yorozuya. Tapi suasananya tidak seperti biasanya. Ketika ia masuk ke ruang tengah, ia dapat melihat alasannya. Berkas rahasia Gintoki di atas meja, dan Kagura duduk di sofa di hadapan Gintoki yang sedang duduk bersedekap.

“Ah, Kagura-chan sudah tahu?” tanya Shinpachi pada Gintoki, lalu ikut duduk tanpa minta ijin.

“Sedang apa kau di mejaku, Kagura?” tanya Gintoki datar.

Kagura diam.

“Tolong jawab pertanyaan Gin-san, Kagura-chan,” ucap Shinpachi, juga dengan nada serius.

“Aku ingin melihat contoh tulisan tangan Gin-chan,” jawab Kagura.

Tiga orang itu kembali diam satu sama lain.

“Kenapa kalian tidak bilang?” tanya Kagura datar.

“Karena, Kagura-chan, ini adalah sebuah kasus rahasia,” jawab Shinpachi.

“Terlibat dengan terorisme? Pengeboman Tokyo?” tanya Kagura tajam.

Dua orang laki-laki di hadapannya diam.

“Jangan begini, Kagura-chan,”

“Tapi kalian terlibat langsung dengan organisasi berbahaya! Kaientai?! Kenapa tidak terlibat Harusame sekalian?” tanya Kagura sarkastik. “Kalian melakukan semua ini di belakangku, dan aku tidak tahu apa-apa. Oh, ya, aku memang si kecil, Kagura-chan, aku tidak perlu tahu segalanya,” ucapnya tajam.

Hening.

“Aku akan mengirimmu kembali ke ayahmu,” ucap Gintoki dingin.

Kagura tercekat.

Shinpachi berpaling ke arah lain dengan wajah keras.

“Gin-chan dan Papi sama saja. Selalu saat kalian melakukan sesuatu yang berbahaya, kalian mengoperku ke satu sama lain,” ucap Kagura dengan suara rendah yang terdengar sedih. Ia berdiri, meraih payungnya, lalu berlari ke luar rumah.

“Kagura-chan!” Shinpachi berdiri, akan mengejar, tapi kemudian menoleh pada Gintoki yang diam saja.

Shinpachi menatap pria itu serba salah.

“Belakangan ini kau sibuk sekali, Shinpachi,” ucap Gintoki tajam.

Shinpachi sadar Gintoki mungkin sudah mengetahui langkah-langkahnya di belakang pria itu.

“Kau menghubungi kakak iparmu, lalu mendekati putri kakek tua dari Kyoto itu. Apa ini juga alasanmu mempercepat studimu hingga kau hampir tidak pernah tidur malam?” tanya Gintoki, perlahan berdiri dari sofa.

Tentu saja Gintoki sudah mengetahui semua kerja kerasnya di belakang layar, tapi Shinpachi kecewa Gintoki memperlakukannya seperti sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.

Gintoki menatap Shinpachi dengan kecewa, dan Shinpachi menutup matanya, bersiap menerima rasa sakit saat melihat Gintoki mengangkat tangannya ke arah wajah Shinpachi.

Tapi Gintoki hanya mengelus rambut pemuda itu dengan lembut.

Shinpachi terkejut, membuka matanya, dan melihat wajah kecewa Gintoki sekali lagi. Itu bukan kekecewaan yang ditujukan padanya. “Aku terlihat begitu tidak bisa diandalkan hingga kau bekerja sekeras itu tanpa minta bantuan siapapun?” tanya Gintoki pelan. Kekecewaan itu ditujukan pada dirinya sendiri, bukan Shinpachi.

Shinpachi menahan wajah senangnya karena kerja kerasnya telah diakui, dan kemudian menatap Gintoki dengan serius. “Kau harus mengejar Kagura-chan,” ucap Shinpachi datar.

“Tentu saja, orang tua macam apa yang meninggalkan anaknya dalam kondisi seperti itu?”

“Kau bukan orang tua Kagura, Gin-san.”

KataomoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang