Ketukan sepasang sepatu menyita perhatian beberapa orang yang berlalu lalang. Terutama bagi mereka yang pendatang baru, melayangkan tatapan heran, takut, dan entahlah siapa yang tau apa yang dipikirkan orang-orang itu. Jangankan pendatang baru, yang sudah setahun dua tahun disinipun masih saja melayangkan pandangan yang sama.
Sang pemilik sepatu yang menjadi bahan tontonan merasa lemas. Entahlah mengapa setiap kakinya melangkah energinya terkuras seolah ia melewati gerbang dimensi alam lain yang menyedot tenaganya. Desas-desus dan berbagi bisikan yang cukup bisa ditangkap pendengaran terus bertuturan. Ah mungkin Feme sedang bersorak bangga, ajaran miliknya benar-benar menjadi candu bagi manusia-manusia ini. ghibah enak euy. Tanpa menghentikan langkah ia mencoba mengabaikan seraya menundukkan kepalanya menyembunyikan parasnya. Berusaha tak terpengaruh meneruskan langkah menuju gedung yang sudah setahun menjadi tempat ia menimba ilmu.Langkahnya tiba-tiba harus terhenti kala ada sesuatu ah bukan tapi seseorang menubruknya. Untung saja tangan kanannya cepat berpegangan pada tembok disisinya atau bila tidak ia akan terjerembab ke lantai.
"Emm.. Maaf, maaf kak. Saya gak sengaja ini lagi buru-buru mau ngambil barang ketinggalan" ucap sang penabrak dengan cepat dan raut wajah cemas.
Bagaimana tidak cemas, ia merasa takut bermasalah dengan kakak kelas pasalnya baru tiga hari ia menjadi siswa sekolah menengah atas.
Belum memberi respon, dia mengangkat wajahnya yang sedari tadi menundukkan kepalanya. Kini wajahnya terlihat membuat raut cemas sang penabrak berubah menjadi emm.. takut mungkin. Gadis berseragam putih abu-abu yang terlihat masih baru yang tak lain adalah sang penabrak refleks memundurkan langkahnya.
"Aaaa anjir jang-jangaaan..." teriaknya histeris mengundang beberapa orang membuat kerumunan.
Bagi mereka siswa kelas 10 yang memang baru 3 hari resmi menyandang sebagai status siswa SMA Athena tentu terkejut. Dihadapannya berdiri seorang gadis dengan wajah penuh luka. Wajahnya sembab, kantung mata hitam yang tercetak jelas. Mata memerah, luka gores panjang disudut mata, pipi tirus yang penuh lebam dan luka disudut bibir. Ah lihat dahinya yang tertutup dua plester. Mari kita pandang tubuh lainnya. Ayolah, kakinya terbalut perban dan see, tangannya penuh luka sayat. Astaga manusia macam apa yang masih bertahan dengan keadaan seperti ini.
Benar-benar hal asing dan cukup mengerikan bagi anak-anak baru yang pertama kali melihat kondisi gadis itu. Namun, bagi teman seangkatan atau kakak kelas sang gadis, melihat keadaan gadis itu seperti ini bukan sesuatu yang baru. Ck,tapi tetap saja selalu ada rasa takut,ngeri dan emm mungkin saja iba walau sudah terbiasa.
Dia.. Siswi SMA Athena yang sejak setahun lalu menimba ilmu disini. Vesta namanya jika kalian bertanya. Gadis yang selalu datang sekolah dengan luka ditubuh dan wajahnya. Dan harus kamu ketahui kata "selalu" itu benar nyata. Luka yang tak pernah absen menjadi aksen penghias fisiknya. Entah apa yang terjadi,tak ada yang tau dan tak ada yang mau tau. Jika kamu ingin mengenalnya lagi, Vesta Akhlis Danica adalah nama lengkapnya. Gadis misterius yang tak pernah bertegur sapa dengan siapapun. Ah tolong ingatkan aku juga, jika juga tak ada yang mau menyapanya. Dia Vesta, Gadis yang dicap aneh dan menakutkan oleh seluruh warga sekolah bahkan pada guru turut melakukannya. Tidakkah kalian berpikir mungkin Algea terus dan terlalu menjerat gadis ini dalam kerangkeng ajarannya? Entahlah siapa yang dapat memastikannya memang.
Cukup untuk perkenalannya,karena kalian harus menemukan sesuatu tentangnya lagi nanti. Kembali pada sang gadis pelaku penabrak bahu yang saat ini sedang shock. Haruskah sealay itu responnya? tunggu dulu mungkin kamu akan melakukan hal yang sama bila berada diposisinya.
Vesta berjalan membelah kerumunan, tanpa mengeluarkan satu kata pun. Ia berjalan menuju mading dimana tertempel kertas berisi data pembagian kelas. Jika kalian bertanya mengapa ia melakukan hal itu, jawabannya karna ia baru menginjakkan kaki hari ini ditaun ajaran baru yang telah dimulai 3 hari lalu. Sesuatu membuatnya terlambat masuk 3 hari di ajaran baru ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
VECTOR {HIATUS}
Teen FictionRendam Brama Dalam Samudera Nikmati Siksa dan Nantikan Sirnanya -VECTOR Bukan tentang sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah Tapi mereka yang bertekat namun terjerat Tentang Dia yang gigih menjadi bayangan... Dia yang tak lelah berada di belaka...