ALUMNI
Aku baru saja selesai melaksanakan sholat Sunnah rawatib ba'da isya, setelah itu aku berdiri untuk mengambil Al-qur'an yang kusimpan di lemari kayu khusus al-qur'an yang letaknya di tembok kiri masjid, setelah mengambil al-qur'an kuperhatikan seluruh bagian masjid yang dipenuhi oleh santri-santri baru dan beberapa pengurus. Ku lihat ada sekumpulan santri yang sudah terlihat akrab satu sama lain, salah satu dari mereka adalah Fariz, anak kamarku yang ku anggap sombong karena dari awal datang tadi sore dia selalu main di kamar lain.
Mungkin mereka dulu satu sekolah atau satu kampung.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap seorang pengurus di atas mimbar dengan MIC
"Wa'alaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab seluruh santri bersamaan dan melihat ke arah mimbar.
"Seluruhnya duduk di tempat masing-masing" perintah pengurus ta'lim tersebut dengan tegas.
Seluruh santri langsung duduk berbaris sesuai dengan yang di arahkan oleh pengurus.
Suasana masjid sangatlah ribut, karena banyak yang bebicara satu sama lain terutama santri-santri SMP yang suaranya masih belum berubah kayak taman kanak-kanak .
"Hitungan satu sampai lima jangan ada yang bersuara" teriak seorang pengurus dari belakang kami semua dengan lantang dan tegas.
Semua santri langsung melirik kebelakang mencari asal suara orang yang berteriak tersebut termasuk aku.
Hamma, ini orang siapa badannya besar betul gilaee
"Satu....dua....tiga...." Hitungnya dengan tegas hingga angka lima.
Suasana masjid langsung berubah menjadi hening.
"Jangan ada yg melirik, jangan ada yang bungkuk, seluruhnya duduk siap gerak!!!" tegasnya seperti tentara
Ini pondok atau akademi militer elah
Seluruh santri langsung duduk dengan tegak tanpa menimbulkan suara.
"Bismillahirrahmanirrahim, hari ini saya akan menjelaskan tentang kegiatan yang akan kita laksanakan besok yaitu FORTASI" ucap ta'lim yang berada di atas mimbar
Setelah itu mereka menjelaskan tentang FORTASI dan membagi kami menjadi beberapa kelompok untuk acara besok pagi, aku satu kelompok dengan santri kamar lain yang tidak ku kenal.
Setelah selesai membagi kelompok, seluruh santri langsung di bubarkan dan turun ke asrama.
Aku langsung menuju ke bawah, kulihat dari tangga lampu menyinari rumah-rumah ustadz dan pos keamanan. Lapangan futsal hanya di sinari oleh cahaya bulan.
Setiap kali aku melewati pos keamanan, selalu saja aku merasa ada yang melihatku dengan pandangan yang buruk.
Setelah sampai ke bawah aku langsung menuju asrama ku, aku langsung mengganti bajuku dan duduk santai di atas kasur, teman-temanku Yang lain sudah ada di dalam asrama kecuali Paris dan Ikhwan, mereka berdua memang jarang dikamar sejak datang.
Tidak lama kemudian, segerombolan santri dari kamar lain masuk ke dalam kamar kami sambil tertawa ria, salah satu dari mereka adalah faris, kami semua langsung berdiri dari tempat tidur.
"Weh kenalan yok" ajak salah satu dari mereka yang berbadan agak gemuk.
Kami semua langsung menyambut dengan senyuman.
"Kenalin namaku alfin" ucap salah satu dari mereka dan dilanjutkan dengan yang lain.
Dari mereka ada yang membuat kami semua tertawa namanya adalah Izhar, "kenalin namaku Izhar, panggil aja babi" kata Izhar dengan santainya.
Ada juga orang yang mau di panggil babi elah
Setelah mereka semua memperkenalkan diri, giliran kami yang memperkenalkan diri.
Mereka tertawa ketika mendengar namanya Atha.
"Atha" ucap atha
"Yo Yo Yo, kembali lagi di channel Tersuport terkeren terkece " canda Izhar ketika mendengar nama atha dan membuat kami semua Yang ada di ruangan tertawa.Setelah selesai mereka semua langsung keluar dan menuju asrama lainnya untuk melakukan hal yang sama.
"Mereka itu dari mana yah kok pede banget kek gitu?" Tanyaku setelah mereka keluar
"Anak Alumni" jawab deko yang sedang duduk di atas kasurnya
"Alumni?" Tanyaku
"Kan disini ada SMP-nya , mereka tuh dari SMP disini " jawab Deko
" Owh iya aku baru inget " kataku
Berarti Faris itu alumni toh pantesan akrab sama yang lainnya.
Bersambung...
__________________; )________________
Maaf yah baru update, lagi sibuk banyak tugas online
By ZahronGafurAmir anaknya pak amir
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Bucin
Non-FictionGimana jadinya jika ada seorang santri putra yang masuk pondok pesantren karena mengikuti seorang perempuan yang dia suka dari sekolahnya dulu. Cerita ini adalah nonfiksi bila ada nama yang sama berarti aku pakai nama aslinya dan bila yang ku cerita...