God's Destiny || 03

5.4K 422 22
                                    

Welcome to

God's Destiny


Let's reading~

Sunday, 01 September

Pagi ini Lalice terbangun lebih awal. Yaitu pukul setengah lima pagi. Ia mengingat hari ini. Tanggal ini. Iya, ini adalah hari ulangtahun suaminya. Ini adalah hari kelahiran suaminya. Dan tepat pada hari ini, Jungkook sudah berumur 29 tahun.

Lalice bergegas ke kamar mandi, memilih pakaian dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan pagi untuknya dan juga suaminya.

Ia juga sama sekali tak berniat untuk membangunkan Jungkook terlebih dahulu. Hanya sekitar tiga puluh menit, Lalice sudah siap dengan dua piring breakfast simple buatannya.

Setelah siap, ia beranjak ke ruang televisi dan duduk santai disofa empuk yang ada disana.

"Sudah jam setengah tujuh saja. Sepertinya film kartunnya sudah tayang." Ucap Lalice sembari mengambil remote control TV yang ada diatas meja. Lalu menekan tombol 'On' dan angka '9' secara berturut-turut.

Wanita itu menikmati pagi harinya dengan menonton serial kartun favoritnya ditelevisi.

Drrtt drrtt

Ponselnya tiba-tiba bergetar, dengan segera ia melihat nama yang muncul dilayar ponsel pintarnya. Kim Taehyung.

Lalice menggeser keatas ikon berwarna hijau berlogokan telepon.

'Mm?'

'Kapan kau akan bercerai dengan suamimu itu?'

'Secepatnya, Tae. Kau tenang saja.'

'Aku hanya tak ingin kau semakin mencintainya dan meninggalkan aku setelah itu.'

'Tidak akan. Lagipula aku hanya mencintai dirimu seorang, Kim Taehyung.'

'Aku lebih mencintaimu, Choi Lalice. Ah, sebentar lagi akan menjadi Kim Lalice.'

'Kau ini---'

"Apa-apaan ini, Lalice?!!" Pekik Jungkook dari belakang Lalice. Sang pemilik namapun sontak membalikkan badannya karena terkejut. Air wajahnya seperti seorang maling yang ketangkap basah tengah mencuri.

Tuttt!
Jemari Lalice langsung menekan ikon merah untuk memutuskan sambungan teleponnya.

Oiya, asal kalian tau. Lalice berbicara melalui telepon dengan--Taehyung. Dan satu lagi, Lalice sibuk menikmati kartun kesukaannya serta ponsel dengan load speaker sambungan telefonnya.

Jadi tidak heran bukan? Jika Jungkook mendengar semuanya dengan jelas. Apalagi mendengar pernyataan Lalice yang hanya mencintai pria diseberang sana.

Katakan saja Lalice itu ceroboh. Karena memang begitu kenyataannya.
"J-jungkook," Ucap Lalice pelan karena kaget mendapati presensi Jungkook yang tampaknya sedang terbawa emosi.

"Apa maksud mu, Lalice?!" Tanya Jungkook lagi dengan penekanan disetiap katanya.

"A-aku--"

"Jawab pertanyaan ku, Lalice!" Sentak Jungkook lagi, tangannya sudah tergepal kuat menahan emosi.

Lalice menarik napas singkat. Menetralkan eskpresinya dan mencoba untuk tenang. "Aku mencintai Taehyung. Kenapa memangnya?" Ucapnya tenang dan sesantai mungkin.

Jungkook mencoba meredam amarahnya sekuat mungkin. Ia tak ingin orang yang dicintainya terluka karena ulahnya sendiri. "Kau bertanya kenapa? Aku ini suamimu, Lalice. Apa arti pernikahan kita yang sudah berjalan lima tahun lamanya? Apa arti bayi kita yang sedang berada dalam kandunganmu, Lalice?!" Tanya Jungkook bertupi-tupi dengan tenang namun penuh penekanan.

"Bayi kau bilang? Bayi itu sudah musnah. Aku sudah menggugurkannya." Ucap Lalice enteng bersikap tak acuh.

Plak!

"Kau gila, Lalice!!" Jungkook membulatkan matanya sambil menatap telapak tangan kanannya yang baru saja mendarat dipipi sang istri. "Maafkan aku." Ucap Jungkook pelan sambil sedikit menunduk.

Lalice tersenyum kecut sambil memegangi pipi kirinya yang memerah akibat tamparan yang cukup keras dari tangan sang suami. "Untuk apa kau peduli? Toh, bayi yang aku gugurkan itu bukan darah dagingmu! Melainkan darah daging Taehyung, kau dengar?!!" Balas Lalice penuh emosi. Bahkan ia tak lagi memperdulikan Jungkook yang sudah kembali menampakkan emosinya.

"K-kau--Aku tidak percaya ini, Lalice. K-kau bukan lagi Lalice yang aku kenal." Ucap Jungkook terbata. Air matanya sudah tampak tergenang dipelupuk matanya.

"Aku tidak perduli. Aku akan mengurus perpisahan kita. Dan setelah itu, aku akan hidup bersama Taehyung yang sudah cukup mapan!" Lantang Lalice yang sangat terbawa suasana. Ia berlalu dari hadapan Jungkook dan pergi ke kamarnya untuk membenahi pakaian dan memasukkannya kedalam koper.

Jungkook yang melihat itu langsung berusaha menghentikan sang istri. "Aku akan memaafkanmu tapi kau tidak boleh pergi, Lalice." Ucap Jungkook sambil menghentikan tangan Lalice yang tengah menutup koper miliknya.

Wanita itu menggeleng. "Aku tidak butuh maaf darimu. Aku hanya ingin segera terbebas dari pernikahan ini." Ucap Lalice dengan penekanan diakhir kalimatnya.

"A-aku kecewa, Lalice." Ucap Jungkook pelan sambil menatap Lalice dengan tatapan penuh kekecewaan.

Lalice malah menatap Jungkook tak peduli. Ia menyeret kopernya keluar rumah tanpa mengabaikan Jungkook yang berdiri seperti patung.

Dan--dihalaman rumah mereka sudah ada sebuah mobil keluaran terbaru berwarna merah--yang tampaknya adalah mobil Kim Taehyung. Dengan cepat Lalice masuk kedalam mobil itu.
Jungkook hanya terdiam dengan air mata yang membanjiri dipipi. Ia menatap kosong mobil milik Taehyung yang mulai menghilang termakan jarak yang mulai menjauh dari jangkauan indra penglihatannya.

"Cinta telah membutakanku sampai tak melihat sebegitu menjijikannya kau, Lalice."

"Dan terimakasih telah membuat hari ulangtahun ku berkesan atas kejutan besar serta telah memperlihatkan wajah busuk kau yang sebenarnya."

"Peran kau sangat meyakinkan, Lalice. Hingga aku tak mampu membedakan antara ketulusan dan persandiwaraan."

To be continue

God's Destiny [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang