/Ti•ga Be•las/

8K 382 18
                                    


Asha kembali!!!
Pada kangen gak?

***

Ia menghentikan laju motornya di salah satu rumah yang pekarangannya cukup dipenuhi tanaman-tanaman cantik. Baru kali ini Revaldo tau jika Asha suka dengan tanaman-tanaman seperti ini.

Revaldo dengan sengaja merapikan penampilannya dari ujung rambut hingga kaki, berharap kharisma ketampanannya tak berkurang walaupun luka lebam yang tercetak jelas menempel di pipinya.
"Apaan sih lo?"

"Gw kan harus perfek, mau ketemu calon mertua."

Asha memutar bola matanya malas. Dengan terpaksa mengundang cowok itu untuk masuk. Sedikit kasihan jika ucapan yang menyuratkan harapannya agar diundang masuk, pupus begitu saja akibat usiran tak berperasaannya.

"Nyokap-bokap lo mana, Sha?" tanya Revaldo pertama kali berbobot serius pada Asha ketika gadis itu berniat membuka pintu utama sendiri.

"Nyokap gw di dalem. Bokap gw ga tau deh, terakhir ada wujudnya waktu gw umur enam bulan."

"Eh-" keterkejutan kontras terpancar dari pandangan Revaldo yang jadi ragu memasuki rumah walaupun pintu telah dibukakan lebar oleh pemilik rumah.

"Haruskah gw pasang poster silahkan masuk terlebih dahulu?" sarkas Asha membuat Revaldo memasuki rumah dan menempati sofa yang tersedia.

Jika kalian ingin tahu, seorang cerewet dan pemecah suasana seperti Revaldo ini pernah juga mengalami saat-saat kaku dan awkward ketika ia tak memiliki ide seperti saat ini. Ia hanya tersenyum segan pada seorang wanita yang sepertinya ibu Asha, tengah menatapnya dengan tatapan yang sedikit tak bisa diartikan.

Salahkah ia mengajak seorang gadis pulang bersama tanpa surat izin mengemudi dan segala kelengkapan berkendara lainnya?

"Ini Revaldo, Ma, temen Asha." perkenalan dari Asha memecah kebekuan yang sempat terjadi.

Trisha tersenyum hangat, menghampiri laki-laki yang membawa anak gadisnya pulang. Revaldo sendiri langsung memanfaatkan keadaan untuk menyalami ibu Asha. "Revaldo, Tan. Panggil apa aja boleh yang penting dapet izin nempelin anaknya terus."

Candaan Revaldo disambut baik oleh Trisha. Membuat ketegangan Revaldo menyusut berkali lipat. Ternyata wanita ini cukup hangat.

"Panggil Reva aja, Ma."

"Hush, kamu nih. Ganteng-ganteng masa dipanggil Reva." ujar Trisha langsung ditanggapi persetujuan Revaldo.

"Tau lo, Sha. Dibilang panggil sayang aja, nggak percaya."

"Lo mah kuyang bukan sayang." celetuk Asha ikut mencairkan suasana.

"Udah sana, Asha ganti baju dulu. Nanti kembali lagi bawa P3K ya." perintah Trisha yang langsung dijalankan anak gadisnya.

Sedangkan Revaldo jadi sedikit kagok, ia bingung akan menjawab apa jika ditanyakan Trisha soal penyebab luka-lukanya.

"Ayo duduk dulu, Revaldo." ajak Trisha agar keduanya tak terus-terusan berdiri. "Tante panggilnya Aldo aja kali ya?"

"Apa aja buat Tante mah."

Tawa renyah keluar dari bibir keduanya. "Sekelas dengan Asha? Kok Tante baru lihat?"

"Enggak, Tan. Saya anak kelas sebelas IPS 2 yang paling ganteng. Trus juga baru kenal Asha beberapa hari lalu Tan, tapi Asha langsung terpikat pesona ganteng saya kan. Jadinya ngajak pulang bareng deh."

Trisha tertawa mendengar penjelasan teman anaknya. Pantas saja cowok ini bisa dekat dengan putrinya sampai mengantar pulang dalam waktu perkenalan yang relatif singkat.

Bad Teacher Great HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang