G

113 15 96
                                    

"When my tale is over, perhaps we'll go our separate ways." 

Mr. Sunshine.










Erina sejujurnya masih sangat terkejut karena ia bertemu dengan mantannya itu. Terakhir yang ia dengar, cowok bernama Herlan itu diterima bekerja di Surabaya setelah bekerja di Jakarta tiga tahun setelah dia lulus.

Dan di tahun yang sama itu pula lah dia putus dengan Erina.

Banyak pertanyaan kini bergelayut di kepalanya.

Apa yang dilakukannya disini? Dia hanya mampir? Atau memang bekerja di Jakarta?

Kenapa harus di gedung ini?

Kenapa harus di kafe itu dan kenapa harus dengan menu yang sama-sama mereka suka?

Kenapa dia harus meminta maaf setelah semuanya berakhir dengan tanpa keterangan apapun darinya?

Dia menghela napas panjang, sementara Yixing menatapnya dengan khawatir.

"Kamu yakin semuanya sudah berlalu?"

Erina mengangguk lemah. "Semuanya udah selesai, Mas."

"Lalu kenapa kamu sepertinya kepikiran sesuatu yang berat banget? Apakah kalian berpisah dalam kondisi yang tidak baik? bertengkar? Salah paham? Atau dia menyakitimu dulu?" Yixing tidak tahan untuk tidak mengorek informasi soal itu.

Ia tahu, saat ini dirinya terlihat seperti amat sangat kurang ajar karena memburu informasi dari Erina yang bahkan masih terlihat shock dengan kehadiran lelaki itu. Tapi sungguh, dirinya merasa sangat tidak tenang jika ia tidak mengerti apa yang begitu mengganggu Erina. Ia tidak mau hari ini senyuman Erina yang biasanya hadir jadi tidak nampak. Ia tak mau Erina murung hanya karena bertemu dengan mantan yang brengsek—kalau jadi brengsek, kan Yixing belum tahu penjelasannya kayak gimana.

"Terlalu kompleks, Mas. Maaf ya, aku belum bisa cerita sekarang."

Yixing menghela napas panjang. Ia tak akan mungkin bisa memaksa Erina dengan kondisinya yang seperti sekarang ini. Bagaimana mungkin bisa dirinya akan memaksa perempuan yang terlihat sangat syok ini untuk bercerita?

"That's okay. If you need to explain your story about him, i can be that person."

"Thank you, Mas."

"Ya sudah. Sekarang kita mau kemana dulu? Apa masih mau disini saja dulu?"

"Jangan. Langsung aja ke kantornya."

"Ah, benar. Takutnya mantan kamu itu kesini nemuin kamu lagi."

Yixing segera memakai kembali maskernya lalu menggandeng Erina dan berjalan menuju ke gedung yang mereka tuju. Tadi saat Erina sedang di cafe, Yixing sempat bertanya kepada security tentang kantor SM disana. Sehingga ia bisa langsung menuju kesana tanpa harus merepotkan Erina untuk mencari tahu.

Setidaknya itu berguna, karena seperti yang dilihatnya sekarang, gadis itu masih terlihat sangat terkejut. Entah ada perkara apa di masa lalu, tapi Yixing merasa itu adalah sebuah hal yang teramat buruk.

Begitu sampai disana dan menyapa beberapa orang yang sudah janjian dengannya, Yixing pun akhirnya mengambili beberapa album di showcase. Album EXO dan juga albumnya sendiri, untuk kemudian dia tanda tangani.

"Mas, mau beli album?"

"Hah? Bukan. Ini saya hanya menambahi koleksi beberapa album disini supaya ada signed artist-nya."

the Dream of a Fangirl (Semi Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang