12

205 10 0
                                    

Comment and vote dah
Happy reading!!!

Lanjut flashback
________________________________

Daftar pondok (flashback)

Awalnya ayah dan ibuku tidak membolehkanku untuk masuk pondok pesantren.

"Bu, aku mau masuk pondok boleh nggak?" Tanyaku pada ibu yang sedang memasak di dapur.

"Nggak usah aja nak, kamu juga nggak nakal ,terus cita citamu kan dokter, kan di pesantren nggak ada jurusan IPA nya, semuanya pelajaran agama" tolak ibuku dengan halus.

Kebanyakan orang berpikir bahwa pesantren itu adalah tempatnya anak anak nakal.

"Masa sih nggak ada jurusannya, coba nanti ku cari tahu" ucapku

Aku mencari tahu tentang jurusan yang ada di pondok pesantren tersebut di artikel, apakah ada atau tidak ada.

Hingga akhirnya aku menemukannya, ternyata pondok itu adalah pondok pesantren Islam Terpadu di bawa naungan Muhammadiyah, dan langsung ku beri tahu kepada ibuku.

Awalnya sih tetap di tolak mentah mentah.
"masa orang mau nuntut ilmu agama di larang?" Ucapku pada ibuku dan langsung pergi menuju kamar.

Tapi beberapa hari kemudian ibuku sendiri yang menawarkannya padaku.
"Kamu betulan mau masuk pondok?" Tanya ibu kepadaku.

"Kalau boleh" jawabku

"Ya sudah kalau memang mau nuntut ilmu agama, nanti carikan ibu info tentang pendaftarannya yah" ucap ibuku.

Aku sangat senang, dan langsung mencari artikel artikel tentang pendaftarannya, ternyata pendaftaran gelombang pertama telah selesai, jadi aku mengambil pendaftaran gelombang kedua, dan tes di laksanakan di balikpapan.

Ayah langsung menelpon nomor yang ada di brosur online tersebut untuk bertanya tentang biaya.

Saat di tanya tanya, ternyata biaya untuk masuk pondok tersebut sangat mahal, yaitu 9 juta rupiah, dan bulanan nya satu juta.

Aku rasanya nggak enak sama kedua orangtuaku, soalnya baru-baru ini perusahaan tempat ayah bekerja sedang bermasalah dan sudah beberapa bulan tidak pernah kerja lagi.

"Nda usah aja bu mahal betul, aku sekolah di negeri aja " ucapku dan tersenyum.

"Nda papa, nanti ibu pinjem uang bapak aji dulu" jawab ibuku. bapak aji adalah kakekku , dia juga salah satu orang muhammadiyah, jadi pasti dia mendukungku untuk masuk pondok Muhammadiyah.


Satu Minggu kemudian, aku dan ayahku langsung menuju balikpapan dengan menggunakan travel untuk tes dan sekalian menjenguk nenekku yang sedang sakit.

Perjalanan nya begitu panjang, kira-kira 17 jam dengan dua kali singgah untuk makan, tapi tidak papa ini adalah sebuah perjuangan.

Pantatku keram elah

Setelah sampai di balikapapan Kami menginap di rumah nenek.

Keesokan harinya di pagi hari kami langsung menuju lokasi pondok pesantren yang lumayan jauh kira kira 10 KM dari kota, kami menuju kesana dengan menggunakan motor shogun ontel milik om saha suami Tante waty, adik ayahku.

Sampainya di sana, kami langsung masuk ke dalam lokasi pondok, ayah langsung memakirkan motornya di depan masjid dan langsung menuju gedung utama.

Pintu gedung utama masih tertutup, mungkin kami datang terlalu pagi sedangkan di brosur online pendaftarannya di buka jam 09.00, jadi kami harus menunggu.

Di depan pintu kaca gedung utama tertempel secarik kertas yang bertuliskan
_______________________________________
Penerimaan santri baru di batasi pada gelombang kedua.
Santri Putra SMA : 10 orang
Santri Putri SMA. : 5 orang
Santri Putra SMP : 20 orang
Santri Putri SMP. : 10 orang
_______________________________________

Pikiranku disitu mulai ambyar, apakah aku bakalan diterima sedangkan yang kutahu anak-anak kota itu pintar pintar.

Optimis ron

Setelah beberapa menit menunggu di bawah pohon samping pos satpam, ada seseorang yang datang dengan menggunakan motor smash warna merah dan dia memakirkan motornya di depan gedung utama.

Aku dan ayah langsung mendatanginya.

" Pak, bapak panitia pendaftaran?" Tanya ayah pada orang itu.

" Iya pak, tapi yang bawa kunci sepertinya belum datang, langsung masuk lewat sana aja pak" jawabnya.

Aku dan ayah langsung mengikutinya dan masuk lewat pintu samping, setelah masuk di dalam, kami disuruh untuk menunggu di sofa.

Setelah beberapa menit , datang tiga orang ibu, bapak , dan anak putrinya, sepertinya mereka juga ingin mendaftar.

"Pak, silahkan maju" panggil panitia tersebut.

Aku dan ayah langsung maju ke depan dan memberikan surat-suratnya beserta uang pendaftaran.

Sementara ayah di suruh untuk mengisi formulir, aku di Panggil untuk melaksanakan tes tertulis, mengaji dan wawancara.

Yang pertama aku disuruh untuk mengerjakan 40 soal campuran. Matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan agama.

Kok soalnya gampang bet elah seperti soal anak SMP, keknya ketuker deh.

Aku mengerjakannya tidak sampai setengah jam.

Setelah itu tes mengaji, aku disuruh untuk membaca surah al-imran, Alhamdulillah lancar.

Tes ketiga , adalah tes wawancara

" Kamu masuk pondok dipaksa atau mau sendiri" tanyanya

"Mau sendiri" tegasku

" Kenapa kamu mau masuk pondok?" Tanyanya kembali

" Pengen nuntut ilmu agama aja" jawabku santai.

Sudah jelas di pertanyaan kedua aku bohong

"Semoga diterima" ucapnya dan berdiri menyalami tanganku.

"Aamiin"

Setelah itu, aku kembali ke tempat ayahku, aku melihat orang yang sudah sangat tidak asing bagiku.

" Apip " sapaku pada laki-laki yang sedang duduk di sofa sambil bermain handphone.

Dia dan bapanya langsung melirik ke arahku, bapanya langsung tersenyum melihat ku.

Afif adalah temanku, lebih tepatnya sahabatku mulai dari kelas 2 MTs, dan bapanya pasti mengenalku karena aku sudah sering ke rumahnya buat numpang WiFi, kami memang sudah merencanakan bakalan masuk pondok sama-sama.

" Eh, Zahron" sapanya kembali.

" Kapan kamu datang dari Berau?" Tanyaku padanya, dan langsung duduk setelah bersalaman dan mencium tangan bapanya.

" Kemarin" jawab Afif.

" Owh"

Setelah beberapa menit mengobrol dengan afif dan bapaknya, ayahku mengajakku untuk pulang.

"Duluan pak" pamit ayah kepada bapak Afif.

" Ya pak " jawab bapak Afif

Kami langsung menuju keluar melewati pintu depan yang sudah di buka dan menuju ke depan masjid tempat motor di parkir.

Kami langsung pulang menuju rumah nenek.

___________________________________

Apa sudah, hari ini dua kali update karena kemarin nggak update i'am sorry.

By ZahronGafurAmir

Santri BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang