Sepasang kaki mungil berdiri gemetar kala berhadapan dengan sepasang kaki jenjang nan kokoh lainnya. Menundukkan kepala berusaha menghindari kontak mata.
Kekehan kecil keluar dari bibir tebal lelaki berwajah tampan dengan gurat arogan.Ditatapnya gadis yang masih berseragam putih abu itu dengan seringaian mengerikan. Tangannya terangkat menarik dagu gadis dihadapannya. Mendekatkan wajahnya dan berbisik.
“Dapet berapa pelanggan malam ini sayang? Hm?”
Yang diberi pertanyaan hanya mampu berusaha sekuat tenaga menahan isakan dan mencegah luruhnya air mata, ah naasnya bagaimanapun liquid bening itu sangat nakal tak bisa diajak kompromi dan berakhir menjad sungai kecil yang mengaliri pipi tirus penuh lebam itu. Amekhania memang menyelimuti aura gadis ini.
“Larut banget pulangnya. Berantakan banget penampilannya . Pada ganas-ganas nih pelanggan kamu pasti” sambung lelaki itu dengan intonasi rendah namun terdengar lebih menakutkan dibandingkan sebuah teriakan. Telapak tangannya menggapai kedua bahu sang gadis dan dicengkramnya erat.
“Braaak”
Gadis itu limbung dan berakhir terjerembab ke tanah setelah sebuah tendangan mendarat di kaki kanannya.
“BANGSAT! KENAPA PAKE PULANG SEGALA LO?! DENGERIN JALANG SIALAN, JANGAN BAWA RAGA MENJIJIKAN PENUH SIAL LO KE RUMAH GUE!” Tanpa belas kasih,tanpa rasa iba lelaki itu terus menendang tubuh ringkih gadis remaja yang sudah tergeletak tanpa daya di atas tanah tersebut. See babe, pria ini bertransformasi menjadi Mormo
“NAJIS!” umpatnya sembari meludah ‘lo kata babi?’
Dengan sisa tenaganya ia berusaha mempertahankan kesadarannya. Menahan sakit ia hanya mampu mewakili lewat bulir-bulir bening yang berjatuhan dari matanya.
“Amm..ampun kak. Aku tadi cum..ma main ke makam sebentar” suara bergetar itu terlalu menyedihkan untuk didengar
“Makam? Kok gak sekalian tinggal disana aja sih baby? Kan asik setiap saat kamu bisa main terus kan”
Tak ada sahutan kata karena yang mampu keluar dari bibir tipis merah muda hanya sebuah isakan.
Lelaki itu menarik kerah seragam yang dikenakan gadis yang menyorot ketakutan. Seakan tengah dirasuki Hubris lelaki itu terus terkekeh angkuh.
Ah beginilah manusia pada nyatanya. Merasa sebagai Tuhan hingga berlagak paling berkuasa. Seolah dirinya Dewa hingga rasa terlalu percaya diri mampu melakukan segalanya. Anda siapa? Hanya makhluk yang sama derajatnya.Hanya manusia yang sama posisinya. Jangan karena merasa sedikit, ah sangat sedikit lebih berdaya menjadikanmu bersikap sekenanya.
“Berapa kali mesti gue bilang? JANGAN PANGGIL GUE KAK! Gue bukan kakak seorang perempuan murahan dan pembunuh kaya lo. Lo terlalu hina disebut manusia” tanpa beban rentetan kata tak pantas didengar itu bertuturan. Bukan hanya hatinya yang mati tapi akalnya juga berhenti. GAADA OTAK! Mati aja lo sampah gak guna!
Vesta, si gadis yang tersiksa dibawah pijakan kaki besar milik kakak kandungnya. Mari ku kenalkan dengan Iblis berwujud manusia yang sialnya memiliki paras tampan. Avior Evander nama yang terlalu indah untuk titisan Fonoi ini. Manusia paling tak berguna sejagat raya yang harus kalian hindari. Selain kejam tak berperasaan sepertinya lelaki ini mengidap gangguan psikis. Mana ada lelaki normal yang tanpa hati menyiksa adik kandungnya sendiri. Sosok kakak lelaki yang harusnya mampu menjadi pelindng, menjadi tempat untuk bersandar, sosok yang harusnya berdiri paling depan untuk membahagiakan adik kecilnya hanyalah seorang pecundang sakit jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VECTOR {HIATUS}
Fiksi RemajaRendam Brama Dalam Samudera Nikmati Siksa dan Nantikan Sirnanya -VECTOR Bukan tentang sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah Tapi mereka yang bertekat namun terjerat Tentang Dia yang gigih menjadi bayangan... Dia yang tak lelah berada di belaka...