~ Part 10 - Sacrifier ~

2.8K 359 41
                                    

C'est cela l'amour

tout donner

tout sacrifier sans espoir de retour

Inilah cinta

untuk memberikan segalanya

untuk mengorbankan segalanya

tanpa keinginan sedikit pun

untuk mendapatkan imbalan

---

Isabelle mengerjapkan mata. Sebuah rasa menyergap. Sesuatu ... seseorang memeluknya lembut dan saat itulah Isabelle baru menyadari, dirinya terlalu lelap tertidur dan entah sejak kapan Ardan memeluknya dengan protektif seperti ini. cuaca yang dingin, tetapi dalam kamar yang begitu megah dan modern, mengalun lagu yang terasa begitu vintage meskipun Isabelle tidak memahami liriknya yang dalam bahasa Indonesia.

Aku ingin berjalan bersamamu

Dalam hujan dan malam gelap

Tapi aku tak bisa melihat matamu

Aku ingin berdua denganmu

Di antara daun gugur

Aku ingin berdua denganmu

Tapi aku hanya melihat keresahanmu

"Jangan bergerak, tetaplah seperti ini, aku masih mengantuk..." gumam Ardan begitu merasakan jemari Isabelle menyentuh lengan kekarnya dan akan menyingkirkan pelukan protektifnya.

"Bukankah ini sudah pagi? Aku harus menyiapkan sarapan dan obatmu..."

"Pelayan yang akan mengaturnya, kepalaku sedikit pusing jadi biarkan aku memeluk 'obat' ku yang sebenarnya..."

Isabelle menengadah dan menatap Ardan tak mengerti, hanya saja, tatapan teduh dan lembut lelaki itu membuatnya bingung, terlebih dengan alunan Jazz yang tenang mengalun dalam kamar.

"Ternyata, orang Indonesia juga mengenal musik Jazz yang indah? Tetapi kurasa ini lagu yang sangat lama..."

Ardan mengangguk. "Banyak orang bilang, aku menyukai sesuatu yang tua dan kuno karena jiwaku demikian tua. Isabelle, kadang aku bertanya-tanya, apakah kau tidak menyesal menikah dengan orang yang begitu tua sepertiku? Apa, yang membuatmu tanpa ragu memutuskan untuk mengikatkan diri seumur hidup denganku?"

Isabelle mengedikkan bahu. Lah, siapa juga yang mau menikah dengan Ardan? Jika bukan karena misi balas dendam, maka dia juga tidak akan berpikir untuk menikah apalagi di usia yang muda dan masih banyak hal yang harus diselesaikan.

"Mungkin, karena kau terasa begitu hangat dan romantis seperti lagu ini?"

Ardan tertawa. "Romantis? Kau merasakan lagu ini romantis? Kau mau tahu arti liriknya?"

Isabelle mengangguk dan Ardan menyenandungkan lirik dengan lirih, menyesuaikan dengan melodi yang mengalun tenang.

Je veux marcher avec toi

Sous la pluie et la nuit noire

Mais je ne vois pas tes yeux

Je veux être seul avec toi

Parmi les feuilles caduques

Je veux être seul avec toi

Mais je ne vois que ton anxiété

"Cukup menyedihkan..." Isabelle mengangguk kecil. "Tidak cocok denganmu. Melihat kondisi kamarmu ini, kupikir sejak lahir kau tak pernah memahami apa artinya penderitaan. Kau pasti menjalani hidupmu seperti raja kecil, tak pernah memahami apa itu lapar dan haus."

US - Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang