God's Destiny || Extra Part I

5.2K 369 5
                                    

Maaf ya semuanya, karena kemaren aku ga jadi up. Padahal udah dicoba buat dipublish, tapi tetep gabisa. Aku udah coba publis beberapa kali, dari siang sampe malem.

Sekali lagi maaf ya, karena aku ga bisa nepatin janji sama kalian:(

Happy reading~
___

Welcome to

God's Destiny

Let's reading~

Monday, 10 May

Sepasang pria-wanita, berjalan beriringan. Sang wanita itu terkagum melihat rumah yang cukup mewah itu. Bayangan masa lalu kembali terputar.

"Rumah ini semakin besar saja," Gumamnya yang masih dapat didengar oleh sang pria.

"Semuanya terasa hampa, tanpa dirimu, Lice." Wanita itu terkekeh sambil mencubit kecil pinggang 'mantan suami'nya, si pria Jeon.

"Aku gugup, Jung-ah."

"Tenang saja. Kita hanya perlu menemui Ibu, dan meminta izin kepadanya."

"Bagaimana jika dia tidak mengizinkan kita untuk bersama lagi?" Pria itu menggenggam erat tangan wanita disampingnya. Tangan itu terasa basah, karena peluh. Akibat terlalu gugup.

"Aku akan membawa kau dan Eunwoo pergi. Tidak peduli jika dia akan mencoret namaku dari penerima harta warisan, nantinya." Jungkook berujar dengan mantap. Membuat hati Lalice kian menghangat, rasa bahagianya kembali membuncah dipermukaan. Mengingat Jungkook yang rela kehilangan semua harta bendanya, hanya demi Lalice dan putra mereka.
"Ayo," Dua pasang kaki itu berjalan beriringan masuk kedalam rumah megah itu. Berjalan santai, namun dengan rasa gugup yang membara. Terlebih Lalice. Yang masih diarungi rasa gugup dan cemas yang tercampur aduk.

"Ibu.."

Wanita yang sedang duduk tenang disofa ruang tengah, sembari membaca sebuah buku yang tampak seperti majalah. Ia menoleh ke arah sumber suara. Netranya menangkap presensi putra bungsunya didepan pintu. Dengan seorang presensi lain yang berada dibelakangnya.

"Putraku, kau bersama siapa?" Jungkook mengulas senyum tipisnya. Sambil menggenggam tangan Lalice yang berada dibelakangnya.

"Aku membawa menantu ibu,"

Nyonya Jeon mendelik kaget melihat presensi Lalice yang berjalan mendekatinya, dengan tangan yang bertautan dengan Jungkook.

"Kenapa kau membawa wanita ini kemari, Jungkook?"

Pria Jeon itu tersenyum. Lalu mendudukkan diri disofa, tepat dihadapan ibunya. Diikuti oleh Lalice yang juga duduk disampingnya. "Aku dan Lalice kesini untuk meminta restu ibu. Kami ingin rujuk kembali."

"Apa?!" Sentaknya kaget. Suaranya yang cukup keras mampu menarik perhatian putra pertamanya. Mingyu dan Tzuyu menghampiri ketiga manusia yang tengah terlibat obrolan. Keduanya menatap bingung kehadiran Lalice disini, terlebih lagi Tzuyu yang tampak tak senang. "Tidak. Ibu sudah bilang 'kan, ibu sama sekali tidak suka dengan wanita mur*h*n seperti dia." Lalice menundukkan wajahnya, menahan air mata yang mendesak ingin keluar. Tangannya menggenggam tangan Jungkook dengan kuat.

"Ibu! Lalice bukan seperti yang ibu bayangkan. Ibu salah menilainya!" Sentak Jungkook yang mulai hilang kesabaran. Mingyu dengan cepat menenangkan ibunya.

"K-kau membentak ibu hanya untuk membela wanita ini?"

"Dengan atau tanpa restu ibu, aku akan tetap kembali pada Lalice." Jungkook berujar dingin. Tangannya terus menyalurkan kekuatan pada Lalice.

"Jung-ah, sudah jelas ibu tidak menyukai wanita itu. Dan tidak seharusnya kau menentang keinginan ibu." Lalice mengangkat kepalanya. Membalas tatapan tak suka dari Tzuyu. Jungkook mendecih pelan.

"Jangan ikut campur. Karena kau adalah biang dari permasalahan ini!"

"Jungkook, jaga ucapanmu. Bagaimanapun Tzuyu adalah kakak iparmu."

Lalice menghela nafas panjang. "Apa salah aku hingga kau sangat membenciku, ibu?"

"Jangan panggil aku ibu! Sungguh aku sangat tak sudi mendengar panggilan mu!" Sentak Nyonya Jeon pada Lalice. Jari telunjuknya menujuk wajah Lalice penuh kebencian.

"Ibu sudah sangat keterlaluan!" Jungkook menatap penuh kecewa pada ibunya.

"Dia sama saja dengan ibunya! Wanita mur*h*n!" Sentaknya yang mampu membuat hati Lalice mencelos.

"Ibu!--" Lalice menahan kuat tangan pria disampingnya. Lalu menggeleng pelan dengan air mata bercucuran. Seolah tengah melarang Jungkook untuk membelanya lagi.

"Aku bahkan tidak mengetahui apa kesalahan ibuku pada ibu. Jika ibuku pernah membuat kesalahan pada ibu, aku memohon maaf." Ucap Lalice yang sudah berlutut dihadapan Nyonya Jeon. Dengan kedua tangan yang disatukan untuk memohon maaf. "Tapi jangan melampiaskannya kepadaku, ibu. Aku dan ibuku adalah orang yang berbeda. Jangan campurkan masalah kalian pada pernikahan aku dan Jungkook. Kami bahkan tak mengetahui apapun. Kenapa harus kami yang menjadi korban? Kenapa harus kami yang menanggung semuanya?" Air mata Lalice jatuh bercucuran. Nyonya Jeon menatap tak suka pada wanita dihadapannya.

Jungkook terus memegang kedua bahu Lalice. Meminta wanita itu untuk bangkit dan berhenti meminta maaf. Sungguh, Jungkook benar-benar muak dengan semua ini. Ia hanya ingin hidup bahagia bersama orang-orang yang dicintainya. Tapi kenapa Tuhan membuatnya menjadi begitu rumit?

"Ibu mu itu telah menghancurkan keluargaku. Hadir dan merebut Ayah Mingyu dari kami. Wanita murahan, panggilan itu sangat pantas untuknya." Lalice terdiam membeku. Kenyataan pahit itu membuat jantungnya berdetak kencang.

◽❤◽

Maafkan aku jika chapter kali ini mengecewakan kalian:(

God's Destiny [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang