~ Part 18 - Heurte ~

2.7K 378 106
                                    

Parce que ce monde me heurte.

Il blesse mes sens,

Il blesse ma raison,

Il blesse ma conscience.

Karna dunia ini menyakitkanku

Lukai rasaku,

Menikam logikaku,

Mengoyak kesadaranku

---

"Jadi, siapa dia, ibunda?" Anindita melirik Puspita sekilas sebelum menatap ibunya dengan mata bundarnya yang indah.

Ningrum tersenyum lembut pada putri semata wayangnya dan berujar, "Raden Ayu Padma Puspitaningdya adalah calon kakakmu. Dia adalah tunangan kangmas mu..."

"Oh, jadi ini calon istri kangmas Arjuna, dan yang sedang berdiri di pojok sana itu adalah pacarnya?" Anindita menunjuk perempuan bule yang tampak begitu cantik dalam balutan kebaya berwarna biru yang tengah berbincang dengan dua prajurit Wirobrajan. Sepertinya Anastasia tengah menanyakan tentang upacara Tingalan Jumenengan Dalem kepada para prajurit tersebut. "Anin bingung, ibunda..."

Puspita tersenyum simpul mendengar gadis cilik itu mereka-reka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puspita tersenyum simpul mendengar gadis cilik itu mereka-reka. Sementara kakaknya tetap tertunduk anteng dalam tatapan tajam ayahandanya.

"Kakakmu memang pandai berteka-teki, nduk. Entah permainan apa yang sekarang tengah ditebarnya," Sinuhun Majesty menatap putranya dan kemudian calon menantunya. Kenapa Puspita terlihat begitu tenang sementara Arjuna jelas mengundang Anastasia memasuki gerbang istana? Membawa Anastasia ke Kraton berarti Arjuna juga turut 'memperkenalkan' Anastasia ke publik. Sang Raja benar-benar tak dapat mengerti jalan pemikiran putra tunggalnya.

Setelah sejak kecil Arjuna memiliki sifat nyaris tak tercela, apakah ini waktunya sang putra mulai membuat skandal dan cerita cinta yang akan menghebohkan istana?

"Semoga perilaku Arjuna tidak menyinggung perasaanmu, Puspita..."

"Hamba tidak berkeberatan, Sinuhun Majesty. Jika tidak memiliki perasaan yang kokoh, maka hamba tidak pantas berada disini," Puspita tersenyum dan menunduk hormat kepada Sultan.

"Tetapi aku berkeberatan dengan adanya selir di Istanaku..."

Mendengar kata-kata ayahandanya, Arjuna mengangkat wajah. "Sebagai pangeran, hamba tidak akan pernah bisa mengangkat seorang selir, Romo. Itu adalah rencana yang masih dalam angan-angan jangka panjang. Hamba masih muda begitu juga dengan Anastasia. Sebaiknya kita tidak usah membahasnya dalam waktu dekat..."

"Hmm? Lancang sekali kau ngger? Maksudmu kau akan memilih selir segera setelah kau bertakhta?"

"Hamba tidak berani..."

Mendengar nada suara suaminya yang agak meninggi, Ningrum meraih jemari suaminya. "Sinuhun...ini adalah hari yang baik, bukan saat yang tepat untuk membicarakan itu sementara para tamu kehormatan masih berada di sekitar kita..."

US - Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang