God's Destiny || 08

3.7K 312 12
                                    

Welcome to

God's Destiny

Let's reading~

Friday, 16 April

"Tapi aku cinta sama kamu. Padahal ini sudah tiga tahun, Jung." Wanita itu masih saja memohon, mengharapkan cinta dari pria dihadapannya.

"Tapi aku hanya mencintai Lalice, kamu tahu itu."

Tzuyu mengepalkan tangannya, berusaha meredam rasa sesak yang menggelonggoti dadanya. Buku-buku jarinya sampai memutih karena kepalan yang terlalu kuat. "Selalu aja, Jung. Kamu gak pernah menganggap keberadaan aku, disini. Apa kurangnya aku, Jung?" Tzuyu hampir terisak, namun ditahannya. Alasan utamanya adalah, ia tidak ingin Mingzu mengetahui perdebatannya dengan Jungkook.

"Kamu gak ada kurangnya, Yu. Kamu itu nyaris sempurna. Tapi perasaan itu memang gak bisa dipaksain." Jungkook kembali menatap lurus ke depan. Mengabaikan Tzuyu yang hampir menangis.

"Aku.. Aku--"

"Ingat apa status kita sekarang, Yu." Sederet kalimat yang keluar dari mulut Jungkook, mampu membuat Tzuyu menunduk. Sembari memukul-mukul dadanya sendiri, yang terasa sesak.

"Aku menyesal, Jung." Ucapnya pelan. Jungkook langsung menatap wanita disampingnya.

"Mingzu bukan kesalahan. Ini takdir. Takdir Tuhan yang ingin kamu berjodoh dengan kakak tiriku, Mingyu." Bantah Jungkook sambil tersenyum menatap Mingzu yang tengah tertawa kecil.

"Tapi aku tidak mencintai Mingyu." Ucapnya lirih. Jungkook berpaling, lalu memegang kedua bahu wanita yang notabenenya adalah kakak iparnya.

"Cinta tumbuh seiring berjalannya waktu. Tuhan yang mengatur segalanya, mungkin semua ini adalah caraNya. Jangan pernah membenci takdir, Yu." Jelas Jungkook sembari menatap dalam, wanita yang pernah dijodohkan dengannya.

"T-tapi,"

"Mommy, Papa." Panggil Mingzu sembari berlari kecil menuju sepasang pria dan wanita itu. Tzuyu segera menghapus air matanya yang sempat menetes. Lalu tersenyum manis kepada putrinya yang berada dalam pelukan Jungkook.

"Apa Mingzu sudah puas bermain ayunan?" Tanya Jungkook sambil menangkup kedua pipi sang anak dengan kedua tangan kekarnya.

Gadis kecil itu mengangguk lucu. "Zuzu senang," Bibirnya terlihat sangat - sangat menggemaskan. Tzuyu yang melihat interaksi keduanya, merasa terharu. Mengingat, putrinya yang sangat akrab dengan 'adik ipar'nya.

"Yaudah, kita pulang yuk? Udah sore." Ajak Tzuyu dengan nada lembutnya. Mingzu dan Jungkook setuju. Pria bergigi kelinci itu menggendong Mingzu, sedangkan Tzuyu berjalan beriringan dengannya.

Ngomong-ngomong, mereka ke taman menggunakan mobil Jungkook. Terhitung, sudah hampir dua jam mereka disini.

Setibanya di rumah, Mingzu segera berlari masuk kedalam. Menyisakan Jungkook dan Tzuyu yang berjalan beriringan dengan langkah santainya.
"Nenek!" Pekik Mingzu sembari menghamburkan pelukannya pada sang nenek.

"Hei, cucu nenek. Apa kalian sudah selesai bersenang-senangnya?" Tanya ibu Jungkook antusias. Ah, ibu tiri lebih tepatnya.

Meskipun ia bukanlah ibu kandungnya, tapi wanita paruh baya itu sangat menyayangi Jungkook. Terlebih lagi, ia sudah merawat Jungkook sedari kecil. Dan fakta lainnya, ia adalah sahabat dekat mendiang ibu kandung Jungkook.

Mimgzu mengangguk. "Zuzu sangat senang, nenek." Ucapnya sambil tersenyum lebar. Tzuyu dan Jungkook menghampiri sepasang nenek dan cucu yang tengah asik berbincang-bincang.

"Ibu.." Panggil Jungkook. Sang ibu menoleh, menatap putranya yang berdiri tidak jauh darinya.

"Ada apa, nak?"

"Sepertinya aku harus pergi sekarang, ibu. Aku ada pekerjaan penting." Pamit Jungkook sembari menggenggam ponsel pintarnya.

"Kenapa buru - buru sekali? Bahkan sekarang kau sangat jarang mampir kesini." Keluhnya sambil membalas tatapan sang putra.

"Ini mendesak, ibu. Maafkan aku. Aku berjanji akan mampir lagi kesini." Jungkook tersenyum hangat.

"Baiklah, tapi besok kau harus kesini. Aku tidak menerima penolakan, eoh? " Jungkook mengangguk. Lalu pamit kepada ibunya, Tzuyu dan Mingzu.

°°
Disisi Taehyung..

Taehyung membuka pintu utama dari rumah yang cukup besar. Itu adalah rumah miliknya. Pria itu mempersilahkan Lalice dan Eunwoo untuk masuk kedalam terlebih dahulu. Ruangannya cukup gelap, karena sudah malam. Ditambah lagi, lampu - lampunya belum ada satupun yang dinyalakan.

"Tae, saklar lampunya mana ya? Tolong hidupin dong," Tanya Lalice sambil terus berjalan masuk. Dengan Eunwoo yang berada digendongannya. "Tenang ya, sayang. Bentar lagi lampunya nyala, kok." Lalice terus berjalan masuk, hingga tak menyadari, jika Taehyung tak ikut masuk bersamanya.

Lalice menoleh ke kiri dan kanan. Semuanya sama, gelap. Eunwoo juga mulai gelisah, karena takut. "Mama," Panggil bocah kecil itu sembari memeluk erat sang ibu.

"Iya, sayang, tenang ya." Lalice mengelus pelan punggung putra kecilnya itu. "Tae.. Kau dimana?" Lisa berusaha berjalan tertatih, mencoba mencari dimana letak saklar lampunya.

Dorr!

"WELCOME TO SEOUL, LALICE." Pekik beberapa orang secara bersamaan. Jenis suaranya terdengar berbeda-beda. Bersamaan dengan itu, semua lampu menyala terang.

Lalice menutup mulutnya, karena saking terkejutnya. Eunwoo berpekik senang. Terlihat disana, ada delapan orang wanita dan empat orang pria. Salah satu dari mereka memegang sebuah kue. "Ini serius?" Tanyanya sembari menutup mulut tak percaya.

"Welkam Ica, uuh, sayang - sayang akuu," Ucap Yeri yang langsung menghamburkan pelukannya pada Lalice. Oh ya, Eunwoo juga sudah berada dalam gendongan Sehun.

"Kita juga pengen ikut," Sorak tujuh wanita lainnya. Dan langsung menghamburkan pelukan. Sembilan orang wanita itu saling berpelukan seperti teletubbies. Sisanya, keempat pria dewasa serta Eunwoo hanya memperhatikan mereka. By the way, Chanyeol yang memegang kue tadi.

"Kangen banget tau, Lice."

"Rindu berat, huhu."

"Akhirnya lepas kangen~"

Mereka melepaskan pelukannya. Dan beralih dengan satu persatu dari pria itu memeluk Lalice. Dimulai dari Sehun, Chanyeol, dan Taeyong.

Setelah selesai dengan acara peluk - pelukan, Lalice mulai meniup lilin pada kue yang dipegang alih oleh Joy.

Prok prok prok

Mereka semua bertepuk tangan. Lalu memotong kue dan memakannya. Dan Eunwoo, ia sudah cepat akrab dengan semua teman - teman Lalice.

Agh, hari ini benar - benar menyenangkan. Oh ya, asal kalian tau, mereka sudah bersahabatan semenjak awal masuk SMA. Dan tentu saja, ada cinta yang terjalin tiba-tiba diantara mereka.

To be continue

Hey, gimana readers terluvv ? Ngerti alurnya gak sih?
Worknya pasti jelek ya, maklum, aku kan masih penulis amatiran. Masih belajar cara nulis yang baik dan benar, hehe:)

Jangan lupa Vote dan Komen!

God's Destiny [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang