~ Part 20 - Choix ~

2.9K 382 115
                                    

Quoiqu'il arrive, nous avons toujours le choix

Le bon choix et le mauvais choix 

Nous avons le choix

De fermer une porte ou de l'ouvrir

Apa pun yang terjadi

kita s'lalu punya pilihan

Kita punya pilihan

Tuk menutup atau membuka pintu

---

"Waktumu sepuluh menit lagi..." lelaki yang tampak dingin dan tampan itu melihat sekelilingnya dan gadis cantik yang tengah berbincang dengan wanita paruh baya di hadapannya mengerang kesal.

"Apa kau melihat sesuatu yang mencurigakan?"

"Tidak, hanya saja walau kau memakai wig dan kacamata sepertinya para penggemarmu tetap mengenalimu. Aku melihat orang-orang mulai bergerombol di depan. Lagipula kenapa harus bertemu di tengah kota, aku kan sudah bilang sebaiknya kau bertemu dengan Ellen di Opal House saja!"

Lunette menyerahkan berkas di tangannya kepada Ellen. "Bilang kepada Phillipe aku mengambil cuti dua minggu. Aku benar-benar harus beristirahat dan urus berkas ini segera. Aku akan mengambil alih warisanku karena aku telah menikah. Errland juga telah menghubungi pengacara yang bagus, kenalannya di Amerika untuk membantu menyelesaikan seluruh masalahku. Dia bilang masalah ini paling lama akan membutuhkan waktu empat bulan untuk diselesaikan."

"Baik, baik, kau tak usah khawatir, dear... aku akan mengurus untukmu."

Lunette menatap Arya. "Aku sengaja memancing penguntit psikopat itu dan maaf aku terpaksa memakai dirimu untuk alibi, Arya. Mungkin kau juga akan menjadi sasaran pembunuh sialan itu. Aku tidak ingin merepotkan Errland lagi dan membahayakan nyawanya. Dia sudah menolongku terlalu banyak."

"Heh? Karena itukah kau menyuruhku berdandan se charming ini? Hanya untuk memancing seseorang membunuhku? Ahh, kau benar-benar sahabat yang baik, Lune!! Asal kau tahu saja, sebenarnya keterampilan Errland menggunakan senjata jauh lebih baik dariku. Aku hanya seorang ninja!"

"Sementara dia hanya seorang chef dan butler, dia hanya bisa menggunakan pisau untuk memasak. Aku bahkan tak bisa membayangkan jika dia terluka karena aku..."

Arya memutar bola mata. Silet kecil saja bisa sangat mematikan di tangan Errland. Oh, ya ampun....jadi maksud Lunette...

"Kau tega? Kalau aku yang terluka itu tak masalah bagimu?"

"Sudahlah, sudahlah, tak usah dipikirkan, sekarang kita harus cepat menuju butikmu dan aku ingin mengambil beberapa gaun batik yang kau tunjukkan sebelum pulang ke mansion!"

Lunette berpamitan kepada Ellen dan cepat-cepat menggandeng Arya keluar dari cafe yang telah dibookingnya secara privat hanya untuk menemui Ellen.

Sejenak Lunette menatap Arya. "Kau tidak menutupi wajahmu? Paparazzi mengikuti kita..."

"Justru karena ini bukan 'wajahku' makanya aku berani menunjukkannya. Bukankah aku seperti pangeran dari negeri dongeng daripada profesor kumal yang selalu berkutat di laboratorium membuat rancangan robot?"

 Bukankah aku seperti pangeran dari negeri dongeng daripada profesor kumal yang selalu berkutat di laboratorium membuat rancangan robot?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
US - Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang