/Du•a Pu•luh Sem•bi•lan/

6.2K 271 0
                                    


Jadi mana yang setuju Asha sama Aldo? Kita tamatin langsung aja nih cerita kali yak🤣

Bercanda kok, yakali segampang itu (padahal masalah yang Asha Aldo hadepin udah berat banget, masih dibilang gampang)

Sok atuh baca aja gimana mereka

***


Sesuai yang diucapkannya pada Al, Asha pulang sore hari ini. Kegiatan belajar mengajar mulai padat setelah masa orientasi terlewati.

Raja siang yang mulai kembali menyembunyikan diri menandakan waktu yang kian larut juga. Kampus masih cukup ramai, begitupun kantin tempat Asha berkutat dengan laptopnya sekarang.

"Sha," panggilan seseorang mengalihkan perhatian Asha.

"Eh- Kak. Hai." sapa Asha kagok melihat Andro yang sudah berdiri di hadapannya. Pemikirannya langsung jatuh memikirkan bagaimana Aldo akan menanggapi ketika melihat Asha dan Andro sekarang.

Sial, Asha bahkan baru sadar jika Aldo tidak kelihatan di sekitaran kampus hari ini. Kemana saja fokusnya hingga tak memperhatikan adiknya sama sekali.

"Ngerjain apaan?"

"Ppt, kak. Kak Andro belum balik?"

Ya jelas ia masih di sini Asha! Bodoh sekali pertanyaan itu.

"Iya, diminta presiden KM ngurus jadwal buat pertemuan semua mahasiswa dengan dosen dan pengurus kampus baru."

Asha mengangguk, "Tapi tadi dosen baru udah jadwal ngajar, jadi udah ada perkenalan sama mahasiswa."

Andro mengangguk, "Niatnya sambutan formal aja. Ya nggak apa-apa lah, kegiatan non-kbm bikin kita bisa dapat nilai plus kan."

Gadis itu mengernyit tak sadar, memikirkan definisi kita dari Andro. Hanya ia dan Andro, atau semua mahasiswa ikut terhitung?

"Gw niatnya masukin lo jadi panitia lagi, Sha?"

"Hah? Nggak usah repot-repot, Kak." tolak Asha halus namun tepat sasaran karena Andro yang langsung mengerti.

Lawan bicaranya tertawa kecil, "Dua tahun ini lo udah kebanyakan diem aja di kelas, nggak apa-apa lah sekarang gw siapin buat jadi penerus kita."

Mendengarnya, Asha yang memang tak memiliki minat ataupun niat ke arah sana memilih mengalihkan pembahasan dengan frontalnya. "Owh iya kak, tadi mau ngapain ke sini? Um.. maksudnya, takut lupa karena kita ngobrol gini."

"Nggak kok. Gw emang mau ngajak lo balik bareng. Berhubung bodyguard lo lagi nggak kelihatan hari ini."

Ah, ternyata Andro bahkan lebih memperhatikan hal itu dibanding dirinya sendiri.

Ponsel Asha yang berdering menandakan pesan yang masuk mengalihkan perhatiannya. Setelah meminta izin, Asha membaca pesan itu yang ternyata dari ayahnya.

Kebetulan mengajaknya pulang jika Asha masih di kampus.

Asha menunjukkan layar ponselnya pada Andro, "Bokap gw kebetulan pulang kantor lewat sini, Kak. Mungkin lain kali."

Andro dengan sangat pengertiannya mengangguk memaklumi. "Kayaknya terlalu cepet kalau gw minta izin ngenalin diri ke bokap lo. Jadi, gimana kalau ke depan bareng? Sekalian gw ke parkiran."

Asha mengangguk. Tidak enak juga ia jika harus menolak ajakan baik Andro setelah menolak tawarannya pulang bersama.

.

"Kamu apakan anak saya?"
Pertanyaan sinis Jihan begitu Asha dan Jeremiah memasuki rumah mengejutkan keduanya.

"Apa-apaan kamu? Ashlesha ini anak kamu juga."

Bad Teacher Great HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang