Jangan lupa tinggalkan jejak like/vote ya,
⭐⭐⭐⭐
Komen juga kalo kamu suka sama story ini.
Enjoy it~
Kagetin aja terus! Gue nggak papa, masih muda ini.
Eh tapi penyakit jantung zaman now kan nggak kenal umur.... 😭😭😭
Saat ini gue lagi duduk di atas sofa empuk dan nyaman di sebuah hotel berbintang lima di kota gue dan kalo kalian nanya apa yang gue lakuin, maka jawabannya adalah: gue lagi diam. Beneran diam dan hanya menatap ke satu arah, yaitu ke seberang meja di depan tepat dimana dua orang manusia berjenis kelamin laki-laki terlihat seperti lupa daratan karena menikmati satu makanan yang belum pernah mereka coba: seblak jeletot level lima.
Iya, dua orang makhluk di depan gue adalah Mas Lay dan manajernya.
Kalo lo semua pada kepo sama apa yang terjadi sebelumnya, sini gue mau berbaik hati menceritakan ulang, sambil nunggu dua manusia depan gue ini kelar dan kepedesan setengah mati.
Jadi tadinya gue beneran bingung, nyari dimana seblak yang enak—soalnya di Tangerang banyak seblak enak sih, kagak boong gue—yang akhirnya Alif dengan berbaik hati nganterin gue nyari. Raisa nggak bisa nganterin gue soalnya dia harus bikin perencanaan tentang komunikasi dengan anak asuh kita yang lumayan banyak, biar nanti nggak canggung-canggung amat sama si bintang tamu utama, alias Mas Lay. Jadi ya gue terpaksa mau dianterin sama Alif.
Naik motor Vario-nya dia.
Setelah melakukan survey kecil-kecilan tentang tempat seblak mana yang paling ramai dikunjungi, maka kami akhirnya kembali ke tempat jualan seblak yang pertama kali kita survey soalnya disana yang paling ramai sih. Tepatnya berada di Pasar Lama, yang mana di Kota Tangerang ini, Pasar Lama terkenal sebagai pusat jajanan dan kuliner yang sudah pasti rame dikunjungi di malam hari.
Pemandangan di Pasar Lama tuh indah, sih. Asli. Tapi gue kagak bisa menikmati sama sekali—bahkan kagak bisa melipir bentar doang buat beli camilan favorit gue, yaitu sempol ayam. Soalnya... ya kita kan masih dalam rangka bertugas mencarikan camilan lokal untuk disuguhkan kepada sang Tamu.
Awalnya—sebelum gue memutuskan survey sendiri—gue telepon kan tuh pihak hotel, kali aja mereka juga menyediakan menu seblak kan. Eh, pas gue telepon mereka dan nanya menu restoran mereka ada seblak jeletot apa kagak, merekanya ngejawab kayak gini nih: 'Mohon maaf ya, Mbak. Ini restoran hotel. Bukan kantin anak SD'. Kan kampret ya. dari sanalah gue akhirnya memutuskan buat nyari sendiri keliling kota Gue.
Pegel? Jelas. Karena kan habis ada event tadi pagi, mana persiapannya juga gila-gilaan. Tapi ya kayaknya pegelnya bakalan ilang kalo nanti ketemu sama mas Lay.
Dan disinilah gue. Duduk di depan dua orang laki-laki yang sedang berusaha menghabiskan seblak level lima mereka dengan penuh perjuangan, keringat dan air mata.
Muka mas Lay udah setengah meringis nahan tangis, tapi buat mas Manajer, kayaknya sih masih sanggup tapi ya gitu, butir keringatnya udah segede jengkol.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Dream of a Fangirl (Semi Hiatus)
Fanfiction"Ngapain sih suka sama member boy group yang nggak pernah perform sama grupnya sendiri?" "Pengkhianat kayak dia tuh nggak cocok bareng sama grupnya lagi!" "Sesuka-sukanya lo sama dia, lo hidup aja dia nggak tahu!" Ini hanyalah sekelumit kisah antara...