~ Part 9 - Enemble ~

2.5K 358 104
                                    


Aimer, ce n'est pas se regarder l'un l'autre

c'est regarder ensemble dans la même direction

Cinta tak terdiri dari saling memandang

melainkan begitu dalam

bersama-sama

melihat ke arah yang sama

---

Arya menatap lelaki di hadapannya dengan pandangan curiga. Perilaku lelaki ini, semakin aneh saja dari hari ke hari, apa sebenarnya yang diinginkannya?

"Kenapa kau menatapku seperti itu, Arya?"

Setelah berpikir beberapa saat, Arya menyembah hormat, "Nyuwun pangapunten, Pangeran, mungkin saya terlalu lancang. Tetapi kita telah saling mengenal sejak kecil. Walaupun saat taman kanak-kanak saya harus ke Jepang, kemudian kembali lagi sekolah di sini, setelah umur sepuluh tahun saya kembali ke Kanagawa sampai saya lulus sekolah menengah, tetapi masa remaja kita tetap terjalin baik. Saya dan Wisnu telah mengenal watak anda sejak kecil. Anda adalah panutan kami berdua, menjadi idola kami seperti Prabu Yudhistira yang melambangkan kebenaran dan kesucian perkataan juga pemikiran. Bahkan, sebagai lelaki, saya selalu berpikir, bagaimana mungkin anda memiliki watak nyaris sempurna disaat kami berdua sedang nakal-nakalnya. Tetapi sekarang semua itu buyar, Pangeran. Tatkala anda mulai menyuruh saya melakukan hal yang ...diluar konteks pelayanan terhadap Kraton. Anda, melakukan ini semua hanya demi seorang perempuan? Itupun sebenarnya perempuan yang dengan gampang anda dapatkan karena beliau adalah tunangan anda, Pangeran tidak perlu melakukan sandiwara seperti ini..."

Arjuna menghela napas, menatap Arya dengan tenang sebelum berujar, "Arya, bahkan ada saatnya Yudhistira harus berbohong kepada Durna tentang kematian Aswatama, Bathara Krisna sendiri yang menyuruhnya."

"Tetapi, itu kebohongan putih, Pangeran...demi berakhirnya peperangan di padang Kurusetra, Durna harus mati di tangan Drestajumena walau memang sebelumnya sang maha guru telah moksa karena Yudhistira menjawab pertanyaan tentang kematian Aswatama dengan kebohongan. Sehingga kereta perangnya yang semula melayang karena keistimewaan kejujurannya menjadi menyentuh tanah. Bagi saya, itulah yang anda lakukan sekarang, dengan menipu Raden Ayu Puspitaningdya, anda akan kehilangan sisi baik anda."

"Apakah terlalu aneh bagimu?"

"Kepicikan dan permainan seperti ini, adalah kebiasaan saya, sifat saya, kenakalan saya telah diakui oleh seluruh keluarga bangsawan..."Arya mengatakan dengan senyuman bangga, tetapi kemudian senyumnya surut. "Tidak boleh dilakukan oleh seseorang yang begitu agung seperti Pangeran, karena anda adalah pimpinan kami di masa depan. Anda tidak boleh memiliki cacat, karena itulah sebaiknya anda berhenti bermain-main. Kenapa tidak berterus terang dengan Ndoro Ayu Puspita jika anda adalah Dewo? Masalah selesai dengan mudah, Royal Wedding segera terlaksana dengan meriah setelah nyaris seperempat abad tidak ada tontonan menarik di Kraton, anda berdua akan bahagia seperti pada dongeng-dongeng kerajaan lain. Pangeran dan putri yang akhirnya bersatu dengan bahagia..."

Mendengar penurutan Arya, Arjuna termenung, terbayang masa kecilnya dulu. Dia tumbuh dengan setiap pengajaran keluhuran budi dari kakek dan ayahnya. dia menjalani kehidupannya dengan begitu baik, membuat bangga kedua orangtuanya dan para dewan kerajaan, sejak kecil dia dipuji sebagai Pangeran yang pandai dan tanpa cacat. Tak hanya menguasai kitab sastra, pelajaran tentang pemerintahan dari serat, babad dan literasi kuno nenek moyang pun dikuasainya dengan baik. setiap pendidikan diselesaikan tanpa hambatan dan ketabahan sang kakek menurun kepadanya.

"Dulu, anda ibarat air yang begitu halus dan tenang, seperti Lord Siwa yang tak pernah goyah, bahkan Tuan Alan Chen, pengusaha kaya dari Tiongkok yang menjadi investor terbesar di sini sekarang, menjuluki anda memiliki sikap seperti Kaisar Dong Wang Gong. Harta dan takhta tidak membuat anda merasa anda adalah sang penguasa, anda bisa hidup di sebuah gubung dengan beralaskan tikar, anda bahkan biasa menikmati malam yang dingin dengan tidur di bawah pohon beringin alun-alun sembari mendengarkan keluh kesah para pedagang dan rakyat anda. Para gadis cantik yang mengabdi di istana ini tak kurang menggoda tetapi anda bisa mengelakkan itu semua, insting saya sebagai lelaki, mengatakan jika anda masih menjaga kesucian diri anda walaupun anda dikelilingi bidadari dunia. Tetapi, mengapa hanya demi seorang gadis yang sudah pasti menjadi milik anda, justru anda melakukan sandiwara konyol ini? tentu tidak baik jika nanti ada rumor jika anda pada akhirnya memiliki kebingungan akan dua orang wanita cantik ini, Anastasia dan Puspitaningdya. Nama baik anda akan tercemar..."

US - Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang