Jangan lupa tinggalkan jejak like/vote ya,
⭐⭐⭐⭐
Komen juga kalo kamu suka sama story ini.
Enjoy it~
"Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang."
― Dee, Rectoverso.
Sisa hari itu, syuting berjalan dengan sangat lancar. Mood Erina sudah membaik, berkat cokelat yang diberikan oleh Alif. Lay pun melihatnya dengan tenang karena sudah tidak nampak tanda-tanda Erina merasakan kesakitan seperti tadi pagi. Para staf sedang sibuk membereskan semua perlengkapan, sementara Alif juga harus mengantarkan beberapa bagian film untuk segera di edit. Jadilah Erina tidak bisa pulang menebeng Alif.
"Kamu bareng saja sama kita, bagaimana?" Yixing menawarkan.
"Emang boleh?" Erina malah menatap manajernya dan menanyakannya.
"Hei, kenapa bertanyanya kepada Gege? Aku kan yang artisnya." Yixing cemberut.
Erina menatap Yixing dengan galak. "Ya kan yang bawa mobil mas manajer sih!"
"Tapi kan—"
"—aku nanya juga biar enak di ma manajernya, loh Mas!"
"Sudah-sudah... Aku tidak keberatan kalau Erina ikut mobil kita."
Yixing melengos.
"Mas manajer masih beberes ya? Kira-kira butuh waktu berapa lama buat selesaikan beberesnya?" tanya Erina.
Manajer berpikir, lalu akhirnya menjawab, "Mungkin agak lama, sekitar tiga puluh menitan Erina."
"Kok lama???" malah Yixing yang sewot. Dia manyun.
"Aku harus berbicara dengan salah satu kru produksi setelah beberes karena tadi ada beberapa yang harus dievaluasi. Kamu tidur saja di van, biar tidak bosan menungguku."
Makin manyunlah itu Yixing.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Dream of a Fangirl (Semi Hiatus)
Fanfiction"Ngapain sih suka sama member boy group yang nggak pernah perform sama grupnya sendiri?" "Pengkhianat kayak dia tuh nggak cocok bareng sama grupnya lagi!" "Sesuka-sukanya lo sama dia, lo hidup aja dia nggak tahu!" Ini hanyalah sekelumit kisah antara...