Extrapart #5

8.5K 294 3
                                    

Part ini panjangnyaaaaa yatuhan😌 jadi aku bagi dua bagian aja

Gemes bgt sama sikapnya Aksa, pen ditabok😆

***

Aroma harum yang menguar dari kopi hitam buatannya berhasil memberikan efek menenangkan bagi Asha. Dengan hati-hati ia membawakan kopi itu ke ruang kerja Aksa.

Sudah seminggu ini Aksa lebih banyak sibuk mengurus tugas-tugas kantornya. Ditambah lagi tuntutan tugas sebagai dosen yang masih harus dipertahankannya beberapa bulan ke depan.

Hari ini pun Aksa sebenarnya sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Namun sepertinya ada berkas yang tertinggal sehingga suaminya kembali ke rumah, dan akhirnya memutuskan mengurus tugas satu itu di sini. Setelahnya baru Aksa akan kembali ke kantornya melanjutkan pekerjaannya.

"Cobain deh kopi nya. Tadi Mama baru ke rumah, bawain kopi ini-"

"Aku nggak minta kopi, Sha. Udah, kamu jangan kebanyakan bolak-balik. Istirahat sana." ucap Aksa cepat tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari laptop.

Mendengarnya, Asha sempat terdiam beberapa saat. Tapi cepat-cepat ia acuhkan rasa tidak nyaman yang menjalar mendengar penolakan Aksa. Mungkin saja mood nya memang sedang tidak bagus, ditambah lagi Aksa yang mulai penat dengan pekerjaan nya.

"Tapi aku udah janjian sama Ayi, mau temenin dia fitting dress abis ini."

Aksa menghela napasnya, "Yaudah terserah kamu. Sekarang jangan ganggu aku, kerjaan aku banyak, Sha."

Lagi-lagi Asha menasehati diri jika rasa tidak nyaman nya hanya berdasar mood buruk keduanya. Ia beranjak meninggalkan ruangan, dan berhenti sebentar sebelum mencapai pintu. "Yaudah.. aku berangkat-"

"Iya," potong Aksa seolah menegaskan kembali waktunya yang tak ingin diganggu.

Asha lantas bersiap, mengganti pakaiannya agar lebih pantas untuk keluar sekaligus mengusahakan agar dirinya tetap nyaman. Berhubung perut yang mulai membuncit yang kini berhasil memunculkan senyum tipisnya.

Dengan slingbag yang hanya diisi tissue, mini tumblr, dan beberapa barang lain yang dibutuhkan tapi tak terlalu berharga -karena barang berharga semacam ponsel atau uang diletakkannya di kantung hoodie- Asha berjalan keluar.

Tersenyum menyapa sahabatnya yang kebetulan baru saja sampai di depan rumahnya.

Menerima ajakan Airin untuk langsung memasuki mobilnya, Asha menurut. Sedikit-sedikit Asha terperangah melihat bagaimana sifat bar-bar Airin berubah sejak pertemuan sahabatnya ini dengan sang pujaan hati.

"Aduh yang mau tunangan, bahagia banget bawaannya."

Airin yang fokus memutar kemudi nya tertawa, "Bumil juga harusnya bahagia terus lah. Biar keponakan gw bahagia juga."

Tawa menghambur dari bibir Asha, "Kepengen jadi besan Aldo makanya anak gw dibilang keponakan juga?"

Airin menggeleng, cepat-cepat menolak ucapan Asha berhubung ucapan adalah doa. "Ya jangan besan Aldo juga lah."

Dua teman lama yang jarang bertemu itu memanfaatkan waktu mereka untuk saling bertukar cerita. Mulai dari yang ala-ala formal sebagaimana reuni terjadi, sampai akhirnya obrolan yang membuat kadar normal dua manusia ini dipertanyakan.

Perjalanan lantas terasa cepat akibat obrolan mengalir mereka. Airin memutar kemudi memasuki salah satu pusat perbelanjaan.

"Kerja nya apa sih si Ryan, sibuk banget sampe calon tunangannya mau fitting baju aja nggak ditemenin."

Bad Teacher Great HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang