~ Part 22 - Traverse ~

3.2K 389 194
                                    

Un flux qui nous traverse

Il est là et partout, en tout temps

Il est la force qui régit les choses

La force qui habite le plus petit

Gelombang yang merandai dalam diri kita

Cinta ada di mana-mana, setiap masa

Cinta, kekuatan yang mengatur segalanya

Kekuatan terkecil tersemai

---

Arya menatap sekelilingnya dengan waspada, dia memahami Gabrielle Luca adalah salah satu makhluk paling jenius di muka bumi ini, karena itu dia harus sangat berhati-hati. Diterbangkannya robot lalat The Fly yang dulu dikembangkan ayahnya dan ayah Lion dengan sangat hati-hati. Dia melihat pergerakan si lalat dengan kacamata canggihnya sehingga penampakan dari kacamata itu serasa dirinyalah sebagai lalat terbang yang canggih itu, tentu Ramadhan dan Luca telah memasang sensor yang sangat sensitif, mampu mendeteksi logam sekecil apapun dan melaporkan ke sistem keamanan rumah, tetapi Arya dengan cerdik telah memasang anti sensor di sayap si lalat, ya iyalah, masa Profesor robotik tidak memikirkan hal antisipasi dalam setiap keadaan. Ruang tamu kosong, Dhany sedang terlihat berbicara dengan istrinya di ruang baca dan Arya mengelus dada mendengar pak Ustadznya berencana untuk menyekolahkan Arsy keluar negeri.

Al-Azhar? Mesir?

"Jangan, nanti dia pulang, aku yang sudah jadi Sphinx!" erang Arya. "Nunggu dia selesai S1 dan on the way lamaran saja sudah membuat tubuhku mendidih, masa harus nunggu selesai S2, kapan kelarnya kisah cintaku, Tadz?"

Dicarinya dengan detail dari sudut ke sudut, lah dimana si cantik berpipi merah itu? Kenapa dia tak ada dimanapun? Ini kan bukan jadwalnya ke kampus, lagipula 'skripshit' nya yang bertele-tele dan menggunakan bahasa arab gundul yang membuat Arya agak 'mikir' saat penasaran membacanya, telah nyaris rampung. Skripsi tentang pengaruh sentimen agama dengan politik negara itu memang tema yang tengah dibahas Arsy untuk jurusan di Fakultas Studi Agama. Arya sudah membayangkan saat menikah nanti, dia akan mendapatkan istri yang soleha, penurut dan manis. Ah, pasti anaknya bakalan unyu-unyu, jika perempuan, pasti akan dipakaikan jilbab pink yang manis oleh Arsy, kalau lelaki pasti sangat lucu memakai koko mini dan kupluk yang imut. Arya tersenyum-senyum membayangkan anak-anak manis yang akan memanggilnya Abi, lalu memanggil Arsy dengan Umi, betapa manisnya...dia akan membuat rumah dengan nuansa Arabia, kalau siang bolehlah Arsy tampil seperti wanita anggun yang baik-baik dengan hijab lebarnya, kalau malam...

Arya mengenyahkan perempuan gemulai yang tengah menggodanya dengan tari perut ala gurun sahara. Dia harus konsentrasi mencari pujaan hatinya.

"Jangan-jangan di kamar mandi..."

Si lalat cukup lama meng nguing-nguing di depan kamar mandi di dalam kamar Arsy tetapi tidak mendengar suara apapun. Si lalat mengintip keluar jendela dan mendapati gadis itu tengah bermain ayunan di kebun sambil membaca buku di pangkuannya.

"Demi jenggot Merlin! Ngapain aku muter-muter di dalam rumah kalau tahu sejak tadi dia di kebon!" Arya 'menerbangkan si lalat kembali ke arahnya, mengemas lalat kecil ke dalam kotak beludru dan menaruhnya di saku. Sementara remote kembali ke bentuk jam tangan dan dipakainya di pergelangan tangan, entah Luca berada di mana, pokoknya si Italiano sedang tidak di rumah, jadi Arya memutuskan menemui Asya seperti biasa, dipanggulnya ransel dan dipakainya sarung tangan cicak juga dinyalakan anti sensor di jam tangan sehingga sistem keamanan rumah tidak akan mendeteksinya. Dalam sekali lompat, dia berhasil memasuki kebun dan mengejutkan gadis yang tengah asyik berkutat dengan bukunya.

Tapi aneh, kali ini selain istighfar, tidak ada omelan yang keluar dari bibir indah gadis itu, sehingga Arya berdiri dengan penuh tanda tanya karena Arsy menatapnya dengan mata bulatnya yang indah itu. Karena sang ayah memiliki darah Italia, kulit Assy tampak seperti gadis-gadis pada lukisan Michael Angelo, Arya masih mengingat bentuk rupa gadis itu saat tidak memakai hijab, dia satu-satunya lelaki yang pernah melihat wujud Arsy yang sempurna, dengan rambut hitam agak kecokelatan sepinggang, mengingatkan Arya akan lukisan-lukisan para gadis bangsawan di istana Versailles.

US - Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang