"Ya.. aku tau." Win mendorong pelan bahu laki laki dihadapanya agar melepas pelukanya.
"Kenapa sayang? Apa ada yang salah?" Tanya laki-laki tersebut memandang Win dengan bingung karena biasanya Win akan selalu luluh padanya jika ia sudah memeluknya dan mengatakan kata-kata manis.
"Aku hanya sedikit lelah sehabis bekerja kelompok di kampus hari ini." Win kini duduk di sofa yang sebelumnya di duduki oleh laki laki yang kini berdiri dihadapanya.
"Kalau begitu kamu mandi lalu istirahatlah." Laki-laki tersebut kini duduk disamping Win. "Oh iya, Apa kamu sudah bertanya pada Bright tentang rencana atau jadwal 2gether kedepannya?" Kini pertanyaan yang Win takutkan sebelumnya, akhirnya keluar juga dari bibir laki-laki tersebut.
"Aku baru mengenalnya Pi Luke, aku belum berani untuk bertanya hal-hal private mengenai band-nya seperti itu." Laki-laki yang Win sebut bernama Luke itupun kini menempatkan dirinya untuk duduk di samping Win. Lengannya melingkar merangkul bahu Win untuk membuat Win bersandar di bahunya.
"Oke-oke, aku mengerti. Aku tau ini tidak mudah, aku juga tidak ingin membuatmu melakukan hal seperti ini, dan aku tidak rela membuatmu harus berdekatan dengan si brengsek Bright. Maaf aku tidak punya pilihan lain. Aku memang tidak bisa diandalkan dan juga selalu menyusahkanmu."
"Tidak. Jangan bilang begitu. Kamu.. sama sekali tidak menyusahkanku." Ujar Win lalu menyentuh pipi Luke dengan jari-jemarinya, mengusapnya pelan karena ia tidak mau melihat raut wajah Luke yang terlihat sedih.
"Terimakasih, Win. Kamu yang terbaik. Aku benar-benar mencintaimu." Luke kini mencium pipi putih milik Win, kata-kata yang diucapkan Luke terasa hampa dan membuat hatinya sakit, namun Win kembali mengutuk dirinya sendiri saat sadar betapa mudahnya Luke membuatnya kembali luluh.
"Iya." Win sengaja tidak membalas kalimat cinta yang sebelumnya Luke katakan, ia ingin melihat apakah Luke akan menyadarinya atau bahkan tidak perduli.
"Bagaimana sikap Bright di dunia nyata? Apa sama seperti image panggung yang dia buat?." Win menghela nafas berat, seperti yang ia kira Luke tidak akan menyadarinya.
"Aku belum tau, aku sudah bilang kalau aku baru mengenalnya. Aku mau istirahat Pi, aku mau mandi dulu." Win beranjak dari sofa ingin melangkah menuju ke kamar mereka berdua, untuk sekali saja ia tidak ingin membahas apapun tentang Bright dan juga rencana masa depan Luke.
"Terimakasih Win, kamu tau kan aku selalu mencintaimu? Tapi kali ini rasanya aku semakin jatuh cinta padamu, bagaimana dong?" Langkah Win terhenti ketika Luke memeluk dari belakang, berbisik di telinganya.
"Aku...juga." Win tidak yakin lagi apakah yang dikatakan Luke itu nyata apa bukan, ia sudah tidak mau tau karena menurutnya lebih mudah untuk berpura-pura tidak tau, dengan begitu hatinya tidak akan merasa sakit.
"Apakah besok kamu juga akan bertemu dengannya lagi?" Tanya Luke kembali berbisik di telinganya.
"Sepertinya tidak akan, dia akan pergi ke Jepang besok."
"Apa dia bilang langsung padamu?."
"Ya, saat aku mengantarkannya kerumahnya barusan. Dia bilang padaku kalau dia akan pergi liburan menyusul kakak-nya dan juga sahabatnya di Jepang."
"Berapa lama?"
"Aku tidak menanyakan secara detail."
"Oke, mungkin ini waktu yang tepat untuk mempromosikan Coco Band selagi Bright itu tidak ada. Kalau band ini menjadi besar dan aku mempunyai banyak uang. Aku akan membawamu kemanapun kamu mau dan juga membelikanmu apapun yang kamu mau." Mendengar ucapan Luke yang terdengar penuh harapan membuat Win kembali merasa tidak nyaman. Sejujurnya ia tidak ingin melakukan ini pada Bright, apalagi setelah mengenal Bright sedikit lebih jauh. Ia dapat menilai bahwa Bright adalah orang yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNING AFTER YOU [ MEWGULF & BRIGHTWIN ]
FanfictionGulf dan Bright bertemu saat masa awal perkuliahan. Gulf mengambil jurusan design interior sedangkan Bright mengambil jurusan Seni. Namun hal tersebut tidak menghalangi pertemanan antara keduanya karena hubungan pertemanan mereka malah semakin dekat...