/Du•a Pu•luh Tu•juh/ - bag.2

6.7K 268 2
                                    


Asha melakukan tugasnya sesuai apa yang benar ditugaskan padanya. Ia membagikan nasi box kepada maba yang telah berbaris rapi dan bersiap untuk makan bersama.

Namun kini mereka tengah dalam kegiatan OSPEK, jadi tak semudah itu para maba menikmati makanannya. Mereka yang sudah menerima makanannya langsung menempati posisi yang diarahkan. Tidak boleh ada yang makan sebelum semua menerima makanan, dan sebelum posisi duduk mereka rapi seratus persen sesuai keinginan senior. Tak cukup disitu, para senior pun menentukan waktu yaitu delapan menit untuk semua menghabiskan makanannya.

Asha yang sudah paham situasi makan bersama ini bisa saja runyam jika ada satu maba yang mulai tidak terima, hanya berusaha tidak ikut campur dengan aksi yang terbilang jahat dari para seniornya.

"Makasih, Kak."

Gadis itu baru menunjukkan senyum dan anggukan kecilnya setelah menerima ucapan terima kasih seperti itu. Jika tidak wajah datarnya setia menempel disana.

"Siapa yang ngizinin minum?!" bentakan salah satu seniornya menghentikan hampir keseluruhan kegiatan di lapangan kampus ini.

"Lari keliling lapangan sambil bawa botol minum kamu di atas kepala lima putaran. Sekarang!"

Asha hanya mendesah kecewa ketika kepala yang muncul tak lain dan tak bukan adalah Revaldo Julian, adik paling menyebalkannya. Lapangan ini terlalu luas untuk diputari lima kali. Apalagi setelahnya Revaldo harus makan dengan waktu singkat tanpa ada toleransi waktu.

Percayalah Asha akan dengan senang hati mencubit Aldo karena tingkah membahayakan dirinya, dan juga dengan siap menghadapi seniornya jika sampai terjadi sesuatu pada Aldo.

Setelah benar-benar lima putaran dilalui Aldo, tanpa rasa bersalah ia kembali duduk di posisinya. Tak begitu memperhatikan kondisi Aldo, salah satu seniornya bahkan mulai memberi aba-aba untuk memulai makan.

Asha kian gusar saja ketika Aldo masih dengan santainya mengambil napas walau hitungan telah memasuki menit kedua. Dan benar saja, Aldo baru memulai makannya ketika maba lain diperintahkan mengangkat tangan tanda selesai.

"Kamu memang niat nantangin senior-senior disini?" Tanya ketua panitia kegiatan OSPEK tahun ini, jelas-jelas ditujukan pada Aldo yang menjadi satu-satunya yang belum mengangkat tangan.

"Saya nggak punya niat nantangin siapa-siapa, Kak."

"Kalau gitu apa maksud kamu masih dengan santainya makan saat maba lain menuruti arahan-"

"Biar saya yang tanggung jawab atas dia, Kak." selak Asha dengan berani maju menghadapi kakak tingkatnya ini. Kalau boleh jujur, Asha tidak pernah berminat ikut campur ataupun terlibat di kegiatan seperti ini. Karena ya lihat saja sekarang. Berhadapan dengan mahasiswa aktif seperti mereka bukan pilihan yang tak beresiko.

Beberapa saat ketua panitia OSPEK nya menatap Asha. Sebelum akhirnya ia membuka suara, "Semua lanjutkan kegiatan ke sesi selanjutnya. Kecuali kamu, silahkan nikmati makanannya." ucapnya kencang bisa dengan jelas didengar penjuru lapangan. Penanggung jawab tiap fakultas langsung dengan sigap menjalankan perintah barusan.

"Dan kamu temui saya selesai acara hari ini."

Asha hanya bisa menengguk ludah, berharap ia tak ikut jadi korban keisengan seniornya juga.

Setelah lapangan kian sepi karena penduduknya yang beralih ke gedung kampus, Asha berjalan mendekati Aldo. Duduk di sampingnya.

"Dia bilang apa tadi ke lo, Sha?"

Asha menggeleng, "Nggak apa-apa. Udah makan dulu, abis ini lanjut kegiatan. Jangan ngobrol, nanti kita kena lagi."

"Bilang gw Sha kalau dia macem-macem." ucap Revaldo tegas namun ditanggapi tawa Asha. "Nggak akan gimana-gimana kok. Paling kena omel. Lo juga nanti bakal ada di posisi senior kok. Tenang aja."

Bad Teacher Great HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang