6

320 24 9
                                    

Voteeeeeee!!!!!!
Share ke manapun
_______________________________________

Semua Serba Dihitung

Matahari mulai terbenam, kami semua bergegas untuk bersiap siap melaksanakan sholat Maghrib, kami mandi bergantian karena kamar mandi hanya ada dua, aku sudah mandi lebih awal dari yang lain, jadi aku hanya tinggal memakai baju muslim dan sarung yang di wajibkan, saat aku sedang memakai sarung terlihat seorang remaja yang masuk kedalam kamar, dengan tubuh tinggi kurus dan kulit yang gelap, sepertinya dia yang namanya Ikhwan karena dia langsung membuka lemarinya dengan kunci yang dia bawa, dia tidak menegur kami yang berada di ruangan tersebut sama sekali.

Sombong amat elah orang ini

Ikhwan langsung memakai baju muslim dan sarungnya tanpa mandi, di depan asrama sudah ada temannya yang sudah rapi dengan baju muslimnya sedang menunggunya, orang tersebut gemuk dan berkulit gelap, Ikhwan langsung ke luar dan langsung menuju ke atas dengan membawa al-qur'an bersama orang yang menunggunya tersebut.

Teeeeeeeeet, toa besar yang ada di post berbunyi dan dilanjutkan dengan suara orang dengan bahasa inggris.

"Your time in dermitory ten minutes, do not be late" ucap pengurus yang berada di post.

Tidak lama setelah itu, Mudabbir yang berada di lantai dua turun ke rayon masing masing.

"Okeh, waktu kalian di asrama tersisa Lima menit lagi" ucap Mudabbir yang berkeliling di rayon Usman dengan tegas.

Untung saja semua teman teman seasramaku sudah selesai mandi semua.

"Sisa lima menit weh cepat" ucapku kepada temanku yang masih memakai pakaian

Mereka semua memakai sarung dengan buru-buru sehingga tidak beraturan sama sekali.

Yang penting pake sarung yakan, daripada terlambat kita nggak bakal tahu bakal dihukum apaan

"Ten second" Ucap Mudabbir kembali.

"Anjir sepuluh detik, cepet sudah" ucapku dan mengambil Al-Qur'an-ku di dalam tas dan menuju keluar.

"One.......Two.......tree...." Mudabbir mulai berhitung.

Kami langsung menuju ke atas dengan terburu-buru dan pergi ke dapur untuk makan malam terlebih dahulu.

Saat melewati pos keamanan aku melihat para pengurus menatapku dengan pandangan yang tidak suka.

Aku bingung kenapa mereka menatapku seperti itu

Baru saja kami datang ke dapur, antriannya sangat panjang, rasanya malas untuk ikut antri tapi mau bagaimana lagi perut sudah bunyi tandanya membutuhkan asupan, mau bagaimana pun aku harus terbiasa dengan hal ini ,kalau nggak yah bakalan mati kelaparan.

Baru saja aku selesai mengantri untuk mengambil makanan, aku langsung duduk di kursi bagian belakang bersama teman teman se asramaku.

"Waktu kalian di dapur tersisa sepuluh menit" ucap seseorang yang baru saja datang, dia mengenakan pakaian muslim sepertinya salah satu pengurus juga.

Amma, makan dihitung juga elah

Aku langsung mempercepat makanku, walaupun aku nggak senang dengan hal itu.

"Suaranya, makan tidak ada yang bersuara" teriak pengurus yang tadi dengan nada marah.

Seketika ruangan yang tadi di penuhi dengan suara orang ngobrol dan bercap-bercap makanan langsung menjadi hening seperti kuburan.

Setelah selesai makan aku langsung berdiri dan membawa piringku ke belakang, pada saat ingin ke belakang, di pintu terlihat seorang pengurus yang sedang memeriksa kebersihan piring, aku sudah yakin kalau piringku bersih.

"Coba angkat ke atas piringnya" ucapnya sambil memeriksa piringku

Ku angkat sesuai dengan yang disuruhnya, dia melihat dengan teliti setiap bagian piring yang ku pegang, dia melekatkan jarinya di salah satu bagian piringku.

"Ini masih ada nasi yang nempel, besok besok saya nggak mau melihat ada satu nasipun yang tersisa di piring kamu" ucapnya tegas mengancam
" Oke mister " ucapku

Galak amat elah padahal cuman satu nasi aja

Setelah melewati pemeriksaan itu, aku langsung kebelakang dan menyimpan piringku di samping baskom besar yang berisi air. Dan langsung minum di keran di belakang dapur.

Aku langsung menuju ke masjid, sebelum masuk ke masjid aku mengantri untuk wudhu.

"Waktu kalian di luar masjid tersisa lima menit lagi , apabila kalian terlambat masuk ke dalam masjid , maka akan menerima konsekuensinya" ucap seseorang yang baru keluar masjid dengan sorban di bahunya.

Aduh, kayaknya di pondok ini semuanya serba dihitung, habisleh aku.

Aku berwudhu dengan cepat, aku hanya memperhatikan rukun rukunnya saja, karena takut terlambat masuk kedalam masjid.

Setelah selesai wudhu, aku langsung naik ke masjid, di depan pintu masjid dijaga oleh pengurus, yang kulihat mereka memeriksa kelengkapan santri yang masuk seperti songkok nasional dan Al-Qur'an , untung saja aku lengkap.

"Masuk" ucapnya setelah melihatku membawa songkok dan Al-Qur'an

Setelah masuk aku langsung duduk dan membaca ayat demi ayat yang ada di Al-Qur'anku.

Aku pun terhanyut ke dalam kitab suci ku sendiri

Bersambung.....
Kita belajar untuk tepat waktu

______________________________

Allah adalah penulis terhebat yang pernah ada, tak pernah ad yang salah dari tulisan tulisannya di dalam Al-Qur'an, maka patuhilah.

By Arm-y

Santri BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang