Sougo berdiri dengan kaku. Di hadapannya Mitsuba duduk di sofa sambil menatap khawatir pada Hijikata yang menatap Sougo tajam.
"Hanya itu yang mau kau sampaikan?" tanya Hijikata.
"Aku sudah memutuskan untuk menjadi polisi sejak awal," ucap Sougo datar.
"Baiklah. Aku akan membicarakan ini dengan Kondo-san dan kami akan mencari penempatan yang cocok untukmu. Miyagi mungkin tempat yang cocok," ucap Hijikata kemudian.
"...Tokyo..." ucap Sougo pelan.
Kakaknya dan kakak iparnya menatapnya.
"Aku tahu belakangan ini situasi di Tokyo terasa aneh dan tegang, tapi tempatkan aku di Tokyo," lanjut Sougo, "Tolong."
Melihat adik iparnya yang punya harga diri tinggi dan yang sangat membencinya ini sampai meminta tolong seperti itu, Hijikata perlahan menghela napas.
"Aku akan mencari posisi polisi lalu lintas yang kosong," ucap Hijikata pelan.
Sougo mengerutkan alis. Dengan ijazah yang akan ia dapatkan segera, seharusnya ia setidaknya bisa menjadi polisi detektif junior, tapi Hijikata sendiri sudah sangat baik dengan menempatkannya sebagai polisi lalu lintas.
Mitsuba masih terlihat tidak senang dengan keputusan Hijikata. Sebenarnya kakak perempuan Sougo itulah yang tidak mengijinkan penempatan Sougo di Tokyo.
Dia adalah wanita yang sensitif. Ia tahu keadaan yang sepertinya terlihat tenang ini justru adalah keadaan paling menakutkan.
Apalagi ia melihat Nyonya Kondo, istri dari Kepala Polisi Tokyo kemarin terlihat banyak pikiran. Sepertinya ia tahu lebih banyak soal keadaan, dan seperti Hijikata, suaminya juga semakin jarang pulang.
"Kenapa tidak kita tunggu saja kepastian soal pengangkatanmu setelah kau wisuda, Sou-chan?" tawar Mitsuba.
"Aku sudah tidak punya waktu lagi," gumam Sougo pelan.
.
"Kau benar-benar akan kembali ke China?" tanya Soyo.
Kagura mengangguk pelan. "Besok Papi akan datang untuk menjemputku, dan minggu depan aku sudah mulai sekolah di China," jelas Kagura.
Soyo terlihat sedih. "Kenapa...mendadak sekali?"
"Ada masalah keluarga, Soyo-chan... Aku juga tidak tahu mengapa tiba-tiba," ucap Kagura berbohong.
Soyo tidak bisa menghilangkan ekspresi sedihnya, namun ia tersenyum. Ia harus tersenyum saat mengantar sahabatnya pergi. Toh bukan berarti mereka takkan pernah bertemu lagi.
"Kau akan kembali ke Jepang kan?"
"Tentu saja, saat keadaan sudah membaik," jawaban Kagura membuat Soyo bertambah khawatir, tapi ia tidak ingin bertanya.
Keduanya menatap ke luar jendela bersama, saat Soyo teringat sesuatu. "Lalu bagaimana dengan Okita-senpai?!"
Kagura tersenyum sedih pada Soyo. "Aku sudah mengungkapkan perasaanku," jawab Kagura.
"Eeeeeeeehhh? Lalu?"
"Entahlah," Kagura sendiri tidak yakin, tapi ia tidak mau kebanyakan berpikir. "Mungkin memang sudah sejak lama aku tidak punya kesempatan."
Kagura tahu ia sebenarnya mungkin masih punya harapan mengingat Sougo tiba-tiba bersikap aneh dan mengatakan ia juga mencintai Kagura. Tapi ungkapan perasaan pria itu rasanya lebih seperti ungkapan karena terbawa suasana.
Kagura bukannya menyerah pada Sougo, ia hanya ingin memberi pria itu suatu pelajaran. Selama ini Kagura mencintainya, dan Sougo harus tahu mengapa Kagura selalu berbohong dan menyangkalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi
Любовные романыOkita Sougo-senpai. Adalah seorang Senpai yang Kagura sukai. Senpai yang sekarang akan lulus kuliah dan Kagura kagumi sejak SD. Masalahnya, jarak umur mereka 4 tahun dan jarak tinggi mereka lebih dari 20 cm. Kagura jauh lebih muda dan lebih pendek...