L'amour est encore là
Dans les tourbillons de l'histoire
Quand l'homme à la raison perdue
Se déchire et s'entretue
Cinta itu tetap ada
dalam pusaran sejarah
Ketika orang tersesat
Saling koyak dan saling bunuh
---
Arya Parikesit memandangi langit malam yang gulita, beberapa saat lalu dia keluar dari kamar dan menuju ke dapur Opal House untuk memesan kopi dan biskuit. Untuk membuang resah, dia melangkahkan kaki ke salah satu koridor dan memutuskan untuk menikmati minuman hitam pekat itu di beranda.
"Hujan, kopi dan mendengarkan musik..." seorang pelayan meletakkan dua cangkir kopi pekat dan setoples biskuit. Sementara sang pemilik Opal House menatap Arya sambil memperlihatkan biolanya.
"Aku dengar dari Pangeran Anom kau jago memainkan biola sejak SMA? Coba kau hibur aku sekarang..." Arya mengangkat mug dan menyeruput kopinya. Tak berapa lama terdengar rintik hujan yang membuat suasana menjadi terasa sendu, Arya merasakan jiwanya kesepian dan moodnya semakin berantakan. Tekanan udara yang menurun mungkin membuat tekanan darah di tubuhnya justru meningkat, kadar hormon leptin berkurang sehingga kepingan biskuit membuatnya merasa lapar.
Errland mulai menggesek biolanya. "Ini salah satu lagu lawas yang pernah dimainkan Ardan, judulnya 'Angin Pujaan Hujan' kayaknya cocok buatmu..." dan tak lama gesekan biola Errland yang legendaris mengalun pelan, menambah syahdu suasana beranda yang dikepung hujan. Arya menjadi teringat masa-masa kecilnya yang menyedihkan. Setiap kali hujan turun dan dia tengah enak-enaknya tidur dalam pelukan ibunya, tiba-tiba ayahnya datang dan dengan senyum lebar dipaksakan, Erlangga menimang tubuh Arya yang tengah ngantuk-ngantuknya.
"Aih anak bapak yang cakep, ada mainan baru noh di kamar, bapak belikan langsung dari Jepang, robot Gundam segede Gaban! Ayo lihat dong..."
Arya mengucek mata dan meraung, lebih nikmat bergulung di ketiak ibu daripada main Gundam apalagi di malam berhujan.
"Nggak mau! Arya mau sama ibu!"
"Aduh, gantian dong, masa kamu terus sama ibu, lah bapak kapan?!" Erlangga membopong Arya dan menaruh si anak di kamar, berteriak pada Pramudya untuk menemani Arya yang ngambek berat.
Dih! Kenapa malah mengingat masa lalu yang menyedihkan sih? Tapi hujan lebat di malam hari memang selalu membuatnya ingin membuang resah. Suara biola yang dimainkan Errland menambah galau hati Arya yang sejak tadi menatap ponselnya.
Ranum seperti anggur
Wajahmu membuai mimpiku
Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara
Rindu sepihak, apa rasa yang lebih menyesakkan dari itu? Berkata dan bertanya tanpa ada balasnya. Kalau saja ada kata-kata balasan, mungkin saja rindu itu akan hilang. Cerita dari satu arah ini kapan berakhir? Tetapi dia tak mau menyerah sebelum semua benar-benar berakhir. Walaupun Arsy memandangnya sebelah mata, dan juga bapaknya yang tampak enggan menyetujui hubungannya dengan sang putri yang dianggapnya masih terlalu kecil untuk menjalani kehidupan pernikahan. Selisih umur nyaris lima tahun dan Arsy memang masih begitu muda membuat Arya sulit untuk menawarkan pernikahan begitu saja.
"Errland..."
Lelaki itu menghentikan permainan biolanya saat melihat sesosok wanita bergaun krem susu mendekatinya dengan kaki telanjang seperti seekor kupu-kupu dengan langkahnya yang ringan. Melihat Lunette keluar kamar hanya mengenakan gaun tidur tanpa mantel tentu membuat Errland gusar, dia merasa tak rela jika lekuk tubuh gadis itu dinikmati oleh mata lelaki lain, tetapi sepertinya Arya masih terpaku pada ponselnya dan tak memperdulikan kehadiran Lunette.
KAMU SEDANG MEMBACA
US - Beautiful Liar
ActionPENGUMUMAN BUAT PEMBACA Untuk US Series Next Gen ini sebenarnya adalah BONUS BOOK dari ketujuh series sebelumnya, tentang anak dari : 1. Games of Love (Aryan Mahavindra/Delta Mahadewa) adalah Ardanial Mahavindra (Kartikeya) Kartike sendiri adalah na...