"HAH? Gila ya? Aku sebentar lagi sampai bandara terus kamu bilang ga bisa ikut?!"Seorang laki-laki yang kini berada di dalam taksi untuk menuju ke bandara dengan alis yang menyatu karena mendengarkan perkataan sahabatnya lewat telfon itu kini menghela nafas. Ia tidak menyangka sahabatnya sendiri membatalkan secara sepihak liburan yang sudah mereka rencanakan matang-matang dari beberapa bulan sebelumnya.
"Gulf, dengarkan dulu. Mereka menghubungiku karena ada guest star lain yang berhalangan hadir jadi mereka memberikan 2gether kesempatan untuk tampil. Kamu tau kan ini kesempatan yang bagus untuk Band-Ku di masa depan? Aku juga tidak bisa menolak dan mengecewakan anggota lain." Suara berat yang terdengar menyesal itu membuat Gulf tidak bisa lagi berkata-kata. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau dia kesal terhadap keputusan yang sahabatnya itu pilih. "Kamu harus tetap pergi, mungkin nanti aku dapat membeli tiket pesawat lagi dan aku akan menyusul. Kakak ku sudah menunggu di bandara tuh, dia juga tetap akan pergi. Kalian berdua pergi duluan tanpaku, oke?."
"Wah sepertinya kamu udah benar benar gila, mana mungkin aku bisa pergi dengan orang yang sama sekali belum pernah aku temui? Sialan." Gulf tidak habis fikir dengan kelakuan Bright, sahabatnya. Dia juga tidak tau apa yang harus ia lakukan, apa ia harus pulang kerumah dan menghanguskan uang yang selama ini dia kumpulkan untuk liburan kali ini, apa ia harus tetap pergi bersama orang yang sama sekali tidak ia kenal. Lagi lagi Gulf menghela nafasnya.
"Tenang, kakaku orang yang mudah berbaur kok. Kamu diam saja juga dia pasti ajak bicara. Lagian dia kan kakaku, kamu ga akan diapa apain kok haha." Mendengar suara tawa Bright yang terdengar mengejek membuat Gulf semakin kesal, tapi ia juga sadar kalau perform di TV swasta merupakan salah satu mimpi yang ingin diwujudkan sahabatnya itu, Gulf tau ia tidak boleh egois. Tapi ia tetap kesal.
"Sebenarnya aku ingin pulang saja."
"Jangan! Kamu ga kasian sama kakaku? Tadi dia bilang dia udah cetak boarding pass kamu juga. Bener-bener deh, kan udah ku bilang aku bakal menyusul! Nih janji, aku akan menyusul kalian di Jepang."
"Tapi kan itu masih 1 minggu lagi brengsek."
"Yang penting kan aku nyusul."
"Terus di korea nanti aku gimana?" Gulf meremas rambutnya sendiri, merasa frustasi karena semuanya tidak berjalan seperti apa yang ia dan Bright rencanakan di awal.
"Ya jalan-jalan lah, apalagi sih? Eh, sebentar. Kayaknya aku dipanggil anak-anak tuh. Aku tutup ya telfonnya. Nanti aku chat id Line kakaku, yaudah ya bye."
"Bri- ngsat" Gulf melihat layar handphone yang menandakan bahwa Bright sudah menutup sambungan telfonnya. Dia medecih, Ia membayangkan kalau saja saat ini ia adalah orang kaya, mungkin ia akan membatalkan liburan mereka ke korea dan akan menyusul nanti bersamaan dengan Bright.
Seorang laki-laki tampan sedang duduk dengan santai di sebuah caffe yang terdapat di dalam bandara dengan secangkir hot choco di hadapanya, tangannya tidak lepas bermain game yang berada di handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNING AFTER YOU [ MEWGULF & BRIGHTWIN ]
FanfictionGulf dan Bright bertemu saat masa awal perkuliahan. Gulf mengambil jurusan design interior sedangkan Bright mengambil jurusan Seni. Namun hal tersebut tidak menghalangi pertemanan antara keduanya karena hubungan pertemanan mereka malah semakin dekat...