Kagura; Confessing, Sougo; Fools

253 32 0
                                    

Bakagura

Senpai, aku mau menyampaikan sesuatu. Kau mau datang ke taman bermain dekat SMU?

Sougo sedang membaca buku kuliahnya saat ia melihat pesan dari Kagura masuk ke ponselnya.

'Apa? Dia mau menyatakan perasaannya?' tanya Sougo dalam hati. Tapi kemudian ia teringat perasaan tidak enak saat ia bertemu Kagura tempo hari.

Wanita itu mungkin akan kembali ke China tahun depan.

Tapi Sougo setengah tidak percaya pada pikirannya sendiri. Kagura selalu mengelabuhinya entah bagaimana. Ia selalu dan selalu saja berada satu langkah di depannya.

Tentunya itu tidak menghentikan Sougo untuk tertarik padanya. Bahkan setelah dihina dan dikalahkan berulang-ulang, ia masih tetap melihat Kagura sebagai wanita yang sangat menarik.

Bukan berarti Sougo menyukai Kagura atau menginginkan wanita itu menjadi miliknya, tapi tetap saja.

Jadi keesokan harinya saat Sougo muncul di taman dekat SMU, ia sudah siap dan mengeraskan hatinya agar tidak dipermainkan lagi oleh wanita itu.

Hanya saja, kali ini entah mengapa berbeda. Ada hal yang begitu membuat hatinya terasa perih saat melihat wanita itu berdiri di dekat air mancur dengan sebuah summer dress berwarna merah muda gradasi putih semakin ke bawah.

Ini masih awal musim semi, tapi karena global warming, cuaca sudah mulai panas saja.

Kagura berteduh di bawah parasolnya seperti biasa, dan Sougo berjalan perlahan mendekatinya, seolah tidak ingin segera mengakhiri observasinya pada Kagura.

Saat Sougo sudah semakin dekat, Kagura menatap pria itu dan tersenyum lembut.

Sougo tercekat dan berhenti melangkah sejenak. Senyuman lembut Kagura sangat berbeda dari senyuman jahil menyebalkan yang biasa wanita itu tunjukkan.

"Terimakasih sudah datang, Senpai," Kagura bicara dengan suara yang tenang dan hangat.

Tidak tahu bagaimana harus bereaksi dengan sikap Kagura, Sougo menatap ke arah lain. "Kenapa tiba-tiba memanggilku kemari? Kau mau menyatakan perasaanmu, ya?"

Sougo melirik Kagura untuk melihat reaksi wanita itu, yang mungkin, seperti biasanya, datar, tenang, dan langsung membalasnya dengan ejekan dan membalik kata-katanya.

Tapi reaksi Kagura atas pertanyaan Sougo membuat jantung Sougo berdebar. Wanita itu menatap Sougo dengan mata yang melebar dan wajah yang merona merah.

Sedetik kemudian, tapi, Kagura sudah menoleh ke arah lain dan Sougo pula mengalihkan lirikannya.

'Apa-apaan?!' Sougo tambah berdebar dan perlahan ia merona tipis.

Sougo perlahan melirik Kagura lagi, yang kini menatap lantai batu paving dengan sebuah senyuman sedih yang samar.

Rasa tidak nyaman kembali muncul di dada Sougo.

"Kenapa Senpai selalu saja mengatakan hal-hal yang menyusahkan seperti itu?" tanya Kagura lirih

Sougo mengeryitkan alisnya. "Hah?"

Kagura mulai melangkahkan kakinya. "Bukan apa-apa, Senpai."

Ucapan dan sikap Kagura yang tidak seperti biasanya ini membuat Sougo entah mengapa merasa sesak.

Mereka mulai menyusuri taman. Saat Kagura sama sekali tidak berniat memulai pembicaraan, Sougo sendiri entah mengapa tidak mau langsung pergi meninggalkannya.

Karena itu tatapan kosong Kagura yang mengarah ke jalan di depannya dan tatapan kosong Sougo yang mengarah pada kuku tangan Kagura yang memegang payungnya pun sama sekali tidak bertemu lagi.

KataomoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang