•5:benjol

24 6 0
                                    

Khm, votement:)

Fireflies

Keesokannya, dimana Cia berjalan menuju sekolah yang memang tak terlalu jauh dan tentunya bersama Elisa.

Mereka berbincang entah tentang hal apa, ouh ralat sepertinya Elisa yang bermonolog dan Cia hanya mengangguk tanpa tau jalan cerita apa yang Elisa bicarakan.

“duaar gitu kan terus kita pada ketawa dah parah si joni”teriak Elisa dan Cia menatap Elisa dengan judes karena jujur kini Cia sedang dalam tahap perempuan yang sesungguhnya, sedang halangan dan sulit dijauhkan.

“Cia, gue tuh ya masih gak percaya kalo Andhika tuh suka sama Kiana.” dan telinga Cia tiba-tiba tajam saat mendengar nama yang disebut Elisa.

“maksud lo?”Cia mengernyit seraya berhenti dari jalannya padahal beberapa langkah lagi mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.

“secara ya, Andhika sering sempetin buat ketemu lo walaupun dia tau dia punya pacar, ouh dan lagi kemaren gue juga liat Andhika senyum-senyum sembari natap lo, ehk gue yang baper dah”

Cia mengerling.

“emang dia lagi senyum-senyum aja kali ngejek gue yang ada,”elak Cia yang sebenarnya kini jantungnya sudah berdetak dan bertanya di dalam otak kosongnya tentu tak akan pernah terjawab.

“cih, dia sering khawatirin lo dia juga kadang perhatian kan beliin lo susu coklat dan kadang lo kasih gue gara-gara tu orang belinya lebih, ”Cia diam, ia tidak berfikir seperti itu tentang Andhika yang ia ingat Andhika memperkenalkan dirinya sebagai sahabat dan adik. Bukan sebagai perempuan.

Mereka kembali melanjutkan jalan dan terdengar motor menderung di belakang Cia dia tidak menoleh karena tak peduli.

Orang itu berbelok tepat di depan Cia membuat Cia sedikit terkaget, dia menatap pelaku yang kini tengah memarkirkan motornya.

Cia cepat-cepat pergi sebelum orang itu mendekat, bagaimana tidak kemarin mama nya Zia malah berbincang panjang dengan Alean dan Cia yang ingin mengambil brownies yang ada ditangan Alean hanya diam menatap ke dua orang itu.

Ditambah lagi, Zia juga meminta Alean untuk kembali jika ada waktu, dongkol.

Seperti ini perbincangan mereka:🙄

“hai”sapa Alean

Zia menatap Cia penuh tanya dan tersenyum ke arah mereka berdua.

“namanya siapa? Udah kenal Cia berapa lama? Rumahnya dimana? Nomor hape kamu bole minta?”tanya Zia bertubi-tubi dan Cia memandang mamahnya dengan ujung mata kenapa Cia harus memiliki keluarga yang aneh begini.

“Alean tante, ”jawab Alean apa adanya dan ia tersenyum palsu ke arah Zia, Cia tau itu ya aslinya mah ngejek Cia.

“uh gemes deh, jangan panggil tante mamah juga gak papa”celetuk Zia, dan Cia menoleh menandakan pertanyaan besar jika itu terjadi.

“uh dah dah, tukang go food nya mo pulang sana, sana”Cia mendorong Alean a.k.a mengusir.

“Duluan tantee, eh mamah”Alean menyalimi tangan Zia dan Zia tersenyum malu-malu.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang